18•Pertengkaran

21 4 1
                                    

Gabriel terlihat jelas sangat marah dan juga khawatir. Tetapi, kali ini aku benar-benar sudah melewati batas. Dan satu hal yang aku takutkan saat ini, aku akan di pulangkan ke Belanda.

"Jessica kali ini kamu benar-benar keterlaluan. Kamu gak bisa dong, kabur begitu saja dari rumah sakit. Kamu masih belum vit Jess. Please jangan kayak gini, kamu keterlaluan!" bentak Gabriel. Aku langsung berbalik dan menatap Rinn dengan tatapan tajam. Rinn hanya mengangkat bahu, dan tiba-tiba suara megerikan Gabriel kembali terdengar.

"Rinn tidak memberitahuku kalau kamu ada disini. Jess kamu itu orang gampang banget di baca. Setelah Kelvin meninggal kamu ingin mengetahui segalanya. Kenapa kamu mau tau semuanya Jess, kenapa?!" bentaknya sekali lagi.

Aku yang tadinya ingin memarahi Gabriel, mengurungkan niat. Tetapi, tiba-tiba Gabriel meraih tanganku dan menarikku unutuk keluar dan pulang kerumah atau setidaknya kembali ke rumah sakit.

Aku sudah muak dengan ocehan Gabriel. Aku melepaskan tanganya dengan kasar. Dan membalas bentakannya.

"Kenapa Ga? Kamu takut aku tahu semuanya? KAMU TAKUT AKU TAHU KALAU KELVIN ITU ADALAH ORANG TERPILIH? KAMU TAKUT AKU TAHU KALAU AKU PERNAH KECELAKAAN DAN MENDAPATKAN INGATAN TENTANG BELANDA YANG SEBENARNYA AKU TIDAK PERNAH LAKUKAN? KAMU TAKUT AKU TAHU AKU PERNAH KECELAKAAN? Apa yang kamu takuktan Ga? Apa salahnya aku tahu masa laluku, apa itu hal yang salah. Aku hanya ingin mengingat semua kejadian masa lalu dengan benar, bukan memori palsu yang ada di pikiranku saat ini. Kenapa kamu melarang Rinn, Ga? Kenapa?" Gabriel hanya mematung dan tidak ingin melawanku. Kali ini aku benar-benar muak.

Lalu aku mengeluarkan sebuah pernyataan dengan spontan. "Aku mau ke Belanda!"

"Jangan bercanda Jess," Rinn menimpali.

"Jess jangan bicara omong kosong," lanjut Gabriel.

"Apanya yang omong kosong Ga, Netherland is my land. Disana aku lahir apa yang salah?"

"Tapi Jess, kalo kamu tau semuanya, kenapa kamu mau ke Belanda dan menganggap Belanda adalah-"

Rinn memotong Gabriel secepat kilat. "Jess please, calm down. Udah lah. Kamu sudah tahu semuanya. Dan please jangan ke sana dulu. Kamu harus istirahat Jess. Aku yakin, kalau Kelvin disini dia akan sedih melihat kamu seperti ini."

Aku melihat Rinn melirik Gabriel dan saling bersitatap, aku tahu masih ada yang mereka sembunyikan. Tapi saat aku berniat untuk bertanya, semua keseimbangan tubuhku lumpuh dan membuatku pingsan.

Aku tersadar di dalam kamarku, itu lebih membuatku lega. Di kamarku ada Rinn, Gabriel, dan seorang gadis yang sepertinya pernah ku temui. Aku pun berusaha mengingat.

Flashback on~~~

Saat aku turun dari taksi dan berlari ke rumah Rinn, aku benar-benar buru-buru dan berusaha agar bisa sampai kesana dengan cepat. Tapi nyatanya tubuhku memang belum terlalu vit, aku terlalu memaksa. Dan saat aku oleng, aku tak sengaja menabrak seseorang.

Ia adalah seorang gadis dengan rambut pirang di girai, muka datar tapi terlihat menakutkan. Aku bahkan tak ingin berurusan dengannya, aku memilih berbalik dan kembali berlari ke rumah Rinn.

Flashback off~~~

"Kamu bukannya cewek yang aku tabrak tadi? Kok ada disini? Gabriel aku gak kenal dia loh. Kok kamu berani sih bawa orang asing masuk ke sini?" tanyaku penasaran.

Rinn dan Gabriel bersitatap lalu bersamaan mengatakan-
"Kamu tahu dia?" sambil menunjuk cewek yang ada di samping mereka.





TBC

Jaga kesehatan ya guys,

see you:)

BARCODE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang