Semalam saat sampai di rumah, aku langsung naik ke kamarku dan tidur. Aku sangat lelah. Dan Gabriel memilih untuk menginap. Jadi malam itu hanya menjadi malam yang normal di rumah.
Keesokan paginya. Aku bangun dan bersiap-siap untuk pergi menemui Sadya. Tetapi saat aku turun aku mendapati Sadya sedang duduk di ruang tamu.
"Hai," sapaku dan duduk di sampingnya.
"Hai," jawabnya dingin.
"Kenapa datang kesini kan aku bisa kesana saja." Aku memperbaiki ikat pinggang ku yang miring-miring, lalu terhenti mendengar perkataan Sadya.
"Aku ingin melihat kamar milik Kelvin." Dari tadi Sadya menatap ke arah tangga yang menuju ke kamar Kelvin. Aku tidak ada alasan untuk menahannya, jadi aku mempersilahkan.
Setibanya kami di lantai 2 tempat kamar Kelvin berada, Sadya tak basa basi dan langsung pergi ke kamar Kelvin, saat ingin membuka pintu dia meminta izinku terlebih dahulu.
Kamipun masuk. Dan aku baru sadar, setelah Kelvin meninggal aku tak pernah masuk ke kamar miliknya. Jadi, semua barang yang ada disini tidak berubah sama sekali.
Kamar Kelvin bernuansa biru navy, dan di hiasi oleh lampu kecil yang menjuntai-juntai. Foto-fotonya terpajang di satu meja yang sama. Disanalah Sadya pergi. Ia melihat dan meneliti satu-persatu foto milik Kelvin.
"Bolehku pegang?" tanya Sadya tanpa melihat kearahku.
"Iya boleh," jawabku.
Cukup lama ia melihat-lihat. Lalu ia tiba di depan sebuah lemari kecil yang berlapiskan kaca. Jadi, isinya terlihat. Di dalam situ hanya berisi foto keluarga.
"Bolehku buka?" tanya Sadya lagi.
"Iya," jawabku.
"Aku tidak meminta izinmu darimu." Sadya membuka lemari itu dan mengambil sebuah foto.
Mendengar jawaban Sadya tadi membuatku bingung.
Setelah Sadya puas melihat-lihat ia keluar tanpa sepatah katapun dan turun kebawah.
"Kau mau menemaniku pergi toko ArBi?""Tentu saja. Ayo!" ajakku.
"Tunggu!" suara seroang pria terdengar di belakangku. Saat aku berbalik aku mendapti Gabriel.
"Kau mau kemana Jes?" Gabriel menghampiriku.
"Aku ingin pergi dengan Sadya, kau tidak perlu ikut. Dan jangan buntuti aku. Ini perintah." Aku pergi meninggalkan Gabriel di belakang.
Akupun pergi dengan Sadya menuju selatan. Dan aku menceritakan kejadian semalam di subway. Setelah mendengarkan ceritaku ia menatapku.
"Ingatanmu kembali, tetapi ada hal lain yang ikut kembali." Sadya menatapku dalam.
"Apa itu?" tanyaku penasaran.
"Penglihatan."
TBC------
KAMU SEDANG MEMBACA
BARCODE [Completed]
Misteri / ThrillerKamipun memulai perjalanan kami. Memulai petualangan kami. Saat aku melakukan ini, apakah aku memiliki keraguan? Ketakutan? Resah? Tentu saja. Saat kami masuk kejalan raya, semua emosi itu berkecamuk. Dan sekali lagi aku memikirkan tentang Barcode...