THORN tampak sangat senang ketika melihat lampu berkedip hijau pada laptopnya. Tampaknya usaha Jaden dan RD berhasil. Ia segera mengirim pesan ke koordinat Headquarters, menyebutkan koordinat posisinya berada sekarang. Thorn masih menunggu sampai pesan itu benar-benar terkirim, ketika ia mendengar suara di atap. Ia mengeceknya, Jaden baru saja tiba dan masuk melalui jendela kamarnya.
Thorn melihat wajah Jaden tampak sangat panik. Ia juga pulang sendirian.
"Mana RD, apa yang terjadi?" tanya Thorn ketika menyadari ada yang tidak beres.
"Kami ketahuan. Mereka menahan RD."
"Apa?"
"Anak itu masih saja suka berbuat nekat. Harusnya ia tidak membiarkan dirinya ditangkap dan membiarkan aku pergi meninggalkannya sendirian di sana!" Jaden tampak sangat kesal, ia mendengus marah sambil memukul daun jendela di sampingnya. Ia teringat bagaimana RD ditodong oleh dua orang tadi.
"Tenang...aku mengerti maksud RD. Dia memang agak ceroboh, tapi dia sudah bertindak benar. Salah satu dari kalian memang harus bisa keluar agar kita bisa segera menyelamatkannya." ucap Thorn yang diikuti oleh anggukan pelan Jaden.
---
Ross masih saja merasa cemas. Sudah hampir dua hari ia tidak bisa menghubungi RD. Rasa cemas dan penasaran mendorongnya untuk bergegas keluar dari kamarnya. Ia menuju ruang kerja ayahnya, siapa tau dia bisa menemukan sesuatu dari sana.
Setelah itu ia baru masuk ke ruang kerja ayahnya. Ia sendiri sebenarnya belum tahu pasti, apa yang hendak dicarinya di sana. Tapi ia tetap mencari sesuatu di laci dan lemari kecil di bawah meja kerja ayahnya.
"Apa yang kau lakukan di situ, Ross?" Sebuah suara mengagetkannya.
Ross mendongak, kepalanya sempat terbentuk meja dengan agak keras ketika ia melihat sosok ayahnya telah berdiri di dekatnya dengan wajah yang tegang.
"A-ayah..." sahut Ross gugup, lalu ia perlahan keluar dari bawah meja tersebut.
Mr. Barnet memandang tajam pada anaknya yang kelihatan sangat kikuk karena baru saja tertangkap basah olehnya.
"Uhm...nggak ada, yah. Uhm... Ross keluar dulu ya?" sahut Ross sambil buru-buru hendak meninggalkan ruang kerja ayahnya.
"Tunggu!" panggil Mr. Barnet. Ross menghentikan langkahnya.
"Apakah ini yang kau cari?" ucap Mr. Barnet sambil menunjukkan beberapa lembar foto.
Ross berbalik ke arah ayahnya. Mencoba melihat dengan lebih dekat, siapa yang ada dalam foto tersebut.
Mr. Barnet meletakkannya di atas meja sehingga Ross bisa melihat foto-foto tersebut dengan lebih jelas. Raut muka Ross tampak pucat. Ia memandang ayahnya dengan tatapan kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT A MONSTER [END]
Любовные романы"Cinta itu universal, tak mengenal batas dan perbedaan" Louis seorang gadis biasa yang kebetulan berprofesi sebagai penyanyi di sebuah club malam secara tak sengaja bertemu dengan sesosok pria misterius yang menyelamatkannya dari gangguan preman jal...