PAGI itu hujan baru saja reda, sisa-sisa air hujan semalam meninggalkan aroma khas petrichor yang menenangkan. Halaman rumah sakit pun masih basah, menyisakan genangan di beberapa tempat.
Beberapa mobil SUV hitam tampak beberapa kali menurunkan penumpang dengan seragam hitam yang tergesa masuk ke dalam rumah sakit. Kabar meninggalnya salah satu intruder sampai juga pada SRA dan jajarannya. Reno beserta anak buahnya buru-buru datang ke rumah sakit untuk memastikan kondisi di sana.
Para intruder tengah berduka, mereka berempat telah merelakan salah satu teman mereka pergi. Dengan bantuan pemerintah dan Tim SRA, jenazah Thunder dimasukkan ke dalam sebuah capsule pendingin, rencananya akan dibawa pulang ke Sternmost—seperti keinginan terakhir sebelum Thunder tiada.
Wajah-wajah berduka menyelimuti keempat intruder, Reno dan istrinya, serta Ross—yang ikut datang ke rumah sakit begitu mendengar kabar tersebut.
Jenazah Thunder mendapat penghormatan terakhir dari perwakilan pemerintah dan SRA dengan diadakan upacara doa dan pemberian karangan bunga di ruangan khusus di aula rumah sakit tersebut.
Natalie tak bisa berhenti menangis, di sudut aula ia hanya bisa terduduk lesu menyaksikan beberapa orang memberikan penghormatan terakhir di depan capsule Thunder. Masih jelas dalam ingatannya, bagaimana awal ia mengenal Thunder, pemuda tampan yang usianya jauh lebih muda darinya itu bahkan bisa memperlakukannya dengan sangat manis.
Kesalahpahaman pada awal perkenalan yang akhirnya justru semakin mendekatkan mereka berdua, hingga pemuda intruder itu yang terang-terangan mengakui mencintainya itu—tak dapat hilang begitu saja dari ingatan Natalie. Hingga ciuman terakhirnya yang ia balas, masih terasa hangat di bibirnya. Dada Natalie terasa hendak meledak bila mengingat itu semua.
"Thunder, I will keep you in my deepest heart. Pergilah dengan tenang, aku akan hidup dengan bahagia, seperti yang kamu inginkan sebelumnya. Terimakasih sudah mencintai dan memahami aku selama ini," lirih Natalie yang kali ini tengah meletakkan bunga sebagai penghormatan terakhir pada jenazah Thunder.
Reno memapah istrinyanya yang nyaris tak bisa berdiri karena lemas setelah menangis seharian pun memahami situasinya. Tak ada lagi cemburu dan amarah, ia telah mengikhlaskan semuanya.
Di sudut lain ruangan itu, RD tampak duduk dengan lesu didampingi Ross. Kehadiran gadis itu bisa sedikit mengikis kesedihan dan amarah RD yang begitu meledak-ledak. Kalau tak ada Ross mungkin dia sudah pergi entah kemana mencari Jared untuk membalaskan dendam atas kematian sahabat baiknya.
Ross menenangkan kekasihnya dengan memegang tangannya dan membisikkan kata-kata yang menenangkan perasaan. Gadis itu membiarkan kepala kekasihnya terkulai di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT A MONSTER [END]
Romance"Cinta itu universal, tak mengenal batas dan perbedaan" Louis seorang gadis biasa yang kebetulan berprofesi sebagai penyanyi di sebuah club malam secara tak sengaja bertemu dengan sesosok pria misterius yang menyelamatkannya dari gangguan preman jal...