9. The Kiss

65 21 0
                                    

Vote dulu sebelum baca ya? Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu sebelum baca ya? Terimakasih

---


SETIBANYA di markas, Thunder segera membaringkan Jaden yang terluka di atas tempat tidurnya. Darah mengalir deras dari bahu kirinya. Xeon segera menyalakan lampu kamar dan membuka baju Jaden.

Beberapa kali Jaden terbatuk dan mengeluh sesak nafas. Xeon merasa curiga, kalau hanya peluru biasa Jaden tidak mungkin selemah ini. Ia kemudian melakukan pembedahan pada luka Jaden dan mengeluarkan pelurunya.

Sementara ketiga temannya yang lain melihatnya dengan cemas. Mereka lebih mempercayakan hal itu pada Xeon yang telah berpengalaman menangani orang terluka sebelumnya.

Xeon kemudian memberikan peluru itu pada Thorn, lalu mengobati dan membalut luka di bahu Jaden. Setelah peluru dikeluarkan dari tubuhnya, Jaden terlihat lebih tenang dari sebelumnya, nafasnya pun terlihat lebih stabil.

"Xeon, kau harus melihat ini," ucap Thorn yang membawa Xeon ke meja kerjanya.

Xeon memperhatikan peluru yang sudah dibongkar oleh Thorn, ia mendesis marah, "Brengsek, mereka memakai peluru dengan pitchblende powder."

"Tidak hanya itu, lihat! Peluru ini terbuat dari logam dengan campuran depleted uranium," imbuh Thorn.

"Pantas saja Jaden jadi selemah tadi. Mulai sekarang kita harus hati-hati dengan SRA, terutama dengan orang itu, Reno!"


---


Sekitar pukul tiga sore, perkuliahan usai. Louis yang dari pagi tidak bertemu Alex kemudian memutuskan untuk segera pulang.

Ketika melewati kompleks pertokoan dekat stasiun, Louis melihat RD tengah berada di depan sebuah apotek. RD tidak melihat Louis yang sedang berjalan ke arahnya, ia kelihatan tengah berbicara di telpon dengan seseorang.

Louis menghampiri RD kemudian menepuk pundaknya dengan keras.

"Hai!"

RD tampak kaget dengan teriakan dan tepukan di pundaknya yang tiba-tiba. Ia sempat akan memaki, tapi ketika dilihatnya itu adalah Louis, ia jadi balik menyapa.

"Louis, kau membuatku kaget saja."

"Apa yang kau lakukan di sini, kau sendirian?" tanya Louis sambil melihat ke sekeliling.

"Ya." RD melanjutkan pembicaraannya di telpon sejenak sebelum akhirnya menutup telponnya.

"Kamu mau beli obat?" tanya Louis yang secara tak sengaja mendengar percakapan RD di telpon.

"Eh...iya..." sahut RD gugup.

"Obat apa? Buat siapa?" tanya Louis dengan gaya menyelidik karena curiga dengan tingkah teman barunya.

I'M NOT A MONSTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang