25. I'm Not A Monster

57 18 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


PAGI HARINYA Jaden terbangun lebih awal. Kemampuan tubuhnya memulihkan diri termasuk cepat. Suntikan penawar yang diberikan terakhir kali oleh Xeon membuat pengaruh pitchblende uranium di tubuhnya benar-benar hilang.

Jaden hendak beranjak dari tempat tidur ketika menyadari di sebelahnya, Louis tengah tertidur dengan lelap memeluk lengan kanannya. Jaden tersenyum memandang wajah Louis yang masih terlelap, dibelainya pipi kiri Louis dengan punggung tangan kirinya, begitu lembut. Louis menggeliat pelan, masih dengan mata tertutup ia tersenyum. Kelihatannya gadis itu sedang bermimpi indah, seindah malam penuh cinta yang mereka ciptakan semalam. Jaden mengecup pelan kening Louis, sebelum dengan perlahan beranjak dari tempat tidur dan mengenakan bajunya yang berceceran di lantai kamar.

Yang dituju oleh Jaden begitu keluar dari kamar adalah dapur, ia mengambil segelas air putih dan melakukan sedikit peregangan pada tubuhnya.

"Waaahhh, rupanya pengobatan semalaman yang dilakukan gadis itu pada tubuhmu benar-benar luar biasa..."

Jaden terkejut dengan kedatangan RD yang tiba-tiba di belakangnya.

"Apa maksudmu..?" tanya Jaden kikuk.

RD tertawa tertahan melihat wajah Jaden yang berubah jadi merah dan kikuk itu. Hanya dengan melihat reaksi sahabatnya itu, ia bisa menebak apa yang telah terjadi diantara dua sejoli yang sedang dimabuk cinta itu.

"Itu-tak seperti apa yang kau bayangkan..." sungut Jaden membela diri.

Kemudian Thunder dan Xeon muncul juga di dapur kecil itu.

"Wow, lihat siapa yang sudah kelihatan segar bugar sekarang. Kau tidak terlihat seperti orang yang baru sekarat kemarin malam." Kali ini Thunder mengomentari.

Xeon ikut tersenyum melihat kedua temannya tengah meledek Jaden.

"Kau kelihatan jauh lebih baik, aku ikut senang melihatnya." Xeon menimpali.

Jaden mengangguk, dia tak tahu lagi harus berkata apa di depan teman-temannya. Ia tak mampu mengelak dari ledekan mereka.

"Terimakasih, kalian sudah berusaha begitu keras menyembuhkanku. Xeon, RD, Thunder, dan...mana Thorn?" Jaden melihat ke sekeliling ruangan, yang belum tampak memang hanya Thorn.

"Dia semalaman mengutak-atik triangle disc nya," sahut Xeon.

"Hmm," Jaden mengangguk. "Yang pasti tanpa kalian mungkin aku sudah mati di lokasi pertempuran itu. Aku lega kalian semua tidak apa-apa."

"Kau nekat sekali, selubung magnetic yang mereka pasang malam itu tebal sekali." RD berkomentar.

"Aku tahu, tapi kalau tidak begitu kita selamanya akan terkurung di dalam. Pasukan mereka makin banyak yang datang, kalian lihat pasukan udaranya kan?"

Ketiga temannya kompak mengangguk.

"Kalau Jaden tidak berusaha membobol selubung itu, mungkin aku pun akan kesulitan masuk malam itu. Jaden benar, pasukan mereka semakin banyak. Mereka sudah merencanakan serangan malam itu dengan matang. Mereka hanya tidak mengantisipasi kedatanganku dari luar area." Xeon memberikan argumennya.

I'M NOT A MONSTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang