Vote dulu yuk sebelum baca. Terimakasih
XEON tiba kembali di markas pagi harinya setelah dua malam tidak pulang. Ia datang untuk menemui Jaden.
"Aku ingin bicara sesuatu." Xeon mendahului Jaden yang hendak bicara.
"Ya?" sahut Jaden.
Untuk sesaat Xeon memandang sahabatnya dengan serius, ia terlihat mengumpulkan keberanian dan tekadnya demi Louis. Ia tahu, Jaden bisa membaca pikirannya, oleh karena itu Xeon berusaha konsentrasi sepenuhnya melawan tatapan mata Jaden.
"Ada apa denganmu?" tanya Jaden menyadari Xeon berusaha melawan tatapan matanya.
"Ini tentang Louis..." lanjut Xeon.
Jaden melengos, ia langsung tahu kemana arah pembicaraan itu.
"Kalau tentang Louis sebaiknya tak usah kau lanjutkan. Masalahku dengannya sudah selesai," sahut Jaden dingin.
Xeon tampak kesal mendengar ucapan Jaden. Sahabatnya itu sama sekali belum berubah, angkuh dan dingin. Ia jadi teringat Louis, gadis itu pasti telah dibuat sangat kecewa oleh sikap Jaden.
"Aku tahu kau bisa membaca maksudku dengan jelas, tapi aku akan tetap mengatakan ini padamu. Jangan menyakiti perasaan Louis, dia hanya ingin tau kau mencintainya atau tidak?" lanjut Xeon.
Jaden menghela napasnya. Ia bisa melihat perhatian Xeon sangat besar terhadap Louis. Lalu ia bertanya, "Kau mencintainya?"
"Ini bukan tentang aku, tapi kamu dan Louis," kilah Xeon.
"Dengar, kita punya masalah yang lebih serius. Jangan lengah dengan hal seperti ini, mengerti?" tegas Jaden. Ia sebenarnya agak tidak suka ketika mengetahui bahwa Xeon pun menyukai Louis.
"Oke aku tahu, tapi itu bukan alasan untuk membuat kita tidak peduli pada hal lain. Cobalah untuk memandang masalah dari dua sisi. Louis juga punya perasaan, jadi jangan selalu egois dengan prinsipmu!"ucap Xeon dengan nada tinggi, ia kelihatannya sudah sulit mengendalikan emosinya melihat keangkuhan Jaden.
"Kau tidak tau apa-apa!!" balas Jaden dengan suara tinggi pula.
Suara pertengkaran Jaden dan Xeon di dalam kamar terdengar sampai ke kamar Thorn. Ia sangat kaget dan segera keluar dari kamarnya menuju ke kamar Jaden. Tepat ketika hendak masuk, pintu kamar Jaden terbuka. Xeon keluar dengan wajah merah, terlihat sangat marah.
Sementara di dalam kamar, Jaden berteriak dengan kesal sambil memukul meja dekat tempat tidurnya.
Xeon terus pergi, ia tidak mempedulikan Thorn yang memanggilnya berulang kali. Saat itu ia benar-benar marah dan tersinggung oleh sikap dan ucapan Jaden. Selama ini ia menjadi tangan kanan Jaden, tapi tidak pernah bisa menyelami perasaan Jaden, begitu juga sebaliknya. Jaden sepertinya tidak pernah bisa mengerti perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT A MONSTER [END]
Romance"Cinta itu universal, tak mengenal batas dan perbedaan" Louis seorang gadis biasa yang kebetulan berprofesi sebagai penyanyi di sebuah club malam secara tak sengaja bertemu dengan sesosok pria misterius yang menyelamatkannya dari gangguan preman jal...