MOBIL RENO berhenti di basement parkiran apartemennya. Ia mematikan mesin mobilnya kemudian melirik jam tangannya, 5:32 a.m.
Reno kemudian keluar dari mobilnya, berdiri sejenak di dekat pintu. Tangannya terulur ke saku dalam jas nya, memastikan hand gun nya masih terselip di sana. Pandangannya tampak penuh konsentrasi ke sisi belakang sebuah mobil yang berada di seberangnya.
"Keluarlah..!" ucapnya sambil menyiapkan hand gun nya.
Melalui detector watch nya, Reno memang sudah mengetahui kalau sejak tadi sesosok intruder mengkutinya.
Sosok yang masih berupa bayangan itu akhirnya mendekat, menampakkan diri secara nyata di depan Reno untuk pertama kalinya. Ia berjalan pelan dan penuh kewaspadaan.
Reno mengernyit ketika melihat sosok yang berjalan menghampirinya. Ia mengenalinya sebagai pimpinan intruder yang beraura biru. Berada sedekat itu dengan sosok yang selama ini jadi buruannya, membuat Reno menyadari bahwa intruder ini benar-benar mempunyai kharisma yang membuatnya sempat agak ciut nyali. Namun ia segera berusaha menguasai emosinya.
"Ha, rupanya itu kau, Jaden," Reno sekarang tengah mengarahkan hand gunnya ke sosok yang ada di depannya.
"Aku datang baik-baik," Jaden mengangkat kedua tangannya sebatas pundaknya, menunjukkan bahwa ia tidak bermaksud menyerang.
"Tidak usah beralasan, mana mungkin monster seperti kamu datang dengan baik-baik?" Reno tetap bersiaga. Ia masih kesal dengan kejadian penyerangan kemarin yang menyebabkan beberapa anak buahnya meninggal dan terluka. Ia juga heran, kenapa Jaden tampak baik-baik saja, bukankah kemarin tembakannya mengenai daerah yang cukup vital?
"Aku serius. Bukankah kalau aku mau melukaimu bisa dari tadi? Sekarang pun sesungguhnya bisa."
Kata-kata Jaden memang benar, Reno membatin. Tak ada yang mustahil apalagi sekarang yang ia pegang adalah senjata biasa yang tidak memakai peluru khusus.
Reno memasukkan kembali hand gun nya ke dalam saku jasnya, lalu bertanya, "Ada apa kau datang menemuiku?"
"Sebenarnya banyak kesalahpahaman terjadi, kami tak bermaksud jahat pada kalian—penduduk bumi. Kau tahu kami hanya tidak bisa pulang karena pesawat kami rusak..."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT A MONSTER [END]
Romance"Cinta itu universal, tak mengenal batas dan perbedaan" Louis seorang gadis biasa yang kebetulan berprofesi sebagai penyanyi di sebuah club malam secara tak sengaja bertemu dengan sesosok pria misterius yang menyelamatkannya dari gangguan preman jal...