Dor!!
Dor!!
Dor!!
Dor!!
Dor!!
Dor!!
Dor!!
Dor!!
"SETAN!!"
Deru nafas lelaki itu memburu dengan mata berapi-api saraya tak henti menghabiskan peluru ke segala arah namun anehnya tepat pada titik sasaran.
Laki-laki yang kerap disapa Hyunjin itu terus melampiaskan amarahnya hanya karena misi anak buahnya gagal total dan mungkin tak akan lama lagi kebusukan dirinya akan segera diketahui oleh polisi.
"SETAN SIALAN SEMUANYA!!!"
Dor!!
Dor!!
Dor!!
Dor!!
"Hyunjin! Berhenti!"
Mendengar panggilan dari suara tak asing iru spontan ia menurunkan pistolnya, nafas yang menderu itu kini sedikit lebih tenang.
Namun itu hanya sesaat karena begitu ia balik badan dengan sigap Hyunjin menodongkan pistol tepat ke pelipis perempuan itu.
"Apa?! Mau tembak aku?!" tantang perempuan itu tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Hyunjin berdecih remeh lantas menurunkan pistolnya, "Ya, suatu hari aku pasti akan membuat mu mati ditangan ku"
Perempuan itu hanya menganggap angin lewat mendengar kalimat yang sama dari mulut Hyunjin.
"Lihat waktu dong ini baru jam tujuh pagi ngapain kamu tembak-tembakan gak jelas. Kasihan Seulbi dia masih tidur"
"Malam ini aku pergi, selama lima hari" ujar hyunjin tanpa mempedulikan ujaran perempuan itu sebelumnya.
"Sudah berapa kali ku bilang kamu harus berhenti dari pekerjaan hina itu! Kenapa gak pernah dengerin aku sih?!" tuntut perempuan itu.
Hyunjin melangkah lebih dekat pada perempuan itu. Mensejajarkan wajahnya dengan perempuan itu.
"Kita sudah sepakat untuk tidak mengusik kesenangan kita masing-masing" gumam hyunjin penuh penekanan dengan mata elangnya yang dibalas dengan sorotan mata tajam perempuan itu.
"Tapi itu sama saja membahayakan nyawa kamu. Berhentilah dari pekerjaan itu, aku tidak mau melihat mu pulang dalam keadaan gak bernyawa"
"Tenang saja aku gak semudah itu untuk mati!" Ujar hyunjin menyeringai. Lantas mengambil langkah pergi dari hadapan perempuan itu.
"Aku hanya gak mau suatu saat nanti, seulbi tahu kalau ayahnya seorang pembunuh" Gumam perempuan itu yang membuat langkah hyunjin spontan terhenti.
Lalu secara bersamaan mereka berdua kembali saling menghadap, dan Hyunjin berdecak tak suka.
"Aku juga tidak mau mengkhawatirkan papa mu, ingat kondisi papa" ujar perempuan itu lagi.
"Sejak kapan kamu peduli tentangku? Jangan pernah bahas si tua itu, paham"
"Setidaknya ingat seulbi" lirih perempuan itu malas, lalu melipat kedua tangannya didepan dada.
"Seulbi bukan anakku, dia hanya anak yang kamu pungut dari sampah. Dan aku gak pernah suka dia ada di rumah ini"
"Itu karena kamu gak pernah nyentuh aku sejak kita nikah. Aku ingin punya anak tapi mengingat kita gak pernah saling menyukai jadi gak akan mungkin sejauh itu, --dan itu hanya akan menjadi sebuah lelucon selamanya" ujar perempuan itu seraya tertawa pelan dengan tatapan menusuk.
Hyunjin memandang malas perempuan itu lalu hendak pergi. Namun, langkahnya kembali terhenti karena seorang anak kecil tiba-tiba menyambut pendengaran nya.
Buru-buru pistol yang dipegangnya kembali ia masukan kedalam saku jaketnya.
"Ayaaaaaaaaahhhh" teriak gadis kecil itu sambil berlari menghampiri hyunjin dengan kegirangan.
"Aku kangen ayaaaahh, ayah kemana aja. Apa pekerjaan ayah banyak banget sampai ayah jarang pulang" ujar gadis kecil itu mendongak menatap hyunjin dengan sorotan mata yang berbinar.
Hyunjin melepaskan tangan gadis kecil itu, kemudian berjongkok sehingga bisa mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu.
Lelaki itu tersenyum lebar lantas memegang kedua bahu si gadis kecil.
"Iya, pekerjaan ayah banyak banget. Jadi ayah sering ketiduran di tempat kerja, sini peluk ayah" ujar hyunjin lembut kemudian mendekap anak itu.
Perempuan yang kini tengah melihat akting dari seorang Hyunjin itu berdecih pelan dengan remeh.
Oh sungguh, rasanya perempuan yang bernama Jeon Heejin itu ingin sekali menendang hyunjin dari rumah ini.
Dia muak melihat suaminya bersikap so hangat didepan anak gadisnya yang memang pada nyatanya dia tidak menyukai kehadiran anak itu.
Setelah cukup berpelukan, hyunjin kembali melepaskan seulbi dan tersenyum hangat.
"Seulbi ke kamar duluan ya, nanti ayah nyusul" pinta hyunjin lembut.
Seulbi geleng-geleng, "nggak, aku mau main sama ayah. Seulbi kangen ayah" ujar gadis kecil itu sembari cemberut.
Hyunjin mengusap lembut rambut gadis kecil itu lalu tertawa kecil, "iya nanti ayah yusul dan main sama seulbi, tapi sekarang ayah harus bicara dulu sama bunda"
Seulbi mengangguk paham dan terkekeh sebelum pergi dari hadapan orang tua angkatnya.
Setelah benar-benar menghilang dari pandangan mereka, Heejin bertepuk tangan keras nan slow, ia menyeringai menatap hyunjin.
"Memang kamu pantas disebut sebagai aktor dengan penghargaan terbaik Wow... bahkan kamu bisa berakting sebagus itu didepan anak aku, tidak memikirkan jika suatu hari seulbi tahu bahwa ayah angkatnya tidak pernah menyayangi nya"
Hyunjin tidak menggubris ucapan Heejin yang terdengar mengejek itu, ia memandang datar perempuan itu lalu melangkah pergi.
"Hey, mau kemana????.. kamu harus tepatin kata-kata mu tadi, bermain sama seulbi" teriak Heejin.
"Mainan gue mutilasi orang" Ketus Hyunjin berjalan gontai memasuki rumah.
Heejin menyusul hyunjin kedalam, lalu ia berhasil meraih lengan hyunjin.
"Yak! Jangan bercanda seperti itu" gumam Heejin tidak suka.
Hyunjin melirik tangan perempuan itu yang mencekal lengannya lalu di hempas kasar.
"Jangan pernah pegang tangan ku kecuali saat didepan orang tuaku, itu menjijikkan"
Heejin mendengus seraya memutar bola matanya, "Kata menjijikan itu menyakiti hatiku tau gak" lirih Heejin kesal.
"Kenapa bisa? Sepertinya kamu mulai menyukaiku?"
"Tolong jaga ucapan kamu, perkataan aku tadi tidak ada hubungannya dengan suka-sukaan. Lagian aku tidak akan pernah menyukai laki-laki pembunuh seperti mu"
"Jaga ucapan mu juga yang bikin rasanya aku ingin membunuh mu saat ini juga" desis Hyunjin.
"Yayaya terserah, tapi aku mohon bermainlah walau sebentar sama seulbi dia benar-benar merindukanmu. Bunuh orang nya jangan sekarang" lirih Heejin dengan pandangan memohon menatap Hyunjin.
"Ck! Iya-iya, aku harus syuting hari ini, jadi aku hanya bisa bermain sebentar"
"Asalkan temani seulbi aja dulu, setelah itu terserah kamu mau kemanapun aku gak peduli mau bunuh orang ataupun itu "
"Aku lapar. Buatin aku makan sebelum aku pergi, bunuh orang juga butuh tenaga" ujarnya seraya melangkah masuk ke kamar seulbi.
Heejin mendengus kecil, ia sangat tidak menyukai hyunjin. Selain selalu kasar padanya, pekerjaan nya pun sangat menakutkan.
______
Revisi 23 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK DEATH | Hyunjin
Teen Fiction[END]-membunuh dengan melibatkan perasaan itu, akan sia-sia! #Masih tahap revisi Star revisi : 23 Januari 2022 End : -