1.6

467 75 14
                                    

Double Up! Baca part sebelumnya yaa hehe..

||

Hyunjin memberhentikan mobilnya di samping stasiun kereta api yang sudah tidak beroperasi.

Lebih tepatnya dia harus kembali melangkah masuk dan turun ke rel kereta api bawah tanah, dimana ada seseorang yang akan dia temui.

Tanpa rasa takut dan berhati-hati hyunjin mulai turun ke pintu masuk menuju bawah tanah.

Pip

"Aku sudah dibawah, kalian dimana?" Ujar Hyunjin melalui chip yang sudah terhubung dengan dua rekannya.

"...."

Pip

Hyunjin terus melangkah lurus dengan cepat hingga alas sepatu yang bergesekan dengan batu krikil begitu nyaring terdengar di tengah-tengah lorong yang amat sepi.

Tidak lama, akhirnya Hyunjin menemukan sebuah mobil box cukup besar yang kalau dilihat dari luar sudah seperti rongsokan.

Hyunjin menggedor-gedor box tersebut dari belakang.

Dan keluarlah pemuda berambut blonde yang berwajah bule.

Dia mengulurkan tangannya, "naiklah"

Hyunjin menerima uluran itu dan masuk dengan sekali tarikan pemuda itu kedalam mobil tersebut. Pemuda itu kembali menutup pintu dan menggembok nya.

"Apa tempat persembunyian disini aman? Bagaimana kalau petugas keamanan berpatroli di wilayah sini?"

Tanya Hyunjin sembari matanya menyapu bersih yang terdapat hanya satu ruang.

Satu ruang-- namun isinya hampir penuh dengan komputer dan alat elektronik lainnya yang menyangkut untuk seorang hacker.

"Untuk saat ini aman, kita juga akan berpindah tempat nanti" sahut masih pemuda yang tadi.

"Haechan mana?" Tanya Hyunjin.

"Boker dia-- habis makan Ramyun tiga mangkuk"

"Thanks udah datang, gue bener-bener seperti tengah terjebak"

"Duduklah, lalu cerita"

Hyunjin langsung mendudukan bokongnya di atas sofa.

"Jadi apa masalahnya? Gue yakin Lo gak bakal manggil kita kalau situasinya gak terlalu kacau"

"Gini Fel-- Mr. Park ngancam gue kalau gue gak akan pernah bisa pulang ke Indonesia sebelum melenyapkan Elle. Dia marah besar karena aku gagal dalam misi. Lalu di Indonesia pekerjaan gelap gue sedang di selidiki oleh polisi-- Dan...."

"Dan?"

"Kemarin Heejin hampir mati oleh anak buah Elle-- kayaknya Elle ngincer Heejin"

Felix menghela nafas berat, " Masalah datang secara bersamaan dalam satu waktu"

Cklek

Keluarlah seorang Haechan dari toilet kecil sambil memegangi perutnya dengan raut muka yang terlihat lega.

"Eh Haje udah dateng Lo, mana isteri Lo yang cantik itu--"

Sambut Haechan, ikut duduk di sebelah Felix.

"Ngapain nanya isteri gue?" Tanya Hyunjin sinis.

Haechan nyengir, "selama hidup sebagai hacker, gue gak pernah ketemu cewe manapun untuk diajak kencan selain mbak kasir kalo beli makanan. Jadi--"

"Lo mau kencan sama isteri gue??!" Ujar Hyunjin tak suka, matanya menatap nyalang Haechan.

"Gak usah melotot gitu, ngeri tau. Gue cuma butuh semangat dari aura perempuan. Pengen liat secara langsung aja, bosen liat Joy RV dilayar mah"

"Ck.. gak ada, dan gak akan gue biarin lo ketemu isteri gue"

"Heueleuh yang masih bucin, seneng banget kan dijodohin sama cewek yang ternyata Lo suka pas SMA. Gue yakin rumah tangga kalian menyenangkan"

Mendengar celetukan Haechan, hyunjin langsung mencakar lengan pemuda itu.

"SAKIT BEGO!" pekik haechan meniup memar cakaran hyunjin dilengannya.

"Lah bukannya kebalik yaa-- Heejin itu kan--"

"KALIAN NGEBAHAS ITU LAGI, GUE ROBEK TU MULUT"

keduanya langsung bungkam mendengar ancaman Hyunjin.

"Ja-di gimana, apa masalah lo--?" Tanya Haechan menghilangkan rasa takutnya pada Hyunjin.

"Gue undang kalian buat cari solusi" sarkas Hyunjin.

Felix pun kembali menceritakan awal masalah Hyunjin sekarang.

Setelah paham, Haechan berdiri yang diikuti Felix dan Hyunjin.

Dia duduk didepan komputer nya begitupun dengan Felix yang duduk juga didepan komputer nya

dan Hyunjin berdiri diantara keduanya dengan sedikit mencondongkan badannya, menopangkan kedua telapak tangannya pada senderan kursi mereka.

Dengan mengetik 10 jari, haechan berhasil mendapatkan profil Elle dalam beberapa detik.

Dengan detail Hyunjin membaca setiap informasi milik Elle.

"Hanya itu?" Tanya Hyunjin.

Haechan tersenyum kecut, "ini informasi yang semua orang tahu. Masih pemanasan kalem. Felix, scan informasi lain Elle yang tidak terbaca. Surel nya gue langsung salin dan--- ENTER"

Setelah Haechan dengan gayanya memencet tombol Enter, Felix dengan sigap memakai headphone lalu dengan taktik kecerdasan nya dia langsung mengetik cepat menjelajahi dunia Maya lebih luas.






Masih dihadapan komputer, mereka bertiga sama-sama menghela nafas beratnya.

"Gue yakin, Mr. Park, Han Soo Hee, dan Elle ada hubungannya, atau bisa saja mereka sebenernya berkerjasama untuk lenyapin Lo jin" ujar Felix.

"Kalau bener, apa masalah mereka sama gue-- padahal gue baru kenal mereka"

"Hanson, pemimpin mafia besar" sahut Felix.

"Lo yakin?"

"Ya-- yang bisa mengandalkan mereka mungkin Hanson"

"Terus gue harus gimana?"

"Pergi ke Canada, kita harus menyusun rencana untuk menjebak balik mereka dan kalau itu bener-bener Hanson kita harus memulai aksi di negara itu-- walau beresiko tinggi" sahut Felix begitu yakin.

"Gue gak bisa keluar dari negara ini, Mr. Park selalu punya cara. Bisa aja sekarang gue diikuti mereka"

"Gue punya cara buat Lo bisa keluar dari sini" ujar Haechan to the point.

Belum sempat juga hyunjin mikir, dia langsung noleh ke Haechan.

"Gimana?"

"Tuan besar Zhong dari China ..."









Next!

Next!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BLACK DEATH  |  HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang