0.3

691 74 10
                                    

08:30 AM

Heejin menuruni tangga, dia berniat untuk menonton televisi di ruang tengah. Luka yang membaluti dadanya sudah lumayan baikan.

Perempuan itu menghela nafasnya saat melihat hyunjin yang tengah bersantai selonjoran badan di sofa dengan pandangan terus menonton TV.

Heejin menduduki dirinya di sofa tunggal.

Dia merasa aneh, ini bukan seperti hyunjin layaknya. Selama pernikahan hanya tatapan kebencian yang diberikan oleh hyunjin.

Dan hyunjin bukan orang yang suka santai dirumahnya, kalau gak syuting ya kekantor gelapnya dan jarang pulang.

"Gue gak mau berbagi tv sama lo!" Kata Hyunjin tanpa menoleh.

"Huft, terserah" gumam heejin yang sama sekali tak beranjak.

Hyunjin mengubah posisinya menjadi duduk, lalu dia mendelik tajam ke arah Heejin.

"Apa lihat-lihat! Udah jelek nambah jelek!" Pekik Heejin.

"Berani lo ngatain gue kayak gitu ha!"

"Ya berani lah, gue gak pernah takut sama lo!"

"Mau gue hukum lagi!"

"Ck lupain! Gue cuman mau bilang kalo tadi Ayah bilang, nanti malam kita di undang ke pesta petinggi karena berhasil membangun beberapa cabang perusahaannya di beberapa daerah untuk warganya yang masih nganggur" Ujar Heejin.

"Gue udah ada janji sama Ara."

"Terserah sih, kan gue cuman bilang aja. Tanpa Lo juga gue bisa berangkat sendiri" jawab Heejin.

"Gak bisa! Lo berangkat sama gue!"

•••

Tiba malam ini, Heejin dengan anggun nya mengenakan dress panjang tanpa lengan berwarna putih serta Hyunjin yang memakai toxedo putih juga.

Heejin dan Hyunjin saling menoleh dan mengangguk pelan. Mereka kemudian berjalan diatas karpet merah menuju Aula utama.

Sungguh mereka disambut baik layaknya keluarga yang berbahagia. Banyak dari kalangan mereka yang hadir tak henti-hentinya merasa tersanjung dengan sepasang suami-istri itu.

Keduanya kemudian menghampiri sang Ayah yang tengah mengobrol bersama. Beliau kemudian menyambut pasangan itu.

"Kalian semakin serasi aja" ujar Tuan Hwang.

Hyunjin hanya tersenyum, lebih tepatnya tersenyum paksa.

"Sini sayang, udah lama gak ketemu papa. Gimana kabar sehat?" Tanya Tuan Jeon.

"Iya pah sehat, papah gimana sehat? Heejin hanya tidak ingin mengkhawatirkan papa saja. Kalau sering pulang kerumah."

Hyunjin terus mengedarkan pandangannya. Mencari sosok yang sangat ia temui.

"Cari siapa?" Ujar Tuan Hwang.

"Bunda, Ayah pasti bawa bunda kan kesini?" Tanya Hyunjin terkesan ketus.

"Nggak, kamu tahu kondisi bunda kamu"

Hyunjin menghembuskan nafas kasarnya, alasan dia mau kesini adalah untuk bertemu bundanya.

Dia kesal, karena Ayahnya yang nampak memang sudah tidak peduli lagi sama Bunda.

"Kalau begitu kita permisi dulu" Ujar Hyunjin seraya pergi bersama Heejin.

BLACK DEATH  |  HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang