Part 16 (1)

2.7K 112 6
                                    

Setelah menemui anak sulungnya bersama Al, Alvin pun kembali turun ke bawah untuk menghampiri Cakka dan Ify.

"Al ny mana, Vin? Kok dia gak turun sama kamu?" Tanya Ify yang melihat Alvin hanya turun sendirian tanpa Al bersamanya.
"Katanya dia masih mau di sana karena mau main sama Cio. "
"Loh gak bisa. Kita sudah harus pulang. "
"Sudah sayang tidak apa-apa, biarin aja dia main sama kakaknya. " Ucap Cakka.
"Tapi sayang sebentar lagi sudah mau malam. "
"Tunggu sebentar lagi ya, kita kasih waktu Al sama kakaknya dulu. "
"Ya sudah terserah kamu. "

"Emm, Cak thanks ya loe tadi sudah mau kasih penjelasan ke Al kalau gue itu adalah ayah kandungnya dia."
"Iya Vin, itu kan sudah jadi kewajiban gue. Loe kan memang ayah kandungnya Al. "
"Ya,sekali lagi thanks. Oh iya Cak, gue mau nanya sama loe. Itu tadi yang pulang sama loe, Acha kan? Loe kenal juga sama dia? " Tanya Alvin ketika ia sudah duduk tak jauh dari Cakka dan Ify.
"Iya dia teman kuliah gue waktu di Paris. Dan sekarang dia juga calon investor di perusahaan gue. Jadi tadi kebetulan gue habis meeting sama dia, terus mobil gue bannya kempes. Akhirnya gue numpang deh di mobil dia."
"Yakin cuma teman kuliah? " Sidir Ify yang mendengar Cakka hanya mengakui Acha sebagai teman.
"Maksudnya, Fy? " Tanya Alvin yang sedikit bingung dengan sindiran Ify terhadap Cakka.
"Acha itu bukan cuma teman kuliah Cakka, tapi mantan juga. "

"Apa? Acha mantannya Cakka? Jadi ternyata waktu itu mantan yang di ceritain oleh Acha itu Cakka? " Batin Alvin.

"Sayang, apa-apaan sih kamu. Aku kan tidak perlu kasih tau Alvin kalau Acha itu mantan aku. "
"Kenapa tidak perlu kasih tau? "
"Ya kan itu sudah masa lalu aku, tidak perlu diungkit-ungkit lagi."
"Tetap saja sayang, mantan itu harus diakui. Kamu jahat banget sih gak mau ngakuin mantan sendiri. "
"Ify benar Cak, gak ada salahnya loe mengaku kalau Acha itu mantan loe. Lagi pula gue kan sahabat loe, gue juga perlu tau siapa mantan loe. "
"Iya-iya, sudah lah gak usah bahas itu lagi. By the way, loe kenal sama Acha juga, Vin? "
"Iya kenal. "
"Kenal di mana? "
"Emmm, dia itu anaknya temen nyokap gue. Dan yah, nyokap gue berencana untuk jodohin dia sama gue. "
"Apa? Dijodohin?" Cakka cukup terkejut mendengarnya.

"Alvin mau di jodohin sama wanita lain? Kenapa rasanya aku gak rela? Apa aku dan Alvin sudah benar-benar tidak bisa bersatu? Ya Tuhan mikir apa sih aku?Justru bagus kalau sudah ada pengganti aku untuk Alvin. Lagipula sekarang aku juga sudah punya Cakka. Ya mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua. Mungkin Alvin jodohnya dengan Acha, sedangkan aku dengan Cakka. " Batin Ify.

"Ya dijodohin. Biasa lah namanya orang tua, gak tega kalau liat anaknya sendiri."
"Terus loe setuju sama perjodohan ini? "
"Awalnya gue gak setuju, tapi kalau di pikir-pikir gak ada salahnya gue coba. Apalagi gue gak tega kalau Cio terus-terusan gak bisa merasakan kasih sayang dari seorang ibu. Jadi gue setuju dengan perjodohan ini demi Cio. "
"Tapi kan masih ada Sivia, mama kandungnya Cio. Dia bisa dapat kasih sayang dari Sivia kan? "
"Sayangnya enggak Cak. Cio sendiri bilang kalau selama ini dia gak pernah dapat kasih sayang dari Sivia. Dia merasa Sivia lebih sayang sama Cilla, anaknya dia sama Rio dibandingkan Cio. Pokoknya Sivia itu terlalu sibuk sama keluarga barunya itu. Loe bayangin aja Cak, terakhir Sivia menemui Cio itu 3 hari setelah pernikahan dia sama Rio. Setelah itu dia gak pernah menemui Cio. Bahkan setiap Cio minta ketemuan, dia selalu menolak dengan alasan sibuk mengurus Cilla yang masih kecil. "

"Kasihan Cio. Andai aku sama Alvin masih bersama, pasti Cio akan merasakan kasih sayang dari aku. Maafkan Mommy ya Cio, Mommy gak bisa jadi ibu tirinya Cio."

"Ya ampun kasihan sekali Cio. Ya sudah gue doain deh semoga loe sama Acha benar-benar berjodoh dan loe bisa menikah sama dia. Supaya Cio bisa merasakan kasih sayang seorang ibu. Gue yakin Acha bisa sayang sama Cio, karena gue tau dia itu wanita yang baik banget dan hatinya lebut sekali. Loe gak akan menyesal deh Vin, kalau loe bersama Acha. "
"Amin, thanks ya bro. "
"Ya sama-sama. Sepertinya kita sudah harus pulang nih. Loe bisa tolong pangggilin Al gak, Vin? "
"Bisa-bisa. Tunggu sebentar ya, gue panggil Al dulu. "
"Ya, thanks Vin sebelumnya. "

He is My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang