Part 18

2.2K 94 13
                                    

Pagi pun tiba, Ify sebagai ibu rumah tangga sudah bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan sarapan. Ia terlihat sedang memasak nasi goreng kornet.

Ketika sedang asyik memasak tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Tentu ia terkejut dan tau siapa yang sedang memeluknya itu. Siapa lagi kalau bukan Alvin,  pria yang masih sangat ia cintai itu.

"Aduh kamu rajin banget sih sayang. Pagi-pagi udah buat sarapan untuk kita semua. Makin sayang deh aku sama kamu. "
"Alvin, kamu apa-apaan sih. Ngapain kamu peluk-peluk aku dan panggil-panggil aku "sayang" segala. "
"Loh memangnya kenapa sayang? Kamu lupa sama rencana kita semalam? Itu berlaku dari sekarang loh, sayang. "
"Iya aku ingat. Tapi jangan perlakukan itu ke aku di sini. Nanti kalau anak-anak lihat bagaimana?"
"Ya justru bagus dong kalau mereka lihat. Mereka jadi tau kalau orang tua mereka ini sangat mesra. "
"Ya tidak bisa begitu, Alvin. Mereka kan tau kalau kita gak ada hubungan apa-apa. Kalau mereka melihat kita begini, nanti mereka bisa bingung. Terutama Al, pasti dia bingung kenapa aku malah bermesraan sama kamu bukan sama Cakka. Terus kalau nanti Al malah cerita ke Cakka, bagaimana? Bahaya kan. "
"Iya sih kamu benar. Ah tapi kan mereka juga belum bangun ini. Izinkan aku peluk kamu sebentar ya. Aku kangen meluk kamu dari belakang seperti ini. "
"Tapi Vin..
"Please! Sebentar saja. " Alvin semakin mengeratkan pelukannya. Dagunya pun sudah ia sandarkan di pundak kiri Ify.

Akhirnya Ify pun pasrah dipeluk oleh Alvin. Jujur, jauh di lubuk hati yang paling dalam ia merasa sangat nyaman dipeluk Alvin seperti ini. Ia juga merindukan pelukannya.

"Daddy! Mommy! Kalian sedang apa berdua di situ?" Tanya Al yang tiba-tiba sudah ada di dapur. Tentu Al melihat jelas Daddy dan Mommynya sedang berpelukan.

Mendengar suara Al yang tiba-tiba saja, membuat Alvin dan Ify terkejut. Refleks Alvin melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuhnya menghadap Al yang berdiri di belakangnya.

"Hai Al! Kamu sudah bangun, son? " Tanya Alvin yang berusaha tenang.
"Sudah Dad. Daddy sama Mommy sedang apa berdua di dapur? "
"Sedang masak sarapan, sayang. " Jawab Ify yang kini juga sudah menghadap Al, sebelumnya ia sudah mematikan kompor terlebih dahulu.
"Tapi kok Daddy pakai peluk Mommy segala? "
"Daddy gak lagi peluk Mommy, son. Tadi itu Daddy sedang minta diajari masak sama Mommy. Nah supaya Daddy mengerti cara masaknya, Daddy lihat Mommy masak dari belakang, sambil belajar cara masaknya. " Ucap Alvin berbohong.
"Ooh gitu ya Dad, Al pikir Daddy lagi peluk Mommy hehe. Kalau begitu Al juga mau belajar masak dong Mom."
"Al masih kecil sayang. Belum waktunya belajar masak. Nanti kalau umur Al sudah besar seperti kak Cio, Al baru boleh belajar masak ya."
"Yah, ya sudah deh Mom. Aku lihat Mommy masak saja. "
"Bagus kalau begitu. Oh iya kak Cionya mana? Belum bangun ya? "
"Iya Mom, kak Cio belum bangun. "
"Kalau enggak, Al bangunin kak Cio saja. Bagaimana? Mau tidak?"
"Mau Mom. Al bangunin kak Cio dulu ya, Mom, Dad. "
"Iya sayang. "
"Iya son, terima kasih ya Al sudah mau bangunin kak Cio. "
"Iya sama-sama Dad. "

"Tuh kan apa aku bilang. Bandel sih di bilangin. Untung tadi Al percaya sama alibi kamu yang gak masuk akal itu. " Ucap Ify kesal saat Al sudah kembali ke kamarnya.
"Iya-iya aku minta maaf deh. Aku janji gak akan diulangi lagi. Tapi kalau nanti gak ada anak-anak, aku boleh dong peluk kamu dan panggil kamu "sayang" sepuasnya? "
"Alvinnnnnn! "
"Iya maaf sayang, aku bercanda "
"Sayang? "
"Iya Ify, enggak lagi. "

Ify sudah tidak meladeni Alvin. Ia malah mengambil piring besar dari rak piring, lalu menaruh nasi goreng yang sudah matang di atas piringnya. Setelah itu ia membawanya ke ruang makan.

"Emm, Fy! " Panggil Alvin yang juga mengikuti Ify ke ruang makan.
"Iya apa? " Tanya Ify yang sedang meletakkan nasi gorengnya di atas meja makan.
"Karena hari ini kita mau menghabiskan waktu berdua, Al sama Cio pulang ke rumah aku saja ya. Supaya mereka ada yang jagain. Nanti aku minta pak Ujang yang jemput mereka di sekolah. "
"Terus perginya sama siapa? "
"Ya sama kita lah, kan sekalian kita mau pergi juga. "
"Memangnya kita mau kemana? "
"Ada deh. Lihat saja nanti, pasti hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan untuk kita berdua, Fy. "
"Ya sudah, terserah kamu saja. Eh tapi by the way kamu gak kerja? "
"Aku kan mau meluangkan waktu berdua sama kamu. Jadi aku hari ini izin tidak masuk kerja. "
"Baiklah kalau begitu. "

He is My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang