"Bi Jum!" Panggil Alvin,dan tak lama Bi Jum datang menghampiri Alvin.
"Iya tuan,ada apa?"
"Tolong buatkan saya cokelat panas ya seperti biasa.Fy,kamu mau?"
"Biar saya saja Bi yang buat."
"Kamu bisa?"
"Ya bisa lah."
"Ya udah aku tunggu di sini ya."
Alvin berjalan ke arah gazebo dan duduk di sana,sedangkan Ify dan Bi Jum berjalan ke arah dapur.Tak butuh waktu lama,Ify datang membawa dua gelas cokelat panas di tangannya.
"Nih buat kamu."
Ify menyerahkan segelas untuk Alvin dan satunya untuk dirinya sendiri.
"Terima kasih." Alvin meminumnya sedikit demi sedikit.
Ify pun ikut duduk di samping Alvin.
"Kamu suka banget ya sama cokelat panas?"
"Banget,aku ngerasa tenang banget kalau sudah minum cokelat panas ini.Dan ini juga minuman favorit Sivia."
"Oh."
"Kok oh doang?Kamu marah ya,aku ingat-ingat Sivia?"
"Enggak kok,aku gak marah.Kalau boleh tahu dulu Sivia meninggal karena apa?Sakit?"
"Dia kecelakaan waktu mau jemput Cio di rumah mama.Sudah lah kita tidak usah bahas Sivia ya.Sekarang kan di sini sudah ada kamu, masa depan aku."
"Apaan sih.Siapa juga yang mau jadi masa depan kamu?"
"Beneran nih?Ya sudah kalau kamu gak mau,aku bisa cari pengganti Sivia yang lain."
"Awas aja kalau berani."
"Haha ya gak mungkin berani lah sayang,aku kan sangat mencintai kamu.Cuma kamu orang yang tepat untuk menjadi pengganti Sivia di hati aku." Ucap Alvin,ia merangkul Ify dan Ify menyenderkan kepalanya di pundak Alvin.
"Kalau memang kamu mencintai aku,jangan pernah tinggalkan aku ya." Ucap Ify.
"Pasti,aku janji aku tidak akan pernah meninggalkan kamu.Aku gak akan sanggup kehilangan kamu."
"Terima kasih,aku juga sangat mencintai kamu dan aku janji tidak akan pernah meninggalkan kamu."
Alvin mengecup lembut kening Ify dan Ify menutup kedua matanya,meresapi ketulusan dari kecupan Alvin."Justru sekarang kamu yang meninggalkan aku, fy. Aku kangen sama kamu. " Batin Alvin.
"Vin! "
"Alvin! "
"Eh iya, fy. "
"Fy? Siapa itu "fy"? "
"Eh maaf Cha. Aku salah sebut. "
"Iya tidak apa-apa Vin. Kalau boleh tau siapa yang kamu sebut "fy" tadi? "
"Dia Ify, matan pacar saya. Tadi saya sempat kepikiran dia karena rasa cokelat panas ini sama seperti cokelat panas buatan dia dulu. "
"Oh ceritanya flashback ke masa lalu? Hehe. "
"Iya nih, maaf ya. "
"Tidak masalah Alvin. Kamu sepertinya belum bisa move on nih sama mantan kamu itu. "
"Ya bisa dibilang seperti itu. Sampai saat ini saya masih sangat mencintai dia. "
"Kalau boleh tau lagi, kamu kenapa putus sama dia? "
"Yah awalnya sih salah saya karena saya tidak bisa tegas, selalu plin-plan. Akhirnya wanita yang saya cintai itu pergi meninggalkan saya. "
"Tidak tegas bagaimana?"
"Ya saya tidak tegas mau memilih pacar saya atau istri saya waktu itu. "
"Jadi waktu itu kamu awalnya selingkuh sama mantan pacar kamu itu? "
"Dibilang selingkuh tidak juga. Dulu istri saya pernah kecelakaan sampai dinyatakan meninggal. Waktu itu saya percaya kalau istri saya sudah meninggal. Sehingga suatu saat saya bertemu dengan Ify. Saya mulai jatuh cinta sama dia sampai akhirnya kita pacaran dan bahkan sempat memutuskan untuk menikah. Namun ternyata takdir berkata lain. Istri saya ternyata belum meninggal. Dia selamat dari kecelakaan dan selama itu dia sempat amnesia. Disaat ia sudah sembuh dari amnesianya, dia datang kembali ke kehidupan saya. Jujur waktu itu saya sangat senang ketika tau bahwa ternyata istri saya masih hidup. Tapi saya juga sedih karena tiba-tiba saja Ify menghilang tanpa kabar. "
"Menurut aku sih memang sudah seharusnya kamu kembali bersama istri kamu. Bagaimana pun juga waktu itu kamu sama istri kamu itu masih sah sebagai suami istri. Oh ya sekarang kenapa kamu tidak bersama istri kamu lagi? ""Saya menceraikan dia ketika tau dia hamil anak dari pria lain. "
"Hah? Bagaimana bisa dia hamil anak dari pria lain? "
"Ya intinya waktu itu karena dia amnesia, dia tidak ingat kalau dia sudah menikah, dia pun menjalin hubungan dengan pria lain dan hamil anak dari pria itu. Disaat saya tau itu saya terpaksa menceraikan dia karena saya tidak bisa menerima anak itu. Selain itu juga istri saya masih mencintai pria itu. "
"Menurut aku ini sedikit lucu sih. Kalian suami istri tapi sudah tidak saling mencintai satu sama lain, melainkan malah sama-sama mencintai orang lain. "
"Ya memang takdirnya seperti itu. Saya dan mantan istri saya itu tidak bisa bersama lagi. Dia pun sekarang sudah bahagia bersama pria yang dia cintai itu dan juga anaknya. "
"Apa sampai sekarang kamu belum ketemu sama mantan pacar kamu itu lagi? "
"Sudah. Belum lama ini saya sudah bertemu sama dia. "
"Lalu kenapa kamu tidak kembali sama dia? Secara resmi kalian belum putus. Kamu juga masih mencintai dia. "
"Dia juga sudah menikah dengan pria lain dan juga sudah punya anak. "
"Sedih sekali nasib percintaan kamu Alvin. "
"Ya mungkin ini hukuman buat saya yang tidak tegas sama hati saya dan menyia-nyiakan wanita yang tulus mencintai saya. "
"Kamu yang sabar ya. Aku yakin suatu saat kamu akan bisa menemukan lagi wanita pengganti mereka semua dan hidup bahagia bersama dengan wanita itu. "
"Saya sudah ikhlas menerima ini semua. Dengan kejadian ini, sepertinya saya tidak mau lagi menjalin hubungan percintaan dengan siapa pun. Saya ingin hidup sendiri saja bersama anak saya. Sepertinya itu lebih baik. "
"Jangan berpikiran seperti itu,Alvin! Semua manusia itu harus berpasangan, tidak baik sendirian. Kamu tidak bisa hidup sendiri tanpa seorang istri, apalagi ada anak yang harus kamu urus. "
"Entahlah, mungkin saya juga tidak bisa mencintai wanita lain karena saya sangat mencintai Ify. Saya tidak mau mencintai wanita lain selain Ify. "
"Kamu masih mengharapkan Ify? Ingat, dia sudah ada yang punya. "
"Saya percaya dengan pepatah yang mengatakan bahwa cinta tidak harus memiliki. Saya akan tetap mencintai Ify walaupun saya tidak bisa hidup bersama dia. "
"Ya terserah kamu saja deh yang penting saya sudah memberitahu kamu yang benar. "
"Terima kasih sudah menasehati saya. Maaf kalau saya jadi curhat sama kamu."
"Iya tidak masalah, aku senang bisa dengar cerita kamu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Son
FanfictionSequel Hot Daddy (Baca Hot Daddy sebelum baca cerita ini) Kisah seorang hotdaddy yang memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah atas anak laki-lakinya. "Dia adalah anakku bukan anakmu. Aku berhak atasnya. "