Extra Part

1.9K 86 4
                                    

Hari ini Ify dan Cia sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ify sudah tidak sabar melihat ekspresi kegembiraan Al nantinya ketika melihat adiknya pulang ke rumah. Kemarin saat dia menjenguk adiknya di rumah sakit, ia terlihat senang sekali saat melihat adiknya walaupun hanya sebentar.

"Sayang, kamu nyetirnya yang cepat dong," ucap Ify. Saat ini mereka memang sedang dalam perjalanan menuju rumah mereka.

"Iya sayang, sabar dong. Nanti kalau aku cepat-cepat nyetirnya, malah bahaya. Kamu kenpa gak sabaran benget pulang ke rumah?"

"Aku sudah tidak sabar melihat ekspresi Al melihat adiknya pulang."

"Ya elah, aku kira kenapa. Ya sudah kamu duduk diam saja di situ sama Cia. Sebentar lagi kita nyampe kok."

"Iya-iya."

Akhirnya setelah beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumah mereka. Alvin lebih dulu turun dari mobil baru kemudian membukakan pintu untuk Ify. Ify perlahan  keluar dari mobil dengan Cia yang ada digendongannya. Ia berjalan menuju pintu masuk rumah, sedangkan Alvin mengambil barang-barang Ify dan Cia di bagasi mobil.  Kedatangan mereka pun  disambut oleh Cio dan Al di depan rumah.

"Cia!" seru Al ketika ia melihat adiknya keluar dari mobil.

"Al, kok cuma adiknya aja yang dipanggil Mommynya enggak?" tanya Ify ketika ia sudah berdiri di hadapan Al.

"Iya dong Mom, Al kan mau ketemu Adik Cia. Aku mau lihat Cianya dong, Mom," ucap Al sambil loncat-loncat, berharap ia bisa melihat wajah adiknya.

"Tidak usah loncat-loncat, Al. Nih, kalau kamu lihat adiknya." Ify menurunkan tubuh mungil Cia, agar Al bisa melihat.

"Hai Adik Cia! Selamat datang di rumah kita ya. Nanti kita main bareng ya sama Kak Cio," ucap Al. Tangan kanannya mengusap pelan pipi Cia.

"Selamat datang Cia." Kini giliran Cio yang mengucapkan "selamat datang" pada Cia. Ia juga ikut mengusap lembut pipi adiknya itu.

"Ini kenapa masih pada di sini? Ayo masuk! Itu kasihan Cianya nanti kepanasan," ucap Alvin yang sudah ada bersama mereka.

Setelah mendapat perintah dari Alvin, akhirnya mereka semua masuk ke dalam rumah. Ify membawa Cia ke dalam kamar dan tentu diikuti Alvin, Cio, dan Al dibelakangnya. Sesampainya di kamar Ify langsung menaruh Cia di box bayi yang ada di samping ranjang.

"Cia, lucu ya Mom," ucap Al ketika melihat Cia mengeliat-liatkan tubuhnya.

"Iya dong, anak Mommy kan lucu-lucu."

"Al, Cio kita keluar yuk! Kita kasih waktu Mommy Ify sama Cia istirahat," ucap Alvin.

"Yah Dad, Al masih mau lihat Cia."

"Ya nanti juga kamu bisa ketemu Cia lagi. Sekarang biarkan dia istirahat."

"Iya deh. Ayo Kak, kita main aja di luar."

"Ya, ayo!"

~Skip~

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, kini Gracio Alano Sindhunata telah tumbuh menjadi anak ABG. Usianya kini sudah menginjak 15 tahun, sedangkan adiknya Al sudah berumur 9 tahun dan Cia sudah mau memasuki usia 1 tahun. Sekarang Al dan Cio sering sekali berdebat hal-hal kecil. Tapi justru itu yang membuat Ify kangen dengan suasana rumah jika ada mereka berdua.

"Dad, Mom, kalian mau tahu rahasia Kak Cio tidak?" ucap Al tiba-tiba di sela-sela mereka sarapan. Cio, yang merasa namanya di sebut-sebut, menatap tajam ke arah Al. Sedangkan Al hanya menunjukan cengiran khasnya.

"Cio, kok kamu menatap adik kamu seperti itu? Memangnya rahasia apa, Son?" tanya Alvin penasaran.

"Jangan percaya Al Dad. Dia bohong, gak ada rahasia-rahasiaan."

He is My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang