Pagi harinya Ify sudah menyiapkan sarapan untuk Cakka, Al, dan tentu dirinya sendiri. Hari ini ia khusus membuat roti bakar sosis dan omlete kesukaan Cakka.
"Morning Mom! " Sapa Al yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya.
"Morning sayang! Sini kita sarapan!" Balas Ify yang sedang menata makanan di atas meja.
"Iya Mom. Daddy mana? " Ucap Al sambil duduk di salah satu kursi makan.
"Masih di kamar. Sebentar lagi juga datang."
"Oh. Mom, apa kita tetap jadi pindah ke Paris? " Tanya Al. Ia kini sudah memakan roti bakar yang disiapkan Mommynya.
"Semalam kata Daddy sih gak jadi. "
"Asyikkk! Berarti Al gak akan kepisah sama Daddy Alvin dong. Al masih bisa ketemu Daddy Alvin sama kak Cio. Al senang sekali."
"Iya sayang. "Tanpa mereka sadari, sudah ada Cakka yang berdiri tak jauh dari ruang makan. Ia tersenyum miris mendengar ucapan dan ekspresi Al barusan. Ia terlihat senang sekali tidak jadi pindah ke Paris. Ia juga sepertinya tidak rela jika terpisah dengan Alvin.
"Kamu terlihat sangat tidak mau dipisahkan dengan ayah kandung kamu itu, Al. Memang sudah seharusnya kalian bersama. Kamu lebih pantas bersama Daddy kandung kamu, dibandingkan bersama Daddy. Daddy Cakka tidak berhak memisahkan kamu dengan Daddy Alvin. Apalagi Daddy Cakka juga sepertinya mulai saat ini sampai seterusnya tidak akan mampu menjaga dan merawat Al seperti dulu lagi. Maafkan keegoisan Daddy selama ini ya, sayang. "
Cakka pun memutuskan untuk tidak ikut sarapan. Ia berjalan hanya melewati ruang makan dan berniat langsung pergi ke kantornya. Namun di saat Cakka lewat, tak sengaja Ify melihatnya.
"Kamu gak sarapan dulu? " Tanya Ify yang membuat Cakka menghentikan lagkahnya.
"Aku sarapan di kantor saja. "
"Aku sudah buatin roti bakar sosis sama omlete kesukaan kamu loh. "
"Terima kasih kamu sudah buatkan itu untuk aku. Tapi aku harus segera berangkat ke kantor. "
"Ya sudah aku bekalin saja ya. "
"Tidak usah. Aku sudah tidak punya waktu lagi. Aku pergi dulu. "
"Ya hati-hati. "
"Oh iya Al, kamu hari ini di antar Pak Teo ya. "
"Iya Dad. "
"Pulangnya juga di jemput sama pak Teo ya. Tapi kalau Al mau dijemput sama supirnya Daddy Alvin atau dijemput sama Daddy Alvin tidak apa-apa. Asalkan kasih kabar Daddy dulu ya. Jangan sampe kejadian kamu hapir hilang kemarin, kejadian lagi! "
"Iya Dad tenang saja, kejadian itu gak akan terulang lagi. Al janji gak akan kemana-mana kalau belum di jemput. "
"Anak yang pintar. Kalau begitu Daddy berangkat duluan ya. "
"Iya Dad, Hati-hati. "
"Bye! "
"Bye Dad! "Ify sedari tadi hanya terdiam, mendengar ucapan Cakka barusan yang sepertinya sedang menyindir dirinya. Ia pun hanya menatap nanar punggung Cakka yang semakin menghilang.
"Mom, hari ini Al gak dijemput sama Daddy Alvin atau supirnya Daddy Alvin kan? "
"Tidak sayang. Nanti Mommy yang akan jemput Al ya. "
"Oke Mom, Al tunggu nanti. "
"Ya sudah, sekarang habiskan sarapannya ya! "
"Yes Mom! "~Skip~
Seperti yang sudah Ify sampaikan pada Al tadi pagi, siang ini Ify yang akan jemput Al pulang sekolah. Saat ini ia sudah tiba di sekolah Al. Ketika ia keluar dari taxi yang ia tumpangi, ia melihat Al sudah berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu ia datang.
"Al, sini nak! " Teriak Ify yang sukses membuat Al melihat dirinya dan langsung berjalan menghampirinya.
"Hai Mom! "
"Kamu sudah menunggu lama ya? "
"Tidak kok Mom. Al baru aja kok berdiri di sana. "
"Ya sudah kita pulang yuk! "
Ify kembali membuka pintu taxinya dan membiarkan Al masuk terlebih dahulu, baru dirinya yang masuk ke dalam. Sebelumnya memang Ify sudah meminta supir taxi yang tadi ia tumpangi untuk menunggu, karena ia akan kembali menaiki taxi itu untuk pulang ke rumah.Saat dalam perjalanan, tiba-tiba saja ponsel Ify bergetar. Ia mengambil ponselnya yang ada di dalam tas, lalu melihat siapa yang meneleponnya.
Alvin's Calling
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Son
FanfictionSequel Hot Daddy (Baca Hot Daddy sebelum baca cerita ini) Kisah seorang hotdaddy yang memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah atas anak laki-lakinya. "Dia adalah anakku bukan anakmu. Aku berhak atasnya. "