Pagi ini adalah hari di mana Ify akan melakukan operasi patah tulang di kakinya. Tentu ada rasa nervous di dalam dirinya karena bisa dibilang ini adalah kali pertama ia dioperasi. Saat ini ia sedang bersiap-siap di ruang inapnya. Ia dibantu oleh seorang perawat dan ditemani oleh Alvin yang dari semalam setia ada di sampingnya.
"Semuanya sudah siap ya, Nyonya Ify. Sekarang sudah waktunya kita ke ruang operasi. Mari Nyonya!" ucap sang perawat. Ia mendorong kursi roda yang sudah diduduki oleh Ify, sedangkan Alvin hanya mengikuti mereka dari belakang. Pria itu akan menunggu Ify di ruang tunggu sampai Ify selesai operasi. Awalnya Ify menolak Alvin menunggunya operasi. Ify malah menyuruh Alvin bekerja saja, karena ia tidak mau semakin merepotkan Alvin. Namun Alvin berhasil meyakinkan Ify bahwa dia tidak merepotkan Alvin sama sekali, sehingga kini ia masih berada di sini.
"Fy, semoga operasinya berjalan dengan lancar ya dan kamu bisa secapatnya jalan kembali. Kamu tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja." ucap Alvin pada Ify, ketika Ify hendak masuk ke dalam ruang operasi.
"Amin. Terima kasih, Vin."
"Ya, sama-sama."
"Nyonya Ifynya saya bawa ke dalam ya, Tuan. Tuan Alvin bisa tunggu di ruang tunggu sebelah sana."
"Baik Sus."
"Mari Tuan!"
~Skip~
Setelah hampir 1,5 jam menunggu, akhirnya proses operasi sudah berakhir. Alvin pun menghampiri sang dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.
"Bagimana operasinya, Dok?"
"Operasinya berjalan dengan lancar. Setelah ini Nyonya Ify akan dipindahkan ke ruang inap." ucap sang dokter dengan senyum ramahnya.
"Syukurlah. Terima kasih ya, Dokter sudah melakukan yang terbaik untuk Ify."
"Iya sama-sama, Tuan. Itu sudah menjadi kewajiban saya. Kalau begitu saya pamit, Tuan."
"Silahkan Dok!"
~Skip~
"Bagaimana keadaan kamu? Apa ada yang sakit?" tanya Alvin saat Ify sudah berada di ruang inapnya.
"Baik-baik saja, tidak ada yang sakit."
"Syukurlah. Kalau begitu sebaiknya kamu istirahat. Aku akan jagain kamu di sini."
"Vin, lebih baik kamu pulang saja."
"Kok pulang? Kalau aku pulang, siapa yang jaga kamu?"
"Kan ada banyak suster di sini. Kasihan anak-anak dari semalam kamu tinggal."
"Mereka juga ada Bi Jum yang jangain. Kamu tidak perlu pikirkan mereka, mereka baik-baik saja di rumah."
"Tapi Vin, aku tidak enak sama kamu. Aku sudah banyak merepotkan kamu dari semalam."
"Kalau gak enak ya kasih kucing."
"Alvin, aku serius."
"Ya lagian dari kemarin kamu selalu merasa merepotkan aku. Sudah berapa kali aku bilang, kamu tidak merepotkan aku. Kamu sedang mengalami musibah, masa aku gak bantuin."
"Oke, terima kasih kamu sudah mau menemani aku. Tapi sekarang aku benar-benar minta kamu pulang. Kasihan anak-anak."
"Ya sudah kalau kamu benar- benar mengusir aku, sekarang juga aku pulang."
"Aku enggak ngusir, Alvin."
"Iya-iya aku bercanda. Aku pamit pulang dulu ya. Nanti sore aku akan kembali ke sini. Jaga diri kamu baik-baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Son
FanfictionSequel Hot Daddy (Baca Hot Daddy sebelum baca cerita ini) Kisah seorang hotdaddy yang memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah atas anak laki-lakinya. "Dia adalah anakku bukan anakmu. Aku berhak atasnya. "