"Sorry Mom, Dad! Tadi Al nanya Daddy sama Mommy mau ngapain, jadi aku bilang saja kalian mau menikah."
"Dasar sesat kamu, Son. Nanti kalau pemikiran adik kamu nikah itu seperti tadi, bagaimana?"
"Hehe,iya-iya. Aku kan tadi sudah min..
"Arghhh!!"
"Mommy!"
"Ify!"
Semua orang terkejut mendengar Ify yang tiba-tiba merintih kesakitan dan hampir saja jatuh, kalau Alvin tidak reflek menahan tubuh Ify. Sepertinya mereka lupa kalau kaki Ify sedang mengalami patah tulang. Namun dibalik kejadian ini, ada hal yang tak kalah mengejutkan untuk mereka semua.
"Maaf ya sayang, aku benar-benar lupa kalau kaki kamu lagi sakit." ucap Alvin, setelah ia berhsil mendudukkan Ify kembali di kursi roda.
"Iya tidak apa-apa, sayang."
"Eh tapi justru tadi itu kabar baik buat kita, sayang. Tadi kamu bisa berdiri cukup lama dan bahkan yang paling hebatnya kamu sempat berdiri tanpa berpegangan dengan apapun. Ini tanda ada kemajuan yang bagus dari kaki kamu." ucap Alvin dengan wajah sumringahnya.
"Eh iya ya Vin, aku baru sadar. Aku tadi bisa berdiri lama dan tanpa berpegangan. Aku juga tadi tidak merasakan sakit sama sekali." Wajah Ify pun tidak kalah sumringah dengan wajah Alvin.
"Besok saat kita terapi, kita harus sampaikan kabar baik ini ke dokter. Aku sudah gak sabar melihat kamu bisa jalan lagi."
"Iya sayang."
"Yeah, Mommy Ify sebentar lagi bisa jalan!" seru Al yang ikut mendengar kabar gembira tersebut.
"Iya Son, doain Mommynya supaya cepat bisa jalan lagi."
"Pasti Dad."
"Ya sudah, habis ini kalian mau kita ngapain?"
"Nonton Dad!" seru Al dan Cio berbarengan.
"Kalian mau nonton apa?"
"Film Avenger, Dad." ucap Al.
"Iya Dad, nonton Avenger saja." ucap Cio.
"Oke deh, kita nonton Avenger ya. Sayang, kamu mau ikut nonton juga atau mau istirahat saja di kamar?"
"Aku mau istirahat saja."
"Ya sudah aku antar ke kamar ya. Son, Daddy antar Mommy ke kamar dulu ya. Kalian duluan saja ke ruang keluarga, siapin filmnya. Nanti setelah mengantar Mommy, Daddy langsung ke sana."
"Oke Dad, tapi jangan lama-lama ya!" ucap Al.
"Iya Son, gak lama kok."
"Ayo Kak Cio, kita ke ruang keluarga!"
"Ayo!"
Setelah kepergian Al dan Cio, Alvin dengan perlahan mendorong kursi roda Ify.Sungguh, hari ini Alvin merasa bahagia sekali bisa kembali bersama Ify. Sesampainya di kamar Ify, Alvin kembali menggendong Ify, hendak membaringkan tubuh Ify di ranjangnya. Ketika ia berhasil membaringkan Ify di atas ranjang, tak sengaja dirinya ikut terjatuh di atas tubuh Ify. Tangan kanan Alvin pun masih berada di bawah punggung Ify. Kedua mata mereka saling bertemu karena dekatnya jarak diantara keduanya.
"Fy, kita buat adiknya Cio sama Al yuk!" ucap Alvin dengan senyuman jahilnya. Ucapan tersebut tentu membuat Ify terkejut dan kesal. Bisa-bisanya pria itu berkata seperti itu.
"Aww!" rintih Alvin, karena Ify tiba-tiba saja mencubit perutnya.
"Kok aku dicubit sih, sakit tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Son
FanfictionSequel Hot Daddy (Baca Hot Daddy sebelum baca cerita ini) Kisah seorang hotdaddy yang memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah atas anak laki-lakinya. "Dia adalah anakku bukan anakmu. Aku berhak atasnya. "