Pagi hari pun tiba, kini waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan saat ini Alvin sudah berada di kantornya. Ia sudah memutuskan akan ikut mengantar Al ke bandara namun ia tetap bekerja terlebih dahulu, sambil menunggu kabar dari Ify kapan mereka akan berangkat ke bandara. Pasalnya ia sama sekali belum mendapat pesan apa pun dari wanita itu. Semalaman Alvin tidak bisa tidur karena ia terus kepikiran dengan kepergian Al. Ia memikirkan bagaimana nasibnya nanti setelah ia berpisah kembali dengan Al.
Ia terus berusaha fokus bekerja, walaupun matanya sudah serasa sangat mengantuk. Di sampingnya sudah ada secangkir kopi yang tinggal setengah, tapi sepertinya kopi itu tidak berefek apa pun pada mata Alvin.
Waktu semakin berjalan cepat. Saat ini sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Namun sampai detik ini tidak ada WA masuk dari Ify. Apa Cakka belum sampai di Indonesia? Atau Ify tidak jadi memberitahu dirinya? Atau mereka tidak jadi pergi? Ah sepertinya yang terakhir itu tidak mungkin terjadi.
Alvin pun memutuskan untuk menghubungi Ify lebih dulu. Sepertinya memang harus ia yang langsung menanyakannya pada Ify. Ia mengambil ponsel di hadapannya dan mulai menghubungi Ify.
"Halo! " Terdengar suara dari Ify yang tak butuh waktu lama mengangkat panggilan Alvin.
"Halo juga! Fy, kenapa kamu belum WA aku juga? Katanya kamu mau kasih tau aku jam berapa kalian berangkat ke Bandara? Ini sudah jam 10 pagi. Harusnya kan Cakka sampai di Indonesia sedari tadi. Apa jangan-jangan kamu gak serius mau kasih tau aku? "
"Tidak seperti itu Alvin. Aku serius kok mau kasih tau kamu. Hanya saja permasalahannya Cakka belum sampai juga di rumah. Aku juga ini sedang bingung, harusnya Cakka sudah sampai sejak pukul 6 pagi tadi. Aku sudah coba hubungi Cakka, tapi tidak diangkat. Aku kirim pesan juga gak dibalas. Apa jangan-jangan terjadi sesuatu sama Cakka, Vin? Aku jadi khawatir sama dia."
"Memang ini sedikit aneh sih. Tapi positif thinking saja Fy, siapa tau pesawat Cakka sempat didelay. "
"Selama itu kah didelaynya? "
"Mungkin saja. Ya sudah aku ke rumah kamu deh, sambil ikut nunggu Cakka di sana. "
"Ya sudah aku tunggu. "~Skip~
Alvin telah sampai di depan rumah Cakka. Tak lama ia disambut oleh Ify yang sudah memakai pakaian rapih. Sepertinya ia sudah bersiap-siap untuk pergi.
"Alvin! Kenapa kamu kelihatan lesu sekali? Terus mata kamu sudah kayak mata panda. Kamu kurang tidur ya?" Tanya Ify ketika ia melihat wajah lesu Alvin dan ada lingkaran hitam di kedua kantung mata Alvin.
"Ya semalaman aku tidak tidur sama sekali. Apa aku boleh masuk? "
"Oh iya silakan! "Ify memberi jalan agar Alvin bisa masuk kedalam rumah terlebih dahulu, lalu diikuti Ify di belakangnya. Alvin berjalan menuju ruang keluarga dan langsung duduk di salah satu sofa yang ada di sana.
"Jadi kenapa kamu sampai tidak tidur semalaman? " Tanya Ify yang sudah duduk di samping Alvin.
"Apa aku bisa tidur nyenyak di saat detik-detik aku akan berpisah dengan anakku?"
"Ya aku mengerti perasaan kamu saat ini."
"Dimana Al sekarang? "
"Lagi tidur di kamarnya. Dia ketiduran karena terlalu lama menunggu Cakka pulang."
"Oh." Jawab singkat Alvin. Tiba-tiba saja ia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dan menutup kedua matanya. Kepalanya sudah mulai terasa pusing karena efek ia belum tidur sama sekali, ditambah masalahnya yang akan berpisah dengan anaknya sebentar lagi.
"Kamu kenapa, Vin? " Ucap Ify yang mulai khawatir pada Alvin.
"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa pusing karena belum tidur. "
"Ya sudah, kamu tidur saja. Nanti kalau Cakka sudah pulang, aku akan bangunin kamu. "
"Kamu tidak masalah kalau aku tinggal tidur?" Tanya Alvin yang masih menutup kedua matanya.
"Tidak masalah. Kamu tidur saja supaya pusingnya hilang. "
"Ya sudah kalau begitu, aku tidur dulu ya. "
"Ya."Ify tidak lagi mengajak Alvin bicara karena pria itu terlihat sudah mulai tertidur pulas. Sungguh, ia merasa prihatin pada Alvin.
"Kamu yang sabar ya, Vin. " Gumam Ify. Tanpa sadar tangan kanannya sudah mengusap lembut pipi kanan Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Son
FanfictionSequel Hot Daddy (Baca Hot Daddy sebelum baca cerita ini) Kisah seorang hotdaddy yang memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah atas anak laki-lakinya. "Dia adalah anakku bukan anakmu. Aku berhak atasnya. "