Saat ini Cakka dan Al sedang menunggu Alvin yang sedang di periksa oleh dokter di ruang UGD.
"Dad, Al takut om itu kenapa-kenapa. "
"Al tidak usah takut sayang, om nya akan baik-baik saja."
"Tapi kok om dokternya lama banget ya periksa nya. "
"Kenapa? Al sudah bosan ya? Apa Al mau beli sesuatu?"
"Tidak Dad aku mau nunggu om ny aja. "
"Ya sudah kita tunggu ya, sebentar lagi pasti selesai. "Tak lama sang dokter pun keluar dari ruang UGD, Cakka di ikuti Al langsung menghampiri dokter tersebut.
"Bagaiamana keadaanya dok? Apa ada luka yang serius? "
"Untuk luka di tangan dan di kakinya hanya luka sobek biasa, tapi kami akan melakukan observasi lebih lanjut terhadap kepala pak Alvin. Kami khawatir pak Alvin mengalami cidera di bagian dalam kepalanya, akibat berbenturan dengan aspal."
"Baik dok, lakukan saja jika memang itu yang terbaik. Apa Alvin saat ini sudah sadar dok? "
"Beliau sudah sadar dan lukanya sedang diobati, setelah itu ia akan di pindahkan ke ruang rawat."
"Syukurlah."
"Kalau begitu saya pamit ya pak. "
"Iya dok, silakan. "~Skip~
Ify yang sedang duduk di ruang kerja Cakka, terlihat sangat gelisah. Ia sedang memikirkan keadaan Alvin, ia takut terjadi sesuatu pada Alvin. Tadi ia sempat melihat Alvin yang pingsan di angkat oleh orang-orang masuk kedalam mobil, dan ia melihat tangan dan kaki pria itu berdarah. Ia tidak menyangka Alvinlah yang sudah menyelamatkan nyawa anaknya sendiri."Bagaimana keadaan Alvin? Apa dia baik-baik saja? " Gumam Ify.
Ify pun memutuskan menghubungi Cakka, ia ingin tau keadaan Alvin saat ini.
Ia mulai mencoba menghubungi Cakka, tapi tidak diangkat oleh pria itu. Ia terus mencoba tapi hasilnya tetap sama, Cakka tidak mengangkat panggilannya.
"Kenapa gak di angkat sih Cak? Aku sangat khawatir dengan keadaan Alvin. " Gumam Ify lagi.
~Skip~
Setelah lukanya diobati, Alvin sudah dipindahkan ke ruang rawat. Cakka dan Al masih setia menemani Alvin, mereka menunggu sampai keluarga Alvin datang. Untung saja Cakka masih memiliki nomor telepon mamanya Alvin, sehingga ia tadi bisa mengabari keluarga Alvin."Om, maafin Al ya. Gara-gara Al, om jadi sakit. " Ucap Al pada Alvin yang terbaring lemah di atas bangkar. Alvin tersenyum sambil menatap Al.
"Tidak apa-apa sayang, Al tidak perlu minta maaf. Ini bukan gara-gara Al."
"Ini gara-gara Al, om. Coba aja tadi Al gak nyebrang sendirian dan hampir ketabrak, pasti om gak tolongin Al dan om gak masuk rumah sakit."
"Ya sudah, yang penting kan om baik-baik saja. Oh iya nama lengkap kamu siapa sayang? Om belum tau nama kamu. "
"Nama aku Alfy Adley om. Kalau om namanya siapa? "
"Nama yang bagus. Kalau nama om itu Alvin Jonatan Sindhunata, kamu bisa panggil om Alvin."
"Nama om juga bagus."Cakka yang ada disana hanya diam mendengar pembicangan antara Alvin dan Al. Jujur ada sedikit rasa khawatir jika suatu saat mereka tau kalau mereka adalah ayah dan anak kandung. Cakka gak bisa ngebayangin bagaimana nasibnya, jika kebenaran itu terungkap nantinya.
"Makasih sayang. Kamu umur berapa sekarang? "
"4 tahun. " Ucap Al sambil menunjukkan empat jarinya.
"Lucu banget sih kamu, masih kecil tapi udah pintar banget. Cak, loe beruntung punya anak yang lucu dan pintar kayak Al. "
"Ya gue sangat bersyukur punya Al dan gue akan melakukan apa pun untuk ngejaga dia dan membahagiakan dia, karena gue sangat sayang sama dia. "
"Semua ayah pasti akan melakukan apa pun demi kebahagian anaknya. Gak berasa ya Cak, kita berdua sudah menjadi seorang ayah. Perasaan baru kemarin kita lulus SMA."
"Iya.""Daddy! " Tiba-tiba ada seorang anak remaja laki-laki masuk ke dalam ruang rawat Alvin, sepertinya dia adalah anaknya Alvin. Anak remaja itu memeluk tubuh Daddy nya.
"Hai Cio! "
"Daddy kenapa bisa masuk rumah sakit? Daddy baik-baik saja kan?" Tanya Cio khawatir.
"Daddy baik-baik saja son. Tadi Daddy habis nolongin Al yang hampir ketabrak mobil. "
"Al? Siapa itu Al? "
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Son
FanfictionSequel Hot Daddy (Baca Hot Daddy sebelum baca cerita ini) Kisah seorang hotdaddy yang memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah atas anak laki-lakinya. "Dia adalah anakku bukan anakmu. Aku berhak atasnya. "