10

3.4K 231 1
                                    

Memutar kunci pintu, Retha kemudian membuka pintu rumah. Gelap langsung menyambutnya. Membiarkan pintu terbuka karena Rakha pastinya akan menyusul setelah memarkirkan mobil di garasi, Retha melanjutkan langkahnya menuju dapur. Kerongkongannya terasa kering setelah seharian megonsumsi minuman dengan pemanis buatan. Setelah menuangkan air putih ke sebuah gelas kaca, Retha membawanya ke ruang tengah. Duduk di atas sofa panjang di ruang tengah, Retha mendapati kotak yang diberikan Radyan tadi pagi masih tertutup rapih di atas meja.

"Abang ke atas duluan, ya." ucap Rakha yang melewatinya di belakang sofa.

Retha mengangguk. Gelas kaca yang isinya sudah tinggal setengah ditaruh di atas meja. Kedua tangan Retha meraih kotak berwarna perak dengan pita merah itu. Dipangkunya kotak itu di atas paha. Kemudian Retha menarik pita merah yang menghiasi kotak. Hal pertama yang Retha temukan saat berhasil membuka kotak itu adalah berbagai camilan manis kesukaannya. Secarik kertas ditemukan setelahnya. Retha membuka lipatan kertas berukuran HVS itu.

Retha,

I'm writing this to reply to your letter which you gave to me on our recent conversation. I've read your long love letter, so here I made one for you. As you already apologize, so will I. I know that we've been through ups and mostly downs that make us can't have a small talk and face each other frequently. I'm sorry that I always make you don't know much about me. I'm really sorry. I'm afraid that you will dump me then replace me with your new 'happiness' out there. That is what I scared of the most, you find your place there and I still struggling to find one here. It is funny too because I lost all of my confident in front of you. But most of all, I'm sorry that I left you with a bad impression.

Let me know when you're down. Always remember that you can always talk about everything to me. Even if it is about me that you hate. You can also can ask me if you need my attention. I should've give you all of mine. Then I'll repay that. Just remember always talk to me.

I consider that you need something sweet and motivating, so you know that I cared about you. Here it is, along with this letter, I give you Retha's small pack of happiness. I'm bad at those motivating skill so I lend you my listener skill, okay? This box contains many chocolates, your favorite snacks, some of mine too. Remember that I always give you something sweet back then? So this is the end of my letter, hope you like it.

P. S: This is supposed to be September Ceria, but it is Januari Ceria.

Yours truly,

Rad.

Perempuan yang terduduk di atas sofa dengan remang cahaya lampu itu menyeka air mata yang meluncur di pipinya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Radyan akan membalas surat yang tentunya menyakitkan bagi pemuda itu. Radyan memang lelaki yang manis. Ada hatinya yang merasa tidak tega untuk menyakiti lelaki itu lebih jauh. Radyan memang pernah bersikap buruk padanya, tapi bukan berarti ia juga harus membalasnya.

Retha sadar bahwa waktunya untuk mengenal Radyan sangatlah singkat. Banyak yang dirinya belum ketahui tentang lelaki itu. Begitu juga sebaliknya. Mereka hanya kurang pengetahuan untuk memahami dan besikap pada satu sama lain. Ditambah keduanya yang belum cukup dewasa untuk menghadapi persoalan berdua. Yang harus dirinya lakukan adalah memperbaiki hubungan dengan Radyan. Mungkin berteman adalah jalan yang cukup baik untuk mereka ambil.

"Aw! Sakit!" pekik Retha saat bantal yang dipeluk Nina meluncur tepat mengenai kepalanya.

Mata Nina masih berkaca setelah membaca kertas surat dari Radyan untuk sahabatnya itu yang masih di tangannya, "Lagian, sih, lo! Bego dipelihara! Radyan jujur sama perasaannya yang takut kehilangan lo. Gue ngerasa Rad ga pantes nungguin lo untuk yang kedua kalinya."

"Kalo Retha bego, harusnya dia ga bakal jadi ranking satu, lah, Na." celetukkan Farah mendapat tatapan malas dari ketiga sahabatnya.

"Perasaan dulu elo yang jadi super sensitif sama Radyan setelah gue putus sama dia." balas Retha tak terima.

Manda yang duduk di sebelah Retha di atas kasur mengangguk-angguk, "Ini namanya proses pendewasaan, Na. Lo juga pasti lagi jenuh, kan, Reth?"

"Nah, ini. Gue jenuh sama Radyan. Bukan berarti gue juga langsung jadian sama yang lain. Pengen balik aja ke kehidupan gue sebelum kenal sama Rad." jelas Retha.

"Kalau pun Rad sama Retha balikan, mereka bakal LDR. Lo ngerti, kan, yang namanya kontak langsung itu penting. Yang ada malah lo atau dia kalah sama yang deket." tambah Farah.

"Gue cuma ga tau harus bereaksi apa, Reth. Gue menghargai apapun keputusan lo karena lo yang jalanin sama Radyan." tambah Nina.

Karena Retha sudah bingung mau berkeluh kesah kemana, akhirnya ia memilih meminta ketiga sahabatnya itu datang ke rumah. Untuk menghindari salah paham, Retha menjelaskan semua kejadiannya secara rinci kepada tiga sahabatnya. Yang ia butuhkan saat ini adalah telinga untuk mendengar dirinya. Dan ketiga sahabatnya itu tentu menjadi telinga terbaik untuk Retha. Walaupun ketiga sahabatnya memberikan reaksi terkejutnya, merek tetap menghargai apapun keputusan Retha.

Maaf banget baru bisa update hari ini.

Enjoy!

Love, Sha.

Make it RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang