14

2.7K 203 5
                                    

Rintik hujan membasahi jalanan di kota Bandung pagi itu. Lapangan seluas 10.000 meter persegi di Jalan Supratman itu juga basah. Bulan Februari masih musim penghujan sehingga rintik hujan kecil pun tak bisa dihindarkan. Bahkan saat perhelatan tahun kemarin, hujan deras tak bisa dihindarkan. Pukul tujuh, bersama seluruh panitia aktif, Retha dan Radyan sudah datang mengecek persiapan di venue. Retha berangkat Radyan karena rupanya dirinya sudah keduluan Nina untuk meminta tebengan pada Rio.

Retha kali ini memilih kaus hitam dengan tulisan 'Stranger Things' berwarna merah kemudian dibalut oleh kemeja oversize berwarna kuning mustard. Celana jeans biru melapisi kaki jenjangnya dengan sneakers  berwarna hitam. Tanda pengenal alumni, Retha kalungkan di lehernya setelah menandatangani daftar hadir alumni di gerbang alumni. Tentu Retha meminta seluruh anggota divisi sekre yang aktif berkumpul di gate untuk briefing. Karena tepat sejam sebelum open gate, pengunjung intern masuk terlebih dahulu melewati gate.

"Jangan lupa senyum, ngucapin terima kasih, ya, nanti! Sebelum shift pastiin udah makan dan wangi. Jangan lupa bawa minum. Nida udah jelasin, kan?" pesan Retha kepada adik-adiknya.

"Siap, Teh!"

Karena acara besar yang membawa nama sekolah ini memang diurus oleh siswa-siswanya sendiri, tanpa bantuan event organizer, mereka harus memastikan semua ada dalam satu komando. Panitia yang melibatkan seluruh warga sekolah itu hanya dibantu oleh beberapa vendor, seperti vendor tiket, panggung, audio, dan visual. Ini membuat acara bergengsi itu dibanggakan sekolah karena merupakan hasil kerja keras bersama.

Selepas memberi pengarahan dan berfoto bersama dengan adik-adiknya, Retha pamit. Perempuan yang kini rambutnya dibiarkan jatuh di pundaknya itu berlari kecil masuk ke dalam venue untuk menyusul Radyan. Hanya ada tinggal beberapa orang yang tinggal di dalam venue, termasuk Radyan yang sedang mengobrol di dekat panggung bersama Dika. Sebentar lagi akan ada clearing area sebelum gate benar-benar dibuka untuk umum.

"Rad, jadi mau cari sarapan bareng Nina sama Rio? Mereka udah nungguin di depan." ucap Retha di sebelah lelaki berkaus hijau army itu sembari membalas pesan Nina.

"Duluan, Bro." pamit Radyan menepuk pundak Dika sebelum berlalu bersama Retha menuju parkiran motor.

Radyan memang pergi bersama dengan Retha menggunakan motor. Untuk mempersingkat waktu karena dipastikan Jalan Supratman siang nanti akan dipadati kendaraan beroda dua maupun beroda empat. Selama mereka berjalan menuju parkiran, tak sedikit wajah yang mereka kenali di angkatan mereka hadir sepagi ini untuk membantu selama berlangsungnya acara. Rupanya, di sana sudah ada Nina dan Rio yang menunggu.

"Bade kamana atuh, Aa', Eneng?" celetuk Rio saat Radyan dan Retha berhenti di hadapannya.

"Ke Cisangkuy aja, yuk. Deket. Di sana juga banyak pilihan makanan." jawab Retha menerima uluran helm berewarna hitam dari tangan Radyan.

"Hayu, atuh." balas Rio yang mulai menyalakan mesin motornya.

Akhirnya kedua motor vespa jenis skuter itu menelusuri sepanjang Jalan Supratman sampai perempatan Taman Lansia. Motor mereka kemudian berbelok pada sebuah jalan yang dipenuhi gerobak-gerobak yang menjual berbagai macam makanan. Setelah memarkirkan motor di pinggir jalan mereka berjalan melewati satu gerobak ke gerobak lainnya. Sempat berdiskusi panjang untuk menentukan tempat makan, akhirnya pilihan mereka jatuh pada gerobak bubur ayam.

"Bubur ayamnya empat, ya, Pak. Yang satu ga pake kacang." ucap Retha pada bapak-bapak penjual bubur ayam.

"Siap." balas sang bapak.

"Saya duduk di situ, ya, Pak." balas Retha sembari menunjuk ke arah tempat duduk yang sudah diisi oleh Nina.

"Oke, Neng."

Dengan begitu, Retha menyusul Nina yang sudah duduk di sebuah kursi panjang dengan meja panjang. Retha duduk di sebelah perempuan dengan kemeja floral itu. Sementara Radyan dan Rio pergi ke membeli air mineral di seberang jalan. Tak lama setelah mereka kembali dengan empat botol air mineral di tangan, bubur ayam pesanan mereka sampai di meja. Milik Retha tentu tanpa kacang.

"Kamu dimana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa?" senandung Rio sembari mengambil duduk di seberang Nina.

"Gandeng, Sia." balas Nina.

"Jangan-jangan kau menolak cintaku..." Rio kembali menyenandungkan kembali lagu salah satu bintang tamu F2WL tahun ini.

"Ngode maneh, teh?" kini Radyan yang bersuara menanggapi nyanyian Rio.

Rio menatap Radyan sengit. Kemudian menunduk saat mendapati Nina menatapnya penuh dengan selidik. Sementara Retha menatap Rio dan Nina bergantian kemudian langsung paham setelah membaca raut wajah Rio. Retha ikut tersenyum meledek pada kedua sahabatnya itu. Rupanya ada sesuatu di antara Rio dan Nina. Maka dari itu, baik Rio maupun Nina sama sekali tak saling bicara sejak menuju ke Cisangkuy.

"Jadi?" tanya Retha.

"Sabar, ya, Yo. Lo harus jadi jemuran digantung sampe kering." celetuk Radyan menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

Tawa Retha langsung pecah. Yang jadi bahan tertawaan malah menunduk. Tak berani beradu tatap satu sama lain. Bertukar tatap dengan Radyan karena baru saja membuat suasana berubah jadi canggung, akhirnya Retha memilih memulai menyantap sarapannya. Beruntung karena akhirnya mereka memilih menikmati sarapan dalam hening.

"Kenapa, Na?" tanya Retha saat mereka sedang berjalan menuju parkiran motor.

Nina mengangkat alis, "Kenapa apanya?" tanyanya.

"Rio nembak lo, kan?" tanya Retha yang berhasil membuat rona di pipi Nina, "Dan lo belom kasih jawaban."

Tebakan Retha yang tepat sasaran membuat Nina terdiam sejenak, "Gue bingung, Reth." jedanya, "Ternyata bisa juga, ya, dia suka sama gue. Soalnya Rio tipe yang baik ke semua orang. Ga cuma ke gue."

Retha mengangguk paham, "Tapi lo beneran ga punya perasaan gitu sama Rio?"

Nina terdiam.

"Kasih Rio kesempatan, deh. Karena yang gue tau selama ini, dia ga pernah, tuh, aneh-aneh sama cewek." saran Retha.

Nina menatap sahabatnya itu meminta dukungan.

Retha pun mengangguk, "Ga usah khawatirin gue. Kalo nantinya lo mau jalan berdua aja sama Rio tanpa gue, ya, gapapa."

Maaf bgt update selarut ini. Aku bakal mulai slow update karena aku bakal mulai kuliah dua minggu lagi. Kalau buku ini selesai, aku juga udah siapin bacaan baru buat kalian.

Enjoy!

Love, Sha.

Make it RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang