17 - KONDISI SANG ADIK

2.3K 134 0
                                    

CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.


Tega kalian kalau sampai belum follow ಥ‿ಥ
JANGAN BAWA CERITA LAIN KE SINI!

WAJIB FOLLOW IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat


Bismillahirrahmanirrahim!

Farel dan Edward mencari keberadaan Farida yang sedang saat ini dibutuhkan oleh seorang pasien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Farel dan Edward mencari keberadaan Farida yang sedang saat ini dibutuhkan oleh seorang pasien.

Mereka tanya satu persatu dokter dan perawat yang ada di sana tetapi tidak ada satupun yang tahu dimana keberadaan Farida sekarang.

Mereka bertanya kepada seorang perawat wanita yang baru saja datang dari arah gerbang masuk rumah sakit.

"Maaf sus lihat dokter Farida gak?" Tanya Farel yang terlihat sudah lelah mencari keberadaan Farida dari tadi.

"Tadi dokter Farida menelpon saya, dia bilang hari ini dia gak bisa masuk soalnya ada masalah keluarga yang sangat penting," seorang perawat wanita itu menjelaskan dengan senyuman di bibirnya.

Farel baru menyadari ternyata itu alasan Farida tidak memakai pakaian dokternya saat ia melihatnya di pinggir jalan raya.

"Kalau boleh tahu masalah keluarga apa ya sus?" Edward bertanya dengan nada ingin tahunya.

"Dia bilang penyakit jantung adiknya kambuh lagi, maka dari itu dokter Farida hari ini gak bisa masuk karena dia harus pulang ke Singapura untuk mengetahui kondisi adiknya disana."

"Astaghfirullah," batin Farel ikut khawatir dengan adiknya Farida.

Farel mengenal Farida yang selalu bahagia tanpa ada masalah yang serius dalam hidupnya ternyata bahwasanya dia mempunyai masalah yang serius dalam hidupnya bahkan masalah itu menyangkut dengan keluarganya, Farel menyukai Farida bukan hanya dari bentuk fisiknya saja melainkan ada hal yang menarik dari Farida yaitu hatinya.

"Sekarang aku lebih yakin bahwa kamulah seorang wanita yang patut dijadikan sebagai pendamping hidup," lagi-lagi batin Farel berbicara.

Farel tak menyangka jatuh cinta itu butuh proses, harus ada kenyamanan baru timbul rasa sayang. Kenyataannya, Farel justru tidak mengalami itu semua untuk sekedar menjatuhkan hatinya pada Farida. Allah menghadirkan rasa itu untuknya dengan mudah.

"Makasih sus atas infonya," Edward tersenyum manis kepada seorang perawat wanita itu.

"Sama-sama dok," seorang perawat wanita itu membalas senyuman Edward.

Setelah mengetahui tentang sebenarnya yang terjadi dengan Farida, Farel dan Edward segera kembali ke ruangannya untuk segera bertugas kembali.

•••

Sesampainya di bandara Farida segera mencari mobil taksi yang dekat dengan dirinya.

Didalam mobil taksi ia sempat meminta harapan kepada Allah semoga Maryam kondisinya membaik ketika ia telah sampai di rumahnya.

"Dek Maryam bertahanlah Mbak sebentar lagi sampai di sana," ucap batinnya.

Hingga beberapa menit didalam mobil taksi, akhirnya Farida pun sampai di rumahnya, di sana terlihat sepi tidak ada orang satupun.

"Assalamu'alaikum." Farida mengetuk pintu sampai beberapa kali tetapi tidak ada satupun orang yang membukakannya.

Ketika Farida menunggu di kursi teras luar rumahnya tiba-tiba ada seorang tetangga wanita memberitahu kalau di rumahnya tidak ada siapa-siapa, dan keluarganya sedang di rumah sakit.

"Kapan Bu ke rumah sakitnya?" Farida bertanya sambil memainkan jari tangannya

"Kemarin malam, soalnya Maryam sudah terlihat parah dia tidak bisa menahan rasa sakitnya, maka dari itu keluarga kamu segera membawanya ke rumah sakit terdekat."

"Makasih Bu atas infonya." Farida segera beranjak dari rumahnya dan segera mencari mobil taksi lagi untuk menuju rumah sakit terdekat.

Tidak berselang lama, mobil taksi yang sedang Farida tunggu akhirnya pun datang menghampirinya.

"Ke rumah sakit terdekat Pak," Farida memberitahu tujuannya, "iya Mbak."

"Tambah kecepatan mobilnya Pak, soalnya saya sedang darurat," ucap Farida semakin panik, "iya Mbak."

Hingga sesampainya di rumah sakit Farida segera berjalan menuju letak adiknya dimana dirawat. Farida terlalu takut, ia tidak mau apa yang bersamanya harus pergi kembali.

Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Setiap orang yang disayangi pasti akan pergi, Allah yang menciptakannya dan Allah yang akan memanggil hamba-Nya kembali apabila tugas di dunia telah selesai. Kapan saja kematian bisa datang menghampiri, dimana pun kita berada malaikat maut akan siap menjemput dalam keadaan apapun yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Sampai didepan ruangan, Farida membuka pintu dan terlihat jelas di sana ada adiknya yang sedang terbaring lemah. Cairan infus yang menggantung terus mengalir ditambah dengan alat bantu pernafasan.

"Maryam..." Farida memeluk adiknya yang tengah terbaring lemah dan masih terpejam.

Naufal menghampiri Farida agar melepaskan pelukannya, di sana juga ada Sarah Ummi nya Farida yang terlihat lemah di kursi yang ada diruangan itu.

"Kamu harus kuat Ri, ini sudah takdir Allah yang harus kita jalani." Naufal berusaha menenangkan Farida.

"Dibalik musibah yang terjadi pada keluarga kita, pasti Allah menitipkan hikmahnya." Naufal membawa Farida duduk supaya dia bisa lebih tenang.

" Naufal membawa Farida duduk supaya dia bisa lebih tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU KAWAN, TEGA KALIAN KALO BELUM FOLLOW ಥ‿ಥ

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENNYA YAAAA 😤

FOLLOW INSTAGRAM
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat

FOLLOW TIKTOK
@wp.duniakuduniamu

TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang