28 - PAGAR RUMAH

2.2K 140 7
                                    

CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.


Tega kalian kalau sampai belum follow ಥ‿ಥ
JANGAN BAWA CERITA LAIN KE SINI!

WAJIB FOLLOW IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat


Bismillahirrahmanirrahim!

Kicauan burung terdengar sangat merdu menemani Farel yang saat ini sedang terduduk disekitar danau rumah sakit sambil memperhatikan ikan berwarna merah di danau itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kicauan burung terdengar sangat merdu menemani Farel yang saat ini sedang terduduk disekitar danau rumah sakit sambil memperhatikan ikan berwarna merah di danau itu.

Ditambah dengan hembusan angin disiang hari menambah Farel merasa tidak ingin pergi dari sana.

Seketika Farel mengingat-ingat kejadian yang tadi dia alami, Farel merasa aneh dengan dokter spesialis jantung yang saat ini sedang cuti beberapa hari.

Kenapa dokter spesialis jantung itu cuti bersamaan dengan Farida, padahal mereka bukan dokter dalam satu bidang?

Kebingungan Farel membuat dirinya ingin sekali mengetahui apa hal yang terjadi kepada mereka.

Akhirnya pun Farel menanyakan hal itu kepada seorang perawat wanita yang menemani dirinya tadi di ruangan UGD.

Dengan secara kebetulan, Farel tidak sengaja melihat seorang perawat wanita itu sedang berdiri disaat dirinya sedang melihat kearah sebrang danau.

Tanpa berpikir panjang dia langsung berjalan menuju tempat seorang perawat wanita itu berdiri.

"Sus maaf saya mau nanya, sebenarnya dokter spesialis jantung yang biasanya bertugas di ruangan UGD bercuti dengan alasan apa?" Farel menanyakan pertanyaan yang terus terngiang-ngiang didalam pikirannya.

"Jadi gini dok, sebenarnya dokter spesialis jantung yang bernama dokter Nabila itu bercuti karena ada kepentingan diluar negeri." seorang perawat wanita itu heran, kenapa Farel menanyakan itu.

"Emangnya ada kepentingan apa dengan dokter Nabila?" Seorang perawat wanita itu berbalik nanya.

"Enggak kok sus, saya hanya ingin tahu saja, terima kasih ada informasinya. Saya permisi." Farel pergi dari sana dan dia kembali ketempat awal.

"Kenapa dokter Nabila bercuti keluar negeri? Dan anehnya dokter Farida juga bercuti keluar negeri, jangan-jangan mereka bercuti dengan tujuan yang sama?" Farel bingung dengan kondisi ini.

•••

Keranda mayat yang didalamnya terdapat jasad Maryam diturunkan dari mobil ambulance menuju rumahnya.

Farida dan Sarah terlihat sangat lemah tidak ada semangat hidup yang kuat, Nabila berjalan disamping Farida memberikan telapak tangannya untuk Farida bisa lebih kuat lagi.

Bendera berwarna kuning menancap dipagar rumahnya, keranda dimasukkan kedalam rumah yang didalamnya sudah terlihat keluar besar Farida sudah datang.

Kenyataan memang terkadang sangat pahit untuk dinikmati, tetapi kita harus yakin bahwa setelah kepahitan ada kemanisan.

Kemanisan itulah yang akhirnya akan membuat kehidupan nanti semakin menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Tangisan kesedihan dari pihak keluarga membuat suasana menjadi semakin histeris, ditambah ada beberapa orang pingsan karena tidak terima dengan kenyataan yang saat ini terjadi.

"Abang kamu mana Ri?" Sarah menanyakan keberadaan Naufal yang saat ini belum juga terlihat.

"Tadi aku udah nelpon Abang, tetapi dia gak jawab Ummi." Farida melihat wajah seorang ibu yang biasanya terlihat ceria, tetapi hari ini wajah itu terlihat berbeda.

Tiba-tiba seseorang datang dari arah pintu dengan berlari.

"Ummi..." Ternyata itu adalah Naufal.

"Ummi ini ada apa? Kenapa di rumah banyak orang? Dan kenapa di pagar rumah ada bendera berwarna kuning?" Naufal menanyakan itu dengan panik dan memegang tangan Sarah.

Sarah hanya terdiam melihat kelakuan anaknya, jatuhan air mata dari kelopak matanya membasahi tangan Naufal.

"Ummi tolong jelaskan siapa yang ditutupi oleh kain kafan itu?" Lagi-lagi Sarah hanya bisa menangis.

"Abang...itu... Mar...yam" Farida menjawab pertanyaan Abangnya dan mengeluarkan air mata.

Mendengar pernyataan itu, Naufal berusaha menolak kalau perkataan adiknya itu adalah bohong.

"Wah wah kamu jangan bercanda dong, Ri. Ini bukan waktu yang tepat buat itu." Naufal terkekeh.

Melihat tingkah laku Abangnya Farida berusaha menahan tangisnya di kerumunan banyak orang. "Aku serius, Bang." Dengan tidak kuasa ia menahan air matanya, akhirnya cairan bening itu berhasil merobohkan kelopak matanya.

Mendengar itu, Naufal langsung memeluk sang adik yang tergeletak tanpa daya ditutupi oleh kain kafan.

"Kenapa kamu meninggalkan Abang terlalu cepat dek, Abang masih ingin bermain bersama dalam kebahagiaan." air mata Naufal membasahi kain kafan yang menutupi wajah Maryam.

Farida dan Sarah hanya bisa terdiam melihat Naufal yang saat ini melepaskan semua kerinduan yang terakhir kalinya.

Perpisahan dengan keluarga memang sangatlah sulit, karena keluarga merupakan aset berharga di dunia ini, tidak ada satu orang pun yang bisa mengantikan kebersamaan dengan keluarga, berharap suatu saat bisa bersama di surganya nanti.

•••

Next? Tega kalian mintaa next tapi belum follow me 😫😤

Please yang belum follow, follow dulu biar kalian tau informasi apapun yang nanti akan di sampaikan mengenai ceritanya. Kita juga sama-sama berjuang aja di sini, jadi please follow me><

Jangan lupa vote dan komen ya kawan!!!

FOLLOW INSTAGRAM
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat

FOLLOW TIKTOK
@wp.duniakuduniamu

TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang