CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.
•
•
Tega kalian kalau sampai belum follow ಥ‿ಥ
JANGAN BAWA CERITA LAIN KE SINI!
•
•WAJIB FOLLOW IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat
•
•
Bismillahirrahmanirrahim!Didalam ruangan UGD Farel sangat berkosentrasi dalam menangani pasien yang sudah terlihat lemah.
"Tolong sus, pasangkan oksigen kepada pasien beserta jarum infusnya."
"Baik dok."
Tindakan yang Farel lakukan ternyata tidak ada perubahan apapun kepada seorang pasien berparuh bayah itu.
"Cepat panggilkan dokter spesialis jantung, pasien tidak bisa ditangani oleh saya, dia harus langsung ditangani oleh spesialisnya," ucap Farel kepada perawat wanita yang disebelahnya dengan panik.
"Baiklah dok." seorang perawat wanita itu langsung berlari keluar dari ruangan itu dan langsung memberitahu informasi kepada dokter-dokter spesialis jantung.
Farel berusaha mencoba beberapa kali lagi untuk bisa membantu pasien yang saat ini sangat membutuhkan pertolongannya.
"Pak, tenang ya kami disini akan mengambil tindakan dengan sebaik mungkin." Farel berusaha menenangkan pasien berparuh bayah itu, karena dari tadi pasien terlihat sangat panik dengan kondisi tubuhnya.
Percobaan beberapa kali yang Farel lakukan tidak mengubah sedikitpun rasa sakit yang dirasakan oleh pasien.
Hingga beberapa menit kemudian akhirnya seorang perawat wanita itu memasuki ruangan UGD dengan panik, anehnya dia sendirian.
"Maaf dok, dokter spesialis jantung yang biasanya bertugas di UGD saat ini sedang cuti beberapa hari, dan dokter spesialis jantung lainnya belum datang kesini." seorang perawat wanita itu dengan berat hati harus menyampaikan.
Farel tidak bisa apa-apa lagi, jalan keluar satu-satunya adalah dia harus melakukan tindakan yang sangat mengambil resiko tinggi.
"Baiklah kita lakukan tindakannya sekarang, pasien sudah terlihat sangat lemah." seorang perawat wanita mengambil tempat yang sudah ditentukan.
"Nyalakan alat monitor hemodinamik dan saturasinya." Farel mulai sibuk dengan tindakannya.
"Baik dok."
Farel bertindak dengan begitu sungguh-sungguh, dia tidak ingin mengecewakan keluarga seorang pasien pria yang sudah berparuh bayah itu.
Ketika Farel ingin melakukan tindakan yang sangat mengambil resiko tinggi, tiba-tiba ada seorang dokter pria memasuki ruangan UGD.
Dengan kedatangan seorang dokter pria itu Farel merasa lega, akhirnya dokter spesialis jantung yang sangat dibutuhkan saat ini datang juga.
"Biarlah saya yang mengambil tindakan ini dok," seorang dokter pria itu menghentikan tindakan Farel.
"Baiklah." Farel mundur beberapa langkah dari tempatnya dan berdiri disebelah seorang dokter pria itu.
Farel beberapa kali memanjatkan do'a dan berharap tindakan yang dilakukan oleh seorang dokter pria itu berjalan dengan lancar dan tidak terjadi apa-apa kepada seorang pasien pria berparuh bayah itu.
Hingga beberapa menit, akhirnya tindakan yang dilakukan oleh seorang dokter pria itu berjalan dengan lancar dan memberikan pengaruh positif bagi pasien.
"Alhamdulillah, tindakannya berjalan dengan lancar." seorang dokter pria itu mengucapkan syukur dan menyimpan alat yang berada ditangannya.
•••
"Sudah ikhlaskan Ri, Maryam sudah tenang disana. Apa kamu mau Maryam di siksa hanya karena kita menangisi kepergiannya, Allah lebih tahu yang terbaik untuk hamba-Nya, kamu sebagai keluarga harus bisa mengikhlaskan dan berdo'a supaya Maryam bisa hidup bahagia di sana." Nabila kini menatap mata Farida yang sudah terlihat sangat bengkak karena tangisannya.
"Makasih ya Bil, kamu udah mau kesini dan udah mau temenin aku disaat kondisi terpurukku."
"Iya sama-sama, In Syaa Allah aku akan selalu ada disisi kamu disaat kamu memerlukannya." Nabila membernarkan kerudung Farida yang terlihat berantakan.
"Sebentar aku ingin menelpon Abang ku, dia belum tahu dengan kejadian yang terjadi pada Maryam." Farida mengambil handphone dari saku jasnya, kemudian menelpon Abangnya.
Beberapa kali Farida sudah berusaha untuk menelpon Abangnya, tetapi tetap saja Abangnya tidak menjawabnya.
"Gimana? Apa Abang kamu bisa dihubungi?" Nabila menanyakan.
"Enggak Bil, sepertinya dia sedang sibuk mengurusi pekerjaan sampai tidak sadar kalau aku menelponnya."
"Tuhan bisa gak sih, sebentar aja peluk aku, sebentar aja Tuhan. Aku capek!" gumam Farida dalam hati.
Mereka tidak sadar kalau dari tadi ada seorang perawat pria yang memperhatikannya.
"Maaf dok, jasad pasien bernama Maryam sudah dimandikan dan sudah dikafani."
Nabila menoleh kearah Farida, meskipun saat ini Farida sudah mulai tenang, tapi dia yakin kalau Farida menguatkan dirinya sendiri dihadapan orang lain.
"Langsung aja dibawa ke mobil ambulance."
"Baiklah dok."
Kali ini Farida menoleh kearah Nabila dengan senyuman kecilnya.
"Aku yakin kok Ri, senyuman kamu tidak bisa membohongi perasaanmu saat ini dan kamu pasti belum bisa mengikhlaskan kepergian maryam dengan sepenuhnya, aku yakin kamu pasti kuat Ri, karena kamu seorang wanita yang sangat hebat." ucap Nabila dalam hatinya.
Farida dan Nabila bangun dari tidurnya dan mengikuti berjalan menuju parkiran mobil ambulance.
Disana sudah terlihat ada Ummi nya yang sedang memeluk tubuh mungil adiknya. Jujur, melihat itu semua Farida ingin sekali menangis, tapi dia harus menguatkan dirinya dan keluarganya.
Farida memasuki mobil ambulance yang didalamnya sudah terlihat ada jasad adiknya dan Ummi nya dan diikuti oleh Nabila.
•••
Next? Tega kalian mintaa next tapi belum follow me 😫😤
Please yang belum follow, follow dulu biar kalian tau informasi apapun yang nanti akan di sampaikan mengenai ceritanya. Kita juga sama-sama berjuang aja di sini, jadi please follow me><
Jangan lupa vote dan komen ya kawan!!!
FOLLOW INSTAGRAM
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazatFOLLOW TIKTOK
@wp.duniakuduniamu
KAMU SEDANG MEMBACA
TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM
Roman pour Adolescents[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] 𝙆𝙤𝙣𝙨𝙚𝙠𝙪𝙚𝙣𝙨𝙞 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙝𝙖𝙢 𝙖𝙜𝙖𝙢𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙧𝙖𝙮𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙣𝙖𝙛𝙨𝙪𝙣𝙮𝙖, 𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖. ❝𝐼𝓏𝒾...