CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.
•
•
Tega kalian kalau sampai belum follow ಥ‿ಥ
JANGAN BAWA CERITA LAIN KE SINI!
•
•WAJIB FOLLOW IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat
•
•
Bismillahirrahmanirrahim!Farel berjalan menuju jalan raya mencari mobil taksi untuk pergi ke rumah sakit tempat ia bekerja.
Hari ini mobil taksi jarang terlihat di jalan raya, tetapi niat Farel untuk pergi ke rumah sakit tetap kuat.
Beberapa menit Farel menunggu mobil taksi dijalan raya, tiba-tiba ada mobil berwarna putih berhenti di depannya.
"Lagi apa disini, kok belum berangkat ke rumah sakit." Farel menyadari ternyata itu adalah Aldi rekan kerjanya.
"Lagi nunggu mobil taksi, dari tadi gak kelihatan ada mobil taksi yang lewat." Farel mengamati jalan raya.
"Bareng sama saya aja, kita kan kerja satu rumah sakit, lagian saya sekarang sendiri didalam mobil biasanya saya ditemani sama adik saya tetapi dia sekarang tidak sekolah."
"Apa boleh?" Farel menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "dengan senang hati" Aldi tersenyum.
Didalam mobil mereka terlihat semakin akrab dan mulai saling terbuka antara satu sama lain tentang masa-masa hidupnya.
Farel terlihat sangat bahagia mempunyai teman seperti Aldi yang mengerti dengan dirinya.
•••
Tidak berselang lama Farida menelpon Naufal, akhirnya Naufal pun datang dengan wajah penuh cemas.
"Maryam dimana?" Naufal melihat Ummi nya yang sedang menangis di kursi tunggu.
"Maryam didalam, dia sedang ditangani oleh dokter. Farida sekarang akan ikut masuk ke dalam, Abang tolong temani Ummi disini." Farida menjawab pertanyaan dari Abang nya.
"Baiklah, lakukan yang terbaik untuk Maryam Ri."
"In Syaa Allah, bantu do'akan." Farida memasuki ruangan inap Maryam untuk senantiasa menangani adiknya yang tengah kesakitan di usia mudanya.
Farida bersama dokter lainnya memeriksa kondisi Maryam dengan penuh harap supaya penyakitnya tidak semakin memburuk.
Tubuh Maryam kini ditempelkan dengan beberapa selang besar untuk mengurangi rasa sakit yang Maryam rasakan.
Farida sebagai seorang kakak, ia sangat tidak menginginkan adiknya seperti ini. Mungkin takdir yang Allah berikan untuk keluarganya harus seperti ini.
Setelah selesai memeriksa kondisi Maryam, Farida dan dokter lainnya keluar untuk memberitahu tentang kondisi Maryam sekarang.
"Ibu maaf kami sudah melakukan yang terbaik untuk anak ibu, tetapi takdir berkata lain." seorang dokter menjelaskan.
"Maksud dokter apa?" Naufal memotong ucapan dokter itu, dan dia sudah mulai mengeluarkan air matanya.
"Kondisi Maryam semakin memburuk dia harus ditangani langsung oleh dokter spesialis jantung dan disini tidak ada seorang dokter spesialis jantung, maka dari itu kami sarankan, Maryam segera dipindahkan ke rumah sakit lain atau mengirim dokter spesialis jantung dari rumah sakit lain kesini." Farida terdiam mendengar pernyataan yang diucapkan oleh dokter yang menangani adiknya.
"Apa tidak ada cara lain dok?" Naufal kini semakin merasakan sakit di hatinya ketika mendengar ucapan dokter yang menangani adiknya.
"Itu satu-satunya cara."
Naufal dan Farida berpelukan untuk saling menguatkan satu sama lain sementara Ummi nya pingsan di kursi tunggu, Naufal dan Farida pun tidak menyadari itu.
"Kami permisi." seorang dokter wanita yang menangani Maryam beranjak pergi dari sana bersama beberapa perawat.
Disaat situasi seperti ini, Farida kemudian berpikiran untuk menelpon Nabila dokter spesialis jantung teman kerjanya di Indonesia.
Dan Farida pun masih menyimpan kartu namanya di saku jas dokternya.
FOLLOW DULU KAWAN, TEGA KALIAN KALO BELUM FOLLOW ಥ‿ಥ
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENNYA YAAAA 😤
FOLLOW INSTAGRAM
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazatFOLLOW TIKTOK
@wp.duniakuduniamu
KAMU SEDANG MEMBACA
TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] 𝙆𝙤𝙣𝙨𝙚𝙠𝙪𝙚𝙣𝙨𝙞 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙝𝙖𝙢 𝙖𝙜𝙖𝙢𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙧𝙖𝙮𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙣𝙖𝙛𝙨𝙪𝙣𝙮𝙖, 𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖. ❝𝐼𝓏𝒾...