31 - LIMA MENIT

1.8K 108 8
                                    

CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.


Tega kalian kalau sampai belum follow ಥ‿ಥ
JANGAN BAWA CERITA LAIN KE SINI!

WAJIB FOLLOW IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat


Bismillahirrahmanirrahim!

Ruangan UGD tidak terlalu ramai dikunjungi banyak pasien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan UGD tidak terlalu ramai dikunjungi banyak pasien. Farel menuntun Nurul untuk segera menaiki tempat yang sudah disediakan untuk pemeriksaan.

Sedangkan Mufidah dipersilahkan untuk menunggu di luar ruangan.

Ketika Mufidah lamanya menunggu ditempat itu, tiba-tiba ada seorang dokter wanita mendekatinya.

"Tante," seorang dokter wanita itu menyapa Mufidah yang sedang duduk di kursi ruangan itu, seketika Mufidah menolehkan pandangannya ke arah asal suara itu.

"Farida." Mufidah berhenti berbicara beberapa detik.

"Alhamdulillah. Akhirnya kamu udah bisa kembali kesini, Tante khawatir takutnya ada apa-apa yang menimpa adik kamu." Farida tersenyum sebagai balasan, karena situasi sekarang Farida belum bisa menceritakan yang sebenarnya tentang adiknya.

"Tante kenapa disini? Tante sakit?"

"Enggak kok, Ri yang sakit itu Nurul, ketika kamu pulang ke Singapura, Nurul mengalami kecelakaan yang sangat parah. Kecelakaan itu melibatkan sopir taksi yang dia naiki meninggal dunia."

"Astaghfirullah, sekarang kondisi Nurul gimana, apa dia baik-baik saja?" Farida terlihat sangat khawatir.

"Tante masih belum tahu, Ri yang jelas dia sekarang sedang di periksa oleh dokter yang sebelumnya menangani dia." menceritakan kejadian yang menimpa anaknya, mata Mufidah terlihat berkaca-kaca.

Farida terdiam mendengarkan pernyataan yang Mufidah sampaikan, Farida sempat berpikir. "Apakah dokter yang menangani Nurul itu adalah Farel?"

Seketika Farida sedang mengobrol dengan Tantenya, seorang dokter pria keluar dari arah ruangan UGD mengagetkan dirinya.

"Permisi." pandangan Farida seketika melihat wajah seorang dokter pria itu.

Jantung Farida terasa berhenti tak berdetak melihat seorang dokter pria itu ternyata adalah Farel, seorang yang dia kagumi dalam diam.

Farel terlihat sangat kaget melihat seorang dokter wanita yang didepannya itu adalah seorang wanita yang namanya selalu dia panjatkan di sepertiga malam.

Farida menundukkan kepalanya ketika dia melihat wajah Farel setelah beberapa detik.

"Tante, Farida permisi dulu." Farida segera membawa langkah kakinya meninggalkan tempat itu.

TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang