CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.
•
•
Tega kalian kalau sampai belum follow ಥ‿ಥ
JANGAN BAWA CERITA LAIN KE SINI!
•
•WAJIB FOLLOW IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat
•
•
Bismillahirrahmanirrahim!Kring...kring...kring...
Suara alarm sudah berbunyi itu artinya sebentar lagi adzan Subuh akan segera berkumandang. Farida bangun dari tidurnya dan mendiamkan dirinya 1 menit untuk memulihkan kondisi tubuhnya.
Tok...tok...tok...
"Siapa?" Farida bertanya sambil merapikan kerudung berwarna hitam yang dipakainya.
"Aku Nurul, Kak. Apakah boleh masuk?" Ternyata itu Nurul, sepertinya dia akan ngajak Farida sholat di masjid.
"Masuk aja Rul, gak dikunci kok pintunya juga." Farida beres dan udah siap untuk pergi ke masjid.
"Crek...crek...crek..." Suara deretan pintu kamarnya memberitahu kalau Nurul sudah mulai masuk.
"Udah siap Kak? Kita sholat Subuh di masjid aja." Nurul mengajak Farida untuk sholat Subuh di masjid
Sebenarnya, seorang perempuan lebih baik sholat di rumah daripada di masjid. Tetapi mereka lebih sholat di masjid karena tempat tinggalnya dekat dengan masjid.
"Allahu Akbar Allahu Akbar."
Adzan Subuh berkumandang, artinya sholat Subuh akan segera di laksanakan setelah beberapa menit adzan Subuh selesai.
Farida dan Nurul segera mungkin untuk pergi ke masjid, ketika di perjalanan mereka melihat ada seorang pria memakai baju koko berwarna putih sedang kesulitan membuka pintu pagar rumahnya. Ketika mereka ingin membantu pria itu, tiba-tiba Iqamah berkumandang lantas mereka tidak sempat membantu pria itu.
•••
Farel memulai bacaan sholatnya ketika imam sudah mengucapkan takbir takbiratul ihram, sampai dengan mengucapkan salam dan ditutup oleh dzikir.
"Permisi Mbak," seorang pria mengagetkan Farida dan Nurul ketika mereka pulang dari masjid.
"Astaghfirullah, Mas lain kali kalau jalan hati-hati." Farida berbicara dengan nada rendah.
"Maaf Mbak saya lagi pusing jadi gak bisa terkontrol." seorang pria itu menjawab matanya terlihat memerah.
Ketika Farida melihat wajah seorang pria itu, ternyata dia adalah pria yang selalu ia temui di mana saja ia berada.
"Mbak ini kan? Mas ini kan?" Mereka bicara secara bersamaan dan tidak terduga sebelumnya.
Takdir Allah sangatlah luar biasa, mereka bertemu sampai kebeberapa kalinya dan pertemuan itu tidak direncanakan sebelumnya.
"Ya ampun, kita ketemu lagi Mbak." Farel melihatkan senyuman manisnya.
Farida hanya tertunduk.
Tidak ada komunikasi, mereka berjalan sendiri-sendiri tanpa bersamaan. Padahal arah jalan ke rumah masing-masing satu arah.
Selesai sholat Subuh, Farel belum sempat membuka baju Koko nya dan membaringkan tubuhnya di kursi ruang tamu karena ia merasa dirinya sedang tidak enak badan ditambah pagi ini ia akan memulai kerjanya di rumah sakit.
"Nak Farel kapan kerja di rumah sakitnya?" Paman nya bertanya kepada Farel ketika Farel sedang membaringkan tubuhnya di kursi ruang tamu.
Farel bangun dari tidurnya dan segera mungkin untuk menjawab pertanyaan dari Paman nya.
"In Syaa Allah pagi ini Paman." Farel menjawab pertanyaan Paman nya dengan posisi duduk dan sesekali memijat keningnya yang sedikit pusing.
"Paman do'akan semoga Nak Farel lancar dan tidak ada kendala apapun." ucap Pamannya.
"Makasih Paman." Farel melebarkan senyumannya.
"Bibi dimana, Paman?" tanya Farel.
"Lagi diluar, sedang menjemur pakaian." Farel mengangguk pelan.
Jangan lupa follow dulu kawan, tega kalian kalo belum follow tapi minta next ಥ‿ಥ
Makasih yang udah mampir. Jangan jadi silent reader, vote dan comment untuk meninggalkan jejak kalian 💟
Follow IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazatFollow tiktok
@wp.duniakuduniamu
KAMU SEDANG MEMBACA
TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM
Novela Juvenil[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] 𝙆𝙤𝙣𝙨𝙚𝙠𝙪𝙚𝙣𝙨𝙞 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙝𝙖𝙢 𝙖𝙜𝙖𝙢𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙧𝙖𝙮𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙣𝙖𝙛𝙨𝙪𝙣𝙮𝙖, 𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖. ❝𝐼𝓏𝒾...