14 - PEMINDAHAN MAKAM?

2.6K 142 0
                                    

CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.


Tega kalian kalau sampai belum follow ಥ‿ಥ
JANGAN BAWA CERITA LAIN KE SINI!

WAJIB FOLLOW IG :
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat


Bismillahirrahmanirrahim!

"Assalamu'alaikum," senyuman Farel terlihat ketika Aminah membukakan pintu untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum," senyuman Farel terlihat ketika Aminah membukakan pintu untuknya.

"Wa'alaikumsalam, Nak Farel ternyata sudah pulang, silahkan masuk Nak." Aminah terlihat senang dengan kepulangan Farel dari rumah sakit.

Farel bersama Bibinya melangkahkan kakinya menuju ruangan keluarga, di sana terlihat ada Pamannya yang sedang menunggu mereka.

"Nak Farel sini," Yusuf menyuruh Farel duduk di sebelahnya.

"Ada apa Paman?" Farel merasa heran kenapa tiba-tiba Paman dan Bibinya menyuruh Farel untuk duduk di ruangan keluarga padahal dirinya baru pulang dari rumah sakit.

"Paman harus sampaikan ini, Paman rasa hal ini cukup penting untuk Nak Farel." ucapan Yusuf membuat Farel semakin bingung, apa hal yang cukup penting itu?

Yusuf merubah posisi duduknya dengan lebih nyaman lagi supaya Farel tidak terlalu kaget dengan hal yang ingin ia sampaikan.

"Tadi Renal menelpon Paman ketika Paman lagi di kantor, dia memberitahukan bahwa makam Abi dan Ummi nya akan segera dipindahkan." Farel kaget dan seketika dia berpikir, kenapa?

Renal adalah Abangnya Farel yang ditinggalkan oleh orang tuanya 5 tahun yang lalu sama seperti halnya Farel. Semenjak kepergian Farel ke Indonesia, ia tinggal bersama adiknya yang bernama Aisyah.

"Kenapa harus di pindahkan? Makam Abi dan Ummi kan berada di tanah milik keluarga Farel."

"Renal bilang kalau tanah milik keluarganya sudah di beli oleh orang lain sebelum Abi dan Ummi nya meninggal 5 tahun yang lalu."

Farel mendengar pernyataan yang Pamannya ucapkan membuat hatinya sangat terpukul. Kenapa sebelumnya Abi dan Ummi nya tidak membicarakan soal ini kepada dirinya.

Ketika nanti waktunya telah tiba, Farel akan sangat terpukul melihat makam Abi dan Ummi nya dipindahkan. Padahal ia menginginkan makam Abi dan Ummi nya tetap tinggal di sana agar Farel lebih bisa merawatnya dengan baik.

Mungkin Farel tidak akan melihat sosok orang yang ia sangat sayangi di dunia ini, tetapi setidaknya ia bisa merawat makamnya dengan baik.

"Paman nanti tolong sampaikan pada Abang Renal, segera urus perpindahan makam Abi dan Ummi. Farel tidak bisa kesana sekarang karena disini masih banyak kerjaan dan masih banyak tanggung jawab yang harus Farel jalankan." Farel menatap Pamannya dengan kasih sayang.

"Nak Farel kan bisa cuti dulu dari kerjanya." Aminah bertanya kepada Farel.

"Kalau untuk itu gak mungkin, Farel baru masuk kerja di rumah sakit itu tadi dan Farel gak enak kalau Farel langsung meminta cuti." Farel menjelaskan permasalahannya.

Aminah tersenyum sebagai jawaban.

•••

Farida membaringkan tubuhnya di atas kasur kamar tidurnya setelah ia sampai di rumah Tante Mufidah dan disambut oleh Nurul.

Farida mengingat kejadian yang tadi ia alami cukup membuat dirinya bagaikan seperti daun yang tertiup angin. Daun itu jika tertiup oleh angin, ia akan terbang ke atas bagaikan burung-burung yang berterbangan.

Sama seperti dirinya yang sekarang serasa terbang ke atas langit karena efek dari kebahagiaan yang ia rasakan.

Suara notifikasi handphone dari meja kerjanya membuat Farida berhenti melamun. Farida langsung mengecek handphone nya dan ternyata itu adalah Naufal Abangnya.

Panggilan sudah terhubung.

"Assalamu'alaikum Abang."

"Wa'alaikumsalam."

"Ada apa malam-malam gini menelpon Farida?" Farida langsung bertanya karena tidak biasanya Naufal menelpon saat jam istirahat.

"Maryam penyakit jantungnya kambuh lagi, kamu harus segera kesini. Dia sekarang sangat membutuhkan kamu." Naufal terdengar dari nada suaranya terdengar sangat panik.

"Astaghfirullah, kenapa bisa?"

"Nanti Abang jelaskan disini, cepat kesini dia terlihat sangat kesakitan."

"Farida gak bisa kesana sekarang, lagian ini sudah malam dan Farida belum beli tiket pesawat untuk ke Singapura." Farida sangat mengkhawatirkan kondisi adiknya.

"Sekarang Abang bawa Maryam ke rumah sakit terdekat agar dia bisa mendapatkan pertolongan pertama," tiba-tiba sinyal pada ponsel Farida tidak tersedia.

Farida langsung membawa langkah kakinya ke ruangan keluarga untuk membicarakan hal ini kepada Mufidah dan Nurul.

Farida langsung membawa langkah kakinya ke ruangan keluarga untuk membicarakan hal ini kepada Mufidah dan Nurul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow dulu kawan, tega kalian kalo belum follow tapi minta next ಥ‿ಥ

Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya kawan! Please ✨💟

FOLLOW INSTAGRAM
@fajarmunazat
@wp.fajarmunazat

FOLLOW TIKTOK
@wp.duniakuduniamu

TIKUNGAN SEPERTIGA MALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang