Satria Adhisana

722 46 0
                                    

Gimana ya cara gue ngedeskripsiin Satria?

Yang pertama, dia adalah calon suami gue. Kami udah kenal sejak masih sama-sama kuliah Master di London. Things went smoothly back then, when I recall. Dia tuh anaknya cenderung kalem dan dewasa, pembawaannya bikin cewek-cewek di sekitar dia mau-mau aja diajak nikah. Dan gue adalah orang yang beruntung karena diajakin nikah beneran sama dia. Dia nggak pernah ngajak gue pacaran. Yang ada, dia langsung ngajakin nikah. Tapi jangan kira prosesnya singkat.

Gue sama dia nggak pernah ketemu waktu di Indonesia, tiba-tiba kenalan aja waktu kuliah di Inggris. Terus lambat laun jadi sering jalan bareng, mungkin karena obrolan kami nyambung aja. Hal ini terus berlanjut sampe kami balik ke Indonesia. Begitu dia diterima bekerja di sebuah BUMN kelas A di negeri ini, dia bilang pengen ketemu orangtua gue. "Aku tahu kita nggak pernah pacaran, tapi boleh nggak sih kamu kasih aku kesempatan buat jadi tambatan hati terakhir kamu?"

Man! Siapa yang nggak meleleh waktu Satria bilang gitu dengan gentle? Nggak pake fancy candle light dinner sih tapi kan... caranya itu lho...

Jadi yah, singkat cerita dia sekarang adalah calon suami gue. Kami berdua udah lamaran. Kami udah sama-sama kerja meskipun di BUMN yang berbeda.

Satria adalah the perfect Man I've ever encountered. Dia tegas, cerdas, tapi kocak juga. Aku inget banget, Satria pernah joged-joged gak jelas waktu nontonin orang busking di stasiun Tottenham Court Road. Agak mirip sih sama gue, kadang suka malu-maluin. Tapi kalau udah perhatian, rasanya tuh dunia cuma milik kami berdua. Dia memperhatikan hal-hal kecil yang gue lakuin, bahkan mengingat omongan-omongan gue yang non-sense. Dia mau nganterin gue sampai depan pintu flat ketika pulang malam, padahal rumah kami arahnya berbeda jauh. Dia suka ngelempar jokes-jokes garing tapi justru itu yang bikin dia makin adorable. Dia kadang nunjukin perhatiannya dengan cara yang subtle tapi kerasa banget. Yang paling gue suka dari Satria adalah matanya, besar dan bersinar. Sebenarnya gue suka semua aspek yang ada di pria berbadan tegap dan bongsor ini, gue suka bibir tipisnya, gue suka hidungnya yang gede itu, gue suka sama lengannya dia yang kokoh, gue juga suka punggung dia yang lebar.

Mungkin sampe sekarang nggak ada orang yang paling tepat buat gue selain Satria. 

Dan rasanya gue dan dia udah sempurna apa adanya.

Eh, ketinggalan. Satria itu suaranya dalem banget, kalau nyanyi serak-serak basah gitu. Gue udah bilang belum sih kalau dia itu gitaris sekaligus vokalis band?

SabtuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang