Jason Wismoko

395 35 0
                                    

If you asked me who is the most compatible person with me on earth? The answer is Jason Wismoko.

Jason yang biasa gue panggil Jeje ini mukanya kokoh-kokoh Jaksel material banget, yang aneh adalah orang dengan muka kayak dia malah kerja satu kantor sama gue. Nggak bermaksud stereotyping sih tapi Jason ini memang seperti tidak menyatu dengan lingkungan kantor BUMN yang didominasi oleh orang Indonesia yang berkulit sawo matang dan bermata belo. Gue kenal Jason sejak masa binaan mental sebelum akhirnya sama-sama ditempatkan di Direktorat Strategic Corporate. Kami berbeda unit, tapi gue sering banget makan siang bareng dia atau sekedar ngopi dan ngobrol.

Jason itu demen banget main gitar, jarinya kurus dan panjang, kulitnya super pucat, rambutnya fluffy abis berwarna cokelat. Jason terlihat intelek dengan kacamata berlensa lebar yang bertengger di hidung mancungnya. Suaranya super lembut dan dia stereotype anak Jakarta Selatan banget, kalau ngomong suka pake code-switching alias nyampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Gue sama Jason klik karena level receh kami sama, kami juga suka ngobrol hal-hal yang agak dalam macam kehidupan, relationship, kayaknya sih topik apapun bakal jadi seru kalau diomongin sama Jason. Dia anaknya cenderung outgoing dan terlihat happy, padahal kalau udah kenal deket sih dia anaknya thoughtful. Jason lebih tua setahun dari gue, makanya dia merasa kayak punya obligasi buat ngejagain gue. Entah ngejagain dari apa, gue juga nggak ngerti. Gue kan wanita kuat dan mandiri!

Ada satu hal yang gue nggak bisa jelasin dari Jason, caranya dia memandang gue itu... Dia selalu memperhatikan gue ngomong dengan seksama, tanpa memotong. Dia seolah mempelajari gesture dan ekspresi gue. Kadang gue suka salah tingkah kalau diliatin terus sama dia, tapi gue nggak pernah bilang ke dia. Karena sejujurnya, gue suka cara dia memperhatikan gue itu.

SabtuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang