Biantara Ramadan

317 30 0
                                    


"Temenin gue makan di Blok S dong, gue lagi pengen makan makanan kaki lima nih," ujar cowok berkaki jenjang dengan rambut hitam berponi itu. Matanya tajam seperti rubah tapi percayalah, cowok satu ini nggak ada kasar-kasarnya malah cenderung softie.

"Yeeee biasanya juga makan di kaki lima lu gaya amat?" sahutku. Nama cowok yang suka banget makan ini adalah Biantara Ramadan, kulitnya agak cokelat dan tulang hidungnya cukup tinggi. Kegemaran cowok yang sering kupanggil Bian ini selain makan mungkin tidur, selain itu dia suka nulis puisi-puisi romantis gitu. Dia bilang bahwa cita-citanya jadi songwriter, padahal dia sekarang bekerja di salah satu consulting firm Big 4 di Jakarta. "Sayang gelar Sarjana Ekonomi gue kalau gue nggak kerja di kantor gue sekarang," jelasnya suatu saat.

Bagaimana bisa gue kenal sama Bian? Well, dia adalah teman satu angkatan zaman kuliah dulu. Kami sama-sama ambil Fakultas Ekonomi, bedanya Bian konsentrasinya di Business Administration sementara aku di Akuntansi lalu lanjut Master di bidang Finance. Bian nggak ambil Master sepertiku karena dia fokus ngeband, bocah satu ini memang sok ngartis dari sananya. Dia bassist sih, cenderung underrated, tapi berhubung Bian ini wild dan ngartis pas nge-gigs, fansnya jadi banyak deh.

Awal mula kami kenal pas orientasi mahasiswa baru, lalu karena kami sama-sama suka makan meskipun beda jurusan kami sering banget makan bareng. Mulai dari warung kaki lima sampai restoran fancy. Bian bahkan ngebela-belain langganan Zomato gold biar bisa makan lebih murah dan tebak siapa teman makannya? Aku!

"Lu tuh nyari cewek sana ah, biar bisa diajakin makan pake Zomato gold. Masa sama gue melulu? Kagak bosen?" ujarku ketika kami makan sate ayam di Blok S, Jakarta.

"Gue makan sama elu ada udah cukup kok. Gue gak butuh orang lain lagi," jawabnya sambil mengunyah potongan-potongan daging sate dan menyendokkan lontong ke mulutnya.

"Lagian, cewek-cewek lain yang gue deketin makannya nggak sebanyak elu," lanjutnya.

SabtuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang