2

12.7K 713 28
                                    

" Bagaimana? Kapan aku bisa bertemu Papa dan Mamamu ? "
Aku hanya diam saat Kevin bertanya kepadaku. Aku merasakan dingin di sekujur tubuhku tapi berkeringat.

Ini saatnya aku berkata jujur. Semalam aku sudah memikirkan matang - matang dengan kemungkinan terburuk sekalipun.

Berkali - kali aku menghela nafas mengumpulkan kekuatan. Aku terhenyak saat tiba - tiba tanganku yang berada di atas meja sudah ditangkup Kevin.
" Ada yang kamu pikirkan ? Mau berbagi ? "
Mata Kevin meyakinkanku.
Aku mengangguk.

" Kevin..aku..akan memberitahu sesuatu. Aku sebenarnya.." Nafasku rasanya tercekat di tenggorokan.
Aku menatap mata Kevin dengan lekat.
" Aku..bukankah wanita suci. Aku sudah tidak suci. Aku..wanita kotor "
Kevin langsung menarik tangannya dari atas tanganku dan aku merasa kehilangan. Aku menyadari mungkin sebentar lagi aku akan benar - benar kehilangannya. Mataku rasanya sudah memanas.

" Sejak kapan? "
Kevin bertanya dengan nada tenang. Tapi aku melihat rahangnya mengetat.
Aku meneguk ludah. Menunduk tidak berani menatap Kevin. Apalah aku ini. Sebagai seorang wanita yang sudah rusak. Inginku mempersembahkan mahkota berhargaku pada suamiku kelak. Ternyata takdirku berkata lain. Aku harus jujur sekarang. Daripada dia tahu setelah kami menikah. Nanti akan lebih menyakitkan.

" Sejak enam tahun yang lalu "
Aku menjawab lirih.
Kevin mencondongkan tubuhnya.
" Apakah itu alasanmu memutuskanku saat kita lulus ? "
Aku mengangguk.

Kevin mengerang.
" Apa yang terjadi ? Saat itu kamu berselingkuh dariku ?! "
Aku mendongak sambil menggeleng dengan cepat.
" Aku..aku diperkosa "

" Ya Tuhan ! "
Kevin mengacak rambutnya. Dan menghela nafas berkali - kali.
Tiba - tiba saja kembali menangkup tanganku yang masih berada di atas meja.
" Bagaimana itu bisa terjadi Na ?"
" Laki - laki itu mabuk. Dan aku tidak bisa melawannya "
Kilasan kejadian enam tahun silam mau tidak mau kembali berkelebat dalam pikiranku. Sungguh itu adalah kejadian yang sangat buruk.

" Kenapa dulu kau tidak bercerita padaku?! "
Kevin mengusap wajahnya.
" Apa aku mengenal pelakunya?! "
Deg.

Air mataku akhirnya tumpah juga. Aku memilih tidak menjawab.

" Saat itu aku sangat malu, Kev. Aku juga bingung "
Saat itu aku hanyalah remaja labil. Aku terlalu shock. Takut. Dan tidak tahu harus bercerita pada siapa. Kalau bercerita pada kekasihku aku takut dia memutuskanku walau akhirnya aku juga yang memutuskannya. Bahkan Mama dan Papa tidak tahu apa - apa. Dalam alam bawah sadarku aku selalu mengingatkan diriku sendiri agar tidak berbuat nekat. Aku kasihan pada kedua orang tuaku. Aku anak mereka satu - satunya.

" Na, aku..aku tidak tahu harus berkata apa. Ini mengejutkanku "
Suara Kevin tenang. Namun sorot matanya memancarkan kekecewaan yang sangat dalam. Ya akubsangat tahu. Setiap laki- laki pasti menginginkan pasangannya masih suci meski belum tentu dia sendiri juga suci.

Kevin memijit pelipisnya. Melipat bibir atas dan bawahnya.
Sejenak dia terdiam.

Kemudian menangkup tanganku.
" Na, kalau besok aku minta ketemu sama orang tua kamu apa kamu keberatan ? "
Aku mendongak.
" Untuk ? "

" Ya untuk melamarmu "
Senyum Kevin terlihat seperti senyum malaikat.
Aku menggelengkan kepala.
" Kev, kamu tidak harus seperti ini. Kamu bisa mencari wanita yang lebih baik daripada aku. Sungguh aku tidak apa - apa "
Kenyataannya hatiku merasa tidak rela dan sakit membayangkannya.

Ibu jari Kevin mengusap punggung tanganku.
" Bagiku kamu masih suci, Na. Seandainya kamu menginjinkan aku mengetahui siapa pelakunya..."
Aku menggelengkan kepalaku. Aku benar - benar berjanji dalam hatiku untuk menutup aib ini rapat - rapat seumur hidupku. Lagipula si pelku saat itu mabuk dan pasti tidak ingat apapun. Saat ini aku terpaksa mengatakan pada Kevin tentang  karena dia adalah calon suamiku.

MISTAKES ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang