24

6.2K 641 104
                                    

TRIMS BUAT KAMU YANG UDAH SABAR NUNGGUIN KELANJUTAN CERITA INI. SAMPAI MUSTI BOLAK BALIK BACA DARI AWAL BIAR NGGAK LUPA ALURNYA.
YOU HAVE TO KNOW THAT AI LAF YU 💋

MAAFIN NEY YANG MULAI PANDEMI INI KELUAR, NULISNYA JADI NGGAK SERAJIN DULU. URUSAN DUTA MENGURAS TENAGA DAN PIKIRAN . Huft😐

DOAIN NEY SEKELUARGA SEHAT DAN MOOD NULIS NEY BALIK KAYAK DULU yaa..😊

HAPPY READING 😍


Yang aku takutkan keduanya akan berantem maupun beradu mulut tidak terjadi. Dan aku malah ketakutan. Daripada mengenal Dean, aku lebih mengenal Kevin. Ini bertanda buruk karena Kevin hanya diam seolah dia tidak peduli melihat Abangnya keluar dari kamarku. Tapi aku melihat sebaliknya. Ada kemarahan besar dipendamnya.

" Sudah siap? "
Tanya Kevin mendongak ke arahku yang baru turun dari tangga. Aku mengangguk.
Dean dan Kevin tadi sempat kudengar dari atas sedang terlibat obrolan. Tapi terdiam begitu melihatku datang.

" Aku sama kekasihku mau jalan-jalan dulu Bang " Pamit Kevin tanpa melihat ke arah Dean. Penekanan kata kekasihku membuatku melirik ke arah Dean untuk melihat responnya. Bertepatan dengan lenganku yang  ditarik Kevin.
" Ayo "

" Nggak naik motor ? "
Tanyaku. Biasanya Kevin lebih suka naik motor. Tapi kenapa ini menuju garasi.
" Sekali-kali naik mobilmu " jawabnya dengan nada datar.
Sungguh aku merasa ketakutan luar biasa. Bukan karena Kevin yang bisa saja mengajakku keluar dan akan menyakitiku. Malah sebaliknya, kemungkinan besar akulah yang akan menyakiti hatinya. Aku percaya Kevin tidak akan menyakiti hatiku apalagi fisikku.

Sepanjang perjalanan Kevin hanya terdiam sementara aku tidak berani memulai percakapan.
Tadi pagi, baik Dean maupun Kevin sepertinya melewatkan makan pagi. Karena hanya aku yang berada di meja makan ditemani Mbok Mini. Menjelang siang Kevin mengirim pesan lewat ponsel kalau mau mengajakku makan siang di luar.

" Semalam saat datang aku langsung ke kamarmu. Aku lihat tidurmu sangat pulas makanya aku tidak berani mengganggumu.."
Steak ayam yang baru saja masuk mulutku rasanya sangat mengganjal. Susah payah aku menelan dibantu setengah gelas air mineral.
" Maaf aku ketiduran " akhirnya aku bisa mengeluarkan suaraku.

Kevin meletakkan sendok dan garpu ke atas piring. Dengan tenang mengelap mulutnya dengan tisu. Mengambil minuman di depannya. Aku hanya melihatnya dari sudut mataku. Sama sekali tidak berani menatapnya. Aku masih berusaha agar makanan yang masuk ke mulutku bisa tertelan. Sungguh ini sangat menyiksa. Aku tidak berselera.

Braakkkk!!
" Sial!! "
Kevin menggebrak meja tempat kami makan sambil mengumpat. Sisa makanan di piringku menjadi berantakan di meja bahkan gelas di depan kami sudah terguling dan isinya yang tinggal sebagian membasahi meja. Aku terkejut, jantungku berdetak kencang dan aku gemetar. Tidak menyangka Kevin seperti ini.
Perbuatan Kevin menarik sebagian besar pengunjung karena saat ini jam makan siang.
" Kevin..." lirihku.
" Ikut aku !"
Kevin beranjak dari duduknya. Aku mengekorinya berjalan menuju parkiran. Kulihat sekilas seorang pelayan tergopoh-gopoh menghampiri meja kami tanpa menegur Kevin yang sudah membuat keributan.

Kevin mengemudikan mobil seperti kesetanan. Ini jam sibuk dan jalanan Jogja sangat padat. Berkali-kali Kevin mengumpat. Aku melihat sisi lain darinya.
" Kevin..aku mohon tenanglah.." aku tidak mau tindakannya mencelakai kami berdua dan berakibat penyesalan.
" Diam Ellyana!"
Kevin membentakku.

Kevin menghentikan mobil di salah satu sisi Alun-alun yang sepi.
" Sial ! Sial ! "
Kevin memukul kemudi.

Dengan tangan gemetar aku menyentuh lengan Kevin.
" Maafkan aku.."
Air mataku luruh. Aku benci penghianat dan sekarang aku dalam posisinya. Ini semua salahku. Tapi aku tidak punya kuasa dengan apa yang terjadi pada hatiku.

MISTAKES ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang