14. LEBIH DEKAT

6.4K 605 49
                                    

Haiii 😘
Apa kabar shabat Ney semua..

Hiks aku terharu waktu kalian pada komen dan inbok kalau kangen aku.

Tau nggak sih, aku lebiiih kangen sama kalian.
Maafin Ney lama sekali up nya. Habisnya sibuk luar biasa karena LOCKDOWN ini.
Kalau penulis lain akan lebih produktif, terbalik dengan Ney. Karena Ney nggak ada istilah GABUT 😬😀

Kita semua berdoa semoga keadaan ini segera berlalu. Aku dan kalian semua selalu diberi sehat. Aamiin...

Happy reading ya..
Semoga sedikit bisa mengobati rasa rindu kalian pada cerita Ney 😍

Setelah hari kedatangan Ayah dan Bunda, aku mulai menjaga jarak dengan Dean. Entah kenapa hatiku rasanya masih sakit kalau ingat dengan ejekannya. Setiap pagi aku akan turun ketika Dean sudah pergi ke bengkel, dan aku akan pulang ke rumah yang biasanya sore jadi malam itupun aku langsung masuk kamar. Sudah satu Minggu ini hanya beberapa kali bertemu Dean karena tidak sengaja berpapasan di tangga.

" Mbak Liya.."
Eh.
Aku mendongak. Kedua alis Tori, asistenku terangkat.
Apa? menunggu jawabanku?
Kok aku nggak tahu dia tadi bicara apa?

" Mbak? "
Tori kembali mengulang pertanyaannya saat aku masih bungkam.
Dia tampak menghela nafas.
" Ini sudah jam dua "
Aku melihat jam yang melingkar di tanganku. Ya ampun sudah jam dua siang.
" Mbak Liya belum makan siang "
Oh iya. Terlalu fokus pada pekerjaan atau lebih tepatnya membunuh waktu membuatku melewatkan jam makan siang. Pantas saja sampai Tori naik ke ruanganku. Karena biasanya aku sudah memintanya menyiapkan makan siangku.

" Mbak mau kami masakin apa? Atau mau saya pesankan layanan DO ? "
Suara Tori kembali menyadarkanku.
" Aku pengen nasi gudeg aja. Tolong kamu pesenin ya "
Tori mengangguk mengerti kemudian berlalu dari ruanganku.

Malam ini aku memutuskan akan tidur di cafe saja. Dulu saat lelah aku sering tidak pulang ke kontrakan.

Nanti aku akan mengirim pesan ke Dean. Ini malam Minggu. Jalanan Jogja yang padat membuatku malas menyetir pulang.

❤❤❤

" Matur nuwun nggih Pak "
" Sami - sami Mbak "

Setelah meminta Pak Satpam yang berjaga di kawasan ruko yang kutempati untuk menjaga mobilku, aku bermaksud kembali ke cafe.

Aku merapatkan jaketku karena udara berhembus membuatku sedikit kedinginan.

Suara deru motor di belakangku membuatku menepikan langkahku untuk memberi jalan.

Motor di belakangku tidak segera berlalu malah mem-blayer di belakangku. Membuatku risih.
Tak lama melaju melewatiku dan menghentikan motornya tepat di depanku. Aku terkejut. Aku sudah akan memaki si pengendara sampai dia membuka helm full face-nya.
" Butuh tumpangan ? "
Aku mengerjapkan mataku. Terbengong. Sekali lagi ku dibuat terkejut. Sudut hatiku merasa senang melihat Dean ada di depanku. Perasaan apa ini. Kangen mungkin. Bukan kangen yang bertanda kutip. Ini beneran kangen yang terjadi karena aku terbiasa hidup berdampingan dengan Dean sebulan terkahir. Jadi ketika kami beberapa hari terakhir saling menjauh ada rasa kehilangan.

" El ? "
Dean yang masih berada di atas motor memiringkan wajahnya sambil merunduk melihat ke arah wajahku.

" Eh ya "
Aku tergagap.

MISTAKES ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang