Karena tekanan dari kalian semua, terpaksa Ney up lagi dalam waktu berdekatan 😁😁😁
Senengkan kalian? Iya kan ?
Sini buruan kasih ketjupan buat aku 💋Mungkin aku sudah gila!!
Atau sakit?
Perlukah aku ke psikiater?Seharusnya aku membenci pemerkosaku, tapi kenapa aku malah dengan sukarela menyerahkan tubuhku padanya. Termasuk hatiku.
Tidur dengan Dean tidak pernah terpikirkan sama sekali dalam hidupku. Bahkan ikrarku untuk membencinya seumur hidupku yang aku agung-agungkan selama ini nyatanya harus menyerah pada sebuah perasaan yang bernama cinta.
Ya akhirnya... setelah diawali Dean menciumku atau lebih tepatnya aku yang juga membalasnya sekarang kami berakhir di atas ranjang kamar tamu.
" Tidur sini ya "
Suara Dean di belakangku.
Aku berada dalam rengkuhan Dean. Tubuh polos kami saling menempel seperti lintah. Sesuatu terasa mengganjal di bagian bokongku.
Posisiku memunggunginya. Aku tidak mau Dean tahu kalau wajahku terasa panas dan mungkin sudah semerah tomat. Dan aku sedang berusaha keras agar suhu dan warnanya kembali seperti semula." Ya?"
Dean mengulangi pertanyaannya, bukan tapi perintahnya dengan nada memaksa.
Tubuhku menggeliat.
" Dean jangan gigit gitu" bisikku.
Pundakku sudah pasti memerah." Habisnya kamu nggak jawab "
" Aku harus balik ke atas " aku masih berusah melepaskan diri dari belitan ular seperti Dean. Dan sesuai dugaan, usahaku hanya sia-sia." Kenapa?" bisiknya ditelingaku sambil menjilatinya. Ish geli.
" Aku malu" jawabku masih sambil berbisik." Ngapain malu, kamu kan istriku" bisik Dean sambil meniup-niup telingaku.
" Apa kata Mama sama Papa kalau tahu aku di sini padahal kita tadi kan tidur terpisah. Nggak ah. Aku mau balik. Aahh..Dean berhenti " Aku berbisik lagi. Tangan Dean tidak bisa aku hentikan sudah merayap kemana-mana.Daritadi kami berdua berbicara sambil berbisik. Ya kali berbicara dengan nada normal. Bisa-bisa Mama dan Papa kebangun karena suara kami.
Contohnya seperti kejadian beberapa menit yang lalu, Dean membuat aku harus menutup mulutku rapat-rapat dengan telapak tangan karena takut jeritanku terdengar Mama dan Papa di lantai atas.
Rasanya seperti maling yang takut ketahuan saat sedang beraksi." El.."
" Hm?"" Aku gemes pengen makan kamu lagi. Nelan kamu bulat-bulat.." sekarang bukan cuma pundakku yang merah tapi juga..
❤❤❤
" Na, bangun "
Aku merasa tubuhku berguncang pelan. Saat kubuka mata ada Mama sedang tersenyum menatapku. Cahaya matahari masuk melalui celah tirai. Ternyata aku tidur di atas lantai beralas sajadah. Aku menguap sambil merenggangkan tubuhku." Nggak biasanya kamu tidur lagi habis Shubuh "
Kata Mama sambil membantuku merapikan sajadah. Aku melepas mukena dan meletakkan kembali ke dalam lemari." Masih ngantuk, Ma"
Tadi aku harus menghentikan Dean tepat saat jarum jam menunjuk pukul tiga empat puluh lima. Di sini aku yang harus tetap sadar dan tidak terbuai. Bisa berbahaya kalau kami berdua mabuk dan lupa waktu.Setelah kembali ke kamar aku langsung mandi dan mencuci semua atribut yang kotor terkena noda yang Dean buat. Lalu menunggu waktu Shubuh datang.
" Yuk ke bawah. Kita sarapan bareng"
" Mama duluan, nanti Na nyusul"" Oke. Jangan lama-lama ya "
Aku mengangguk.Setelah Mama keluar aku bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka. Lalu menyisir rambut dan sedikit bedakan seperti biasa.
Perlahan aku menuruni tangga. Aku melihat di meja makan baru ada Papa. Syukurlah Dean belum ada. Mengingat Dean, membuat aku ingat perbuatannya padaku semalam.
" Na, sini bantu Mama "
Aku bergegas ke arah dapur untuk membantu Mama." Selamat pagi, Pa "
" Selamat pagi. Duduk sini, Bang. Sarapan bareng "Mendengar suara Dean di ruang makan jantungku langsung berdetak kencang. Jujur aku gugup banget.
Aku keluar dari dapur, meletakkan nampan berisi minuman. Setelah meletakkan masing-masing di depan, aku mengambil duduk di samping Mama tepat di depan Dean. Tapi aku menunduk tidak berani melihat ke arah Dean. Malu banget rasanya. Padahal semalam malu-maluin. Suer!
Dean faster ..
" Na, kok melamun. Ditanyain Papa tuh kalian mau pulang kapan "
Sentuhan Mama di punggung tanganku mengejutkan aku. Spontan menarikku dari lamunan.Aku mendongak ke arah Papa lalu ke arah Dean. Ya ampun Dean!! Orang itu ya emang bener-bener deh. Untungnya ini meja besar jadi kakiku susah menjangkau. Coba kalau meja kecil sudah pasti kakinya aku tendang. Kenapa harus turun dalam keadaan rambut basah gitu sih! Oke memang di kamar tamu tidak ada hairdryer tapi bisa kan di usap dulu pake handuk gitu biar nggak kelihatan banget habis keramas!
Aku melotot ke arah Dean dan dibalas dengan senyum lebar. Dean menyugar rambutnya ke belakang seolah itu memang kode pamer. Ugh!
" Na..."
" Eh iya Ma"
Aku memutus pandangan beralih ke Mama.
" Terserah Dean aja. Ellyana ngikut. Seharusnya besok musti balik Jogja nggak enak kalau lama- lama ninggalin kerjaan "" Dean mau ajak Ellyana mampir ke rumah dulu Pa, Ma. Karena Ayah dan Bunda kangen "
Dean bersuara.
" Oh baguslah kalau begitu. Bawa mobil Papa aja ya. Jadi kalian berangakat ke Jogjanya dari sini " Papa angkat bicara.❤❤❤
Dean dan Papa melipir ke ruang tamu untuk mengobrol. Sedang aku membantu Mama memberesi meja makan.
Mama menyusul berdiri di sampingku saat aku sedang mencuci piring dan peralatan makan lainnya.
" Mama seneng kamu sudah baikan sama Abang "
" Eh?"
Aku menoleh.
" Maksud Mama?"Mama berdehem.
" Semalam Mama nggak sengaja lewat kamar kamu pas mau ambil minum "
Aku melongo. Ya ampun!" Kebuka dikit pintunya. Awalnya mau Mama tutup gitu. Tapi pas Mama liat ke dalam eh kamunya nggak ada "
Mama mengulum senyum penuh arti kepadaku.Mama menyenggol lenganku.
" Semalam kamu di kamar Abang kan?"
Ya Tuhan pengen ngilang aja aku.
Maluuu...
Tbc.
With ❤
NEYLAN
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES ( S E L E S A I )
HumorFor Adult Start : 31 Januari 2020 Finish : 6 Februari 2021 1 th 6 hari