16

5.2K 586 28
                                    

Ada angin apa tiba-tiba Ney apdet wkwk 😁
Setelah tiga abad berlalu akhirnyaa...

Maunya sih aku tinggalin gitu aja si El ini, tapi kok ya nggak tega. Macam punya hutang aku kabur gak mau bayar 😧

Mood nulisku ambyar gess...

Tapi ❤ku tetap utuh padamu...
😘😘😘

" Na.."
" Eh"

" Aku perhatiin kamu melamun terus dari tadi "
" Eng nggak kok "
Aku kembali menyendok es cream di depanku. Mataku melotot saat melihat es cream di dalam mangkuk sudah tidak berbentuk. Padahal tadi bagus banget toppingnya huuu..
Kevin berdecak.
" Tadi kamu sendiri yang berantakin "
Aku mendongak menatapnya sambil nyengir.
" He..he.."

" Kamu dari tadi beneran banyak diem. Melamun. Kamu mikirin apa? "
" Eh. Nggak ada kok, Kev "

Kevin menumpu kedua sikunya di atas meja sambil menautkan kedua tangannya ke atas.
" Cerita gih "
" Beneran nggak ada apa - apa Kev "
Aku mengalihkan rasa gugupku dengan menyendok es cream berkali-kali. Semudah itukah sikapku terbaca?

Kevin menghela nafas. Menegakkan tubuh menyenderkan punggungnya ke kursi sambil bersedakap.
" Apa ada yang terjadi di antara kamu dan Bang Dean di Paris ? "
Aku langsung mendongak.
" Nggak ada apa - apa " Buru-buru menjawab.

❤❤❤

Kevin tidak salah. Aku memang terngiang dengan perkataan Dean beberapa jam yang lalu.

" Jika Tuhan berkenan mengabulkan satu saja permintaanku..aku ingin kamu El.."
Dean menatapku dengan lekat. Kami berdua sedang duduk jongkok bersisian di pinggir jalan. Dean memperbaiki entah kenapa motor yang kami kendarai tiba-tiba mogok.
Tanganku yang memegang tisu masih menggantung di udara. Aku baru saja mengelap dahinya yang bercucuran keringat karena panas matahari. Aku hanya reflek.
Aku terpaku sekian detik karena kata yang Dean ucapkan bersamaan dengan tatapan matanya. Aku hanya terdiam. Detik selanjutnya kami tersadar. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dan Dean. Namun untuk pertama kalinya jantungku berdebar tidak normal. Meski begitu aku tidak menyukai apa yang sedang hatiku rasakan saat ini.

" Kamu beneran nggak mau kita jalan? "
Aku meletakkan kepalaku di paha Kevin sambil meraih remote tv. Setelah keluar sebentar membeli es cream tadi, kami memilih untuk pulang.
" Lagi males. Memangnya kamu nggak capek?"
Aku mengganti channel tv yang menurutku tidak ada yang menarik sama sekali.

" Ya capek. Tapi biasanya kalau ketemu gini Tuan Puteri maunya diturutin semua. Pengennya jalan-jalan terus "
Kevin mengusap rambutku.
Entah kenapa aku tidak ada mood untuk jalan-jalan.
" Yaudah sih istirahat aja di rumah kalau kamu capek "
" Terserah kalau gitu "

Kami terdiam beberapa saat menikmati tayangan berita aktual. Sesekali saling komentar.

" Kamu kok bisa ke Paris sama Abang ? "
Aku sedikit terkejut. Pertanyaan yang sama sekali tidak aku inginkan saat ini. Segala sesuatu tentang Dean. Perasaan kurang nyaman kembali menerpaku.
" Dia jemput aku di cafe terus kami lanjut jalan-jalan"

" Kok nginep?"
" Udah kemaleman. Dean ngantuk "

Kevin diam. Syukurlah dia tidak meneruskan sesi interogasinya.

" Aku kayak nggak rela gitu kamu sama Bang Dean nginep sekamar.."
Deg.
Haruskah kami membahas masalah ini.
Aku beranjak dari berbaringku. Meraih bahu Kevin hingga kami duduk berhadapan. Aku meraih tangannya.
" Kev, aku minta maaf.."
Bodohnya aku memikirkan Dean padahal ada Kevin yang mencintaiku dan mau menerimaku apa adanya.

MISTAKES ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang