25

6.3K 681 124
                                    

NEY itu, duduk di ruang tamu mood nulis full...lalu ada keperluan jalan ke dapur mood udah ilang 😢. Pindah ke kamar, mood nggak balik. Yaudin yes. Tutup wattpad.

Separah itu? Iyes.

Ini, cerita Ney terlama 😐
Hampir satu tahun..

Tapi, setiap bisa selesain satu part dan bisa publish. Bahagiaku luarr biasa 🙆

So, selamat membaca..
Semoga suka.

" Minum dulu. Nih udah aku pesenin teh hangat buat kamu "
Kevin membantuku untuk duduk. Pandangan mataku terbatas karena sipit. Mataku udah kayak habis ditonjokin. Bengkak!

Aku meminum perlahan segelas teh yang berada di tanganku. Hangatnya memenuhi tenggorokan.
Kevin terus memandangiku sambil kedua tangan bersedakap di depan dada. Aku tahu dia butuh penjelasan.
Semalam aku datang ke kamarnya. Menangis sepuasku di pelukannya hingga aku ketiduran. Dengan tidak sopan-nya aku tidur di ranjang Kevin sedang dia tidur di sofa. Terlihat dari tumpukan bantal di situ.

" Kita ke bawah cari sarapan? " Tanya Kevin.
Aku menggeleng.
" Oke kalau begitu aku pesan sarapan saja "
Kevin beranjak dari duduknya.
" Mau makan apa?" Tanyanya sambil mengangkat gagang telepon.
" Terserah "
Aku tidak lapar.

Setelah menelpon layanan kamar, Kevin kembali ke arahku sambil membawa sebuah kain yang di dalamnya sudah ditaruh es batu.
" Dikompres gih. Kamu kayak habis turnamen tinju sama Mike Tyson "
Aku mendelik ke arahnya meski sebenarnya mataku malah menyipit.

Tak lama bel kamar berbunyi. Rupanya sarapan kami datang. Tiba-tiba aku merasa lapar. Tapi. .
" Ya ampun baunya gini banget "
Aku menutup hidung dan buru-buru beranjak berlari ke arah kamar mandi.
Memuntahkan teh hangat yang baru saja aku minum. Kurasakan pijatan di tengkukku.
Sambil mengurut tengkukku, Kevin berdecak di belakangku.

Setelah mencuci muka dan menyikat gigi aku kembali ke arah ranjang sambil menutup hidung. Kevin menatap tajam ke arahku.
" Kevin tolong singkirin sarapannya. Aku nggak suka bau bawangnya "
Dengan malas Kevin beranjak dari duduknya. Membawa nampan berisi makanan keluar kamar. Aku duduk di tepi ranjang.

" Kamu mau aku pesankan makanan lain?"
Aku menggeleng.
Kevin menarik kursi lalu duduk di depanku. Tangannya kembali bersedakap dengan punggung tegak.
" Sekarang cerita " Perintahnya.

Aku menghela nafas.
" Apa semalam Dean mencariku? Menghubungi kamu?"
Tanyaku ragu.
Kevin menggeleng.
" Abang nggak ada hubungi aku. Tapi sebelum ke sini aku kasih kabar kalau mau tidur di hotel "
Sudah kuduga. Dean nggak akan nyari aku. Kalau memang dia peduli seharusnya semalam mencegahku keluar dari rumah. Dia ngamuk hanya karena egonya sebagai laki-laki terluka. Mungkin dari awal aku yang terlalu naif. Jelas sekali kalau cinta antara dia dan Clara belum usai. Bodohnya aku.
Dia pernah bilang cinta kan? Halah semua orang juga bisa bilang gitu apalagi kalau ada modus dibaliknya. Ingatan tentang mereka berdua yang sedang berciuman seketika membuatku kembali marah. Aku merasa Dean memang sedang mempermainkan perasaanku.

" Aku juga nggak beritahu Abang kalau kamu di sini. Urusan kalian berdua bukan urusanku " Kata Kevin datar.
" Maafin aku udah ngerepotin kamu. Habis mandi aku akan pergi kok. Makasih udah ngasih tempat "
Aku sudah akan beranjak.
" Duduk " Kevin memerintah.

Mau tak mau aku kembali duduk.
Kevin masih dengan pandangannya yang mengintimidasi meminta penjelasan.
Sekali lagi aku menghela nafas. Aku memilin kedua tanganku yang berada di atas pangkuan.

" Dean kembali dengan Clara.."
Kevin menggelengkan kepalanya sambil berdecak.
" Itu tidak mungkin Na. Memang hubungan mereka dari dulu dekat. Tapi sebagai sesama laki-laki aku tahu Abang tidak punya perasaan pada Clara meski mereka dulu pernah menjalin hubungan "

MISTAKES ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang