23

6.6K 657 58
                                    

Baru juga nggak up sehari, banyak banget yang nyari Ney. Sampai makanpun kesedak wkwkw

Kaboorrr 💃💃💃💃

Hatiku merasa tidak tenang sejak aku tahu Clara mengirim pesan pada Dean semalam.

Entahlah. Aku merasa ada yang Dean sembunyikan dariku. Itulah kenapa aku bilang hubungan kami sebenarnya belum sampai tahap sangat dekat. Karena hingga aku berpamitan padanya, sama sekali tidak ada perkataannya yang menyangkut Clara. Memberitahuku kalau akan mengantar Clara ke mana juga tidak. Yah siapalah aku.

Pada dering ketiga Dean mengangkat panggilan telponku.
Akhirnya aku tidak tahan untuk tidak menghubunginya.
" Ya Sayang.."
Terdengar suara bising di sekitar Dean. Seperti suara kendaraan yang berlalu-lalang.
" Dean. Aku minta tolong bisa? "
Aku membuat alasan kenapa aku menghubunginya.
" Ya "
" Eum charger hp ku tolong carikan apakah ketinggalan di kamar?"

" Oh. Oke. Agak nanti ya. Ini aku sedang nggak di bengkel "
" Eum. Emang kamu lagi di mana?"
" Lagi di jalan. Nanti aku telpon lagi ya Sayang. Sekarang aku lagi buru-buru "
" Oke . Hati-hati di jalan "
" Shiap Bu Bos "

Bahuku lemas. Seharusnya aku tanya dia mau ke mana? Sama siapa ? Kenapa aku seperti pacar yang posesif ya. Huft.

❤❤❤

" Kamu masak apa? "
Dean mendekapku dari belakang.
" Kok kamu udah pulang? "
Aku balik bertanya sambil menuang nasi goreng ke atas piring.

" Laper. Bau masakan kamu sampe bengkel "
Aku mendengus.
Dean mengecup pipiku sambil mengambil piring dan membawanya ke meja makan.

" Dean! Itu nasi gorengku. Siniin! "
Aku menghampirinya.

" Makan bareng ya. Aku juga lapar "
" Nggak siniin. Kamu makan lauk yang Mbok Mini bikin aja "

" Aku pilih masakan kamu aja baunya enak. Lagian ini banyak banget. Nggak mungkin kamu bisa habisin segini sendiri "
Tahu- tahu Dean udah menyendok nasi nya. Huaaa...

❤❤❤

" Na.."
" Eh.."

" Kamu nggak seneng aku pulang?"
" Eh..eng..nggak gitu. Aku seneng kok "
Aku memijat pelipisku. Mengoper ponsel dari telinga kiri ke telinga tangan. Tanpa sadar aku menghela nafas.
Kevin mengabari kalau besok malam sudah sampai Jakarta dan mungkin  lusanya akan ke Jogja. Bagaimana nanti aku mengatakan padanya kalau hubungan kami harus berakhir?

Pergantian hari aku lalui dengan perasaan galau. Dean sangat sibuk dengan bengkel. Pagi-pagi sudah berada di sana dan pulang saat aku sudah terlelap.
Seperti pagi ini saat aku bangun pun sudah tidak menemukan Dean berada di sampingku.
Terdengar gemericik air di kamar mandi.
Aku menaikkan selimut sampai batas dada untuk menutupi tubuhku. Semalam saat hampir terlelap Dean mendatangiku dengan tergesa. Berbeda dari biasanya. Tidak ada pengertian di dalamnya. Aku merasa Dean hanya mengejar kepuasannya sendiri. Ah sudahlah, aku isterinya. Sudah tugasku melayani kebutuhannya. Meski saat itu aku merasa tidak diperlakukan dengan adil. Hanya saja aku merasa dia sedang banyak pikiran karena akhir-akhir ini menjadi pendiam.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Dean yang keluar hanya menggunakan celana bokser. Kedua tangannya memegang handuk sambil mengusap kepalanya yang basah.
Dean mendongak dan tersenyum ke arahku. Aku merasa senyumnya seperti hawa surga. Aku merindukannya.
Aku beringsut dari ranjang. Keluar dari gumulan selimut untuk menghampiri tempat Dean berdiri. Aku hiraukan tubuhku yang polos, aku langsung mendekap tubuh Dean dari depan. Menempelkan dadaku.
Dean tampak terkejut. Kedua tangannya menggantung di udara.
" El.."
Aku lebih merapatkan tubuhku padanya. Mengeratkan lenganku di punggungnya.
" Bentar aja. Dingin " ucapku lirih. Aku menghirup aroma Dean kuat-kuat. Bau sabun mandi dan shampo terasa menyegarkan.

MISTAKES ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang