8.Sakit

7K 641 47
                                    

Baru saja masuk kerja sehari aku sudah harus libur lagi.

Dengan langkah hati - hati aku menaiki tangga. Nampan yang kupegang berisi semangkuk bubur, susu, dan camilan. Sama sekali nggak lucu kalau aku tersandung lalu tersungkur dengan mangkuk melayang dan berserakan. Atau mungkin ada yang mendarat terbalik di atas kepalaku seperti film-film kartun yang biasa aku tonton. Ishh..

Aku membuka pintu kamar Dean dengan menekan siku.

Mata Dean berbinar saat melihat aku masuk. Rasa senangnya tidak ditutupi sama sekali. Aku hanya mendengus melihat reaksinya. Aku mulai terbiasa dengan sikapnya. Kemanjaannya meningkat setiap harinya sejak dua hari yang lalu.

Kemarin lusa saat aku dan Tori masuk, Dean terlihat menggigil sambil memeluk tubuhnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin lusa saat aku dan Tori masuk, Dean terlihat menggigil sambil memeluk tubuhnya sendiri. Suhu tubuhnya tinggi dan mulutnya mengigau. Dengan meminta bantuan beberapa karyawan laki - laki aku berhasil membawa Dean keluar ke parkiran lewat pintu samping cafe. Aku membawanya ke klinik. Teryata dia gejala tipes. Dokter menyuruh Dean opname. Dia tidak mau. Aku memaksa. Akhirnya dia mengalah namun hanya semalam saja ck..ck.. Keesokan harinya dia mengajak pulang. Dasar keras kepala !

Dean bangkit dari tidurnya duduk bersandar di kepala ranjang.
Aku mendekat. Mengambil duduk di depannya.
Mulai menyendok bubur di dalam mangkuk yang sedang kupegang. Menyuapi Dean yang aku rasa sebenarnya bisa makan sendiri.

Dean melihat ke arah nampan yang kuletakkan di kursi depanku.
" Itu, kamu juga buat sendiri atau beli ? "
Dean menunjuk sepiring pisang krispy yang tadi kubuat. Sengaja aku potong kecil - kecil agar lebih enak dimakan.
" Aku buat sendiri "
Aku kembali menyuapi Dean.

" Kamu bikinin aku bubur, macem - macem makanan itu beneran kamu yang masak ya? Bukan Mbok Mini ? "
" Kamu ngeremehin kemampuan masak aku ?" Aku bertanya tidak suka.
Ini semua aku yang buat. Kalau pagi gini kan Mbok Mini belum datang. Memangnya dia saja yang bisa masak. Dia tidak tahu selama ini aku terbiasa hidup mandiri sejak bertahun yang lalu. Memasak adalah hal biasa buatku. Kenapa setiap pagi yang menyiapkan sarapan Dean ? Ya itu kan suka - suka dia. Bukan urusanku juga.

Aku meletakkan mangkuk yang kupegang di atas pangkuan Dean dengan sedikit kasar.
" Nih makan sendiri. Aku ada tugas negara "
Malas banget aku sama orang yang nggak tahu terima kasih. Udah dirawat, aku belain nggak ke cafe ee..malah meragukan kemampuanku.

Aku beranjak dari duduk ku.

" Aku maunya kamu suapin " suara Dean memaksaku mengurungkan niat untuk keluar dari kamarnya.
Aku yang sudah berdiri menoleh ke arahnya sambil melipat kedua tanganku di depan dada. Berdecak kesal aku kembali mengambil mangkuk dan menjatuhkan bokongku di pinggir ranjang.

" Aaak.." mengkodeku untuk kembali menyuapinya.
Dean membuka mulutnya.

" El.."
Aku hanya diam sambil terus menyuapinya. Agak kesal karena juga karena bubur di mangkuk kayak nggak habis - habis.

MISTAKES ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang