Demi apa coba kemaren sudah up, ini up lagi 😂😂😂
Iya beneran nggak mimpi kok ini wkwkw
Dikit banget ini.
Semoga nggak kecewa.😌
Sejak kejadian basah tempo hari, aku lebih menjaga jarak dari Dean. Dan sepertinya Dean juga seperti itu. Sudah hampir seminggu kami tidak bertegur sapa. Kalau tidak sengaja saat berpapasan di dalam rumah ya anggap aja nggak ada orangnya.
Dean cuek. Tidak mau menjelaskan apapun itu, sedang aku ya males. Buat apa bahas hal kayak gitu. Percakapan kami via ponsel itu yang terakhir. Untungnya keceriaan Mbok Mini di rumah ini saat pagi dan sore membuat suasana tidak begitu sepi. Belum lagi kalau Pak Pardi datang dua minggu sekali untuk merapikan taman. Bisa heboh mereka berdua.
" Lho kunciku di mana?"
Aku melihat ke gantungan kunci di atas rak ruang tamu nggak ada.Aku membuka tas selempangku. Meraba isinya. Nihil.
Seingatku kemarin sudah aku taruh di tempat biasanya.
" Mbookk..."" Mbok Minii.."
" Iya mbak. Ada apa? "
Mbok Mini datang tergopoh-gopoh sambil bawa sehelai baju yang mau dijemur.
" Mbok liat kunci mobilku nggak? "Mbok Mini menengok ke arah gantungan sambil geleng kepala.
" Nggak tuh mbk. Tadi Mbok bersih-bersih nyapu juga nggak nemu "" Aduh ke mana ya "
Mana ini udah hampir jam sembilan." Lho mbak bukane tadi sudah dikeluarkan mas Dean ya mobilnya mbka El?"
Aku mengikuti Mbok Mini berjalan keluar rumah." Nah iya kan mbak. Pas Mbok buang sampah ke depan tadi liat Mas Dean lagi manasin mobilnya Mbak El kok " Kata Mbok Mini setelah melihat mobilku sudah di luar garasi.
" Coba tanya Mas Dean aja Mbak "
Dean memang punya kebiasaan tiap pagi nyiapin mobilku. Dihadapkan ke depan katanya biar aku tinggal make. Tapi biasanya dia gantungin lagi ke tempat biasanya. Tumben ini nggak.
" Yaudah Mbok. Aku tanya dia dulu "
Aku berlari kecil ke arah bengkel.
Aku berhenti celingukan ke arah jajaran mobil di bengkel. Mana rame banget lagi. Dean di mana sih.
Aku mau ngeluarin ponsel dari tas. Mau telpon Dean. Sambil melihat sekitar..
Nahh itu dia lagi di dalam office ternyata. Kenapa aku nggak kepikiran melihat ke arah situ ya.Aku bergegas ke sana.
Dari jendela kaca aku bisa melihat Dean sedang tertawa lepas dengan Clara. Dean menyenderkan tubuhnya di meja kerja Clara.
Dasar perempuan itu! Punya bakat ngelawak apa ya. Tiap sama dia kok ketawa terus.Aku membuka pintu kaca dan menimbulkan bunyi loceng kecil di sisi-nya.
" Bang.."
Dean langsung menoleh ke arahku. Ada raut terkejut dari wajahnya." Kamu bawa kunci Ayla- ku?"
Tanyaku sambil mendekat ke arahnya. Aku pasang tampang wajah sinis ke arah Clara. Entahlah aku tidak menyukai dia sejak aku mengenalnya. Aku memang sengaja memanggil Dean dengan Bang di depan Clara. Clara hanya menunduk dan pura-pura kembali menekuri layar di depannya.Aku kembali menoleh ke arah Dean yang masih terdiam menatapku.
" Bang ! Mana sih kuncinya? Aku telat ke cafe ini " Aku melihat jam yang melingkar di tangan kiriku." Eh i..iya "
Dean tergagap. Lalu melihat ke kanan kiri. Seperti mencari sesuatu. Bergerak kearah sofa." Cla, kamu lihat jaket hitamku? Tadi aku taruh di sofa "
Aku bersedakap memindai penampilan Clara dari tempatku berdiri. Hm cukup modis. Memakai jeans ketat, blouse dengan ikatan pinggang berbentuk tali. Baju dibiarkan keluar dan memakai jilbab yang dimodel. Kulit sawo matang. Pantas saja Dean tertarik padanya. Secara keseluruhan penampilannya memang dengan mudah bisa menarik pandangan laki-laki. Aku juga modis, tapi aku merasa kalah di bagian tinggi badan. Dia hampir setinggi Dean. Dengan tinggi seperti itu seharusnya bisa jadi model saja daripada bekerja di sini. Memang ku akui kalau ada sesuatu hal yang menarik darinya. Dia pandai ber- make up. Meski tebal tapi pas. Berbeda denganku yang hanya ala kadarnya.
" Oh. Tadi saya lipat Mas. Ini saya simpan di laci saya "
Clara merundukkan tubuhnya untuk membuka laci meja.
Aku berdecih.
Perempuan ini benar-benar membuat tekanan darahku menjadi tinggi.
Ngapain jugak jaket Dean dia simpan. Kurang kerjaan banget kan.Clara mengangsurkan jaket ke arah Dean tapi aku melangkah maju mendahului dan langsung aku ambil dengan kasar. Tidak cuma Clara yang terkejut sepertinya Dean juga. Mana ada urus!
Aku memeriksa tiap kantongnya dengan tidak sabar.
" Kamu ngapain sih simpan-simpan jaket Abang. Kayak kurang kerjaan tahu nggak. Jaket juga termasuk barang pribadi. Nggak seharusnya kamu pegang-pegang "
Aku menoleh ke arah Clara.Dia hanya menunduk.
" Maaf Mbak. Saya pikir di sini kan banyak orang keluar masuk. Saya takut jaket Mas Dean hilang "
Aku cuma mendengus.Nah. Ketemu di saku bagian dalam.
Aku memberikan jaket ke Dean sambil menekan dadanya sampai tubuh Dean sedikit tersentak ke belakang. Dia cuma bengong liatin aku ngomel dari tadi.
" Aku berangkat "Buru- buru aku keluar dari office.
Baru dua langkah dari pintu tiba-tiba tanganku ada yang menarik ke belakang. Tubuhku terhuyung ke depan menabrak dada seseorang. Aku mendongak.
Cup.
Dean menangkup kedua pipiku sambil mencium pipi kiriku.
Demi mimi peri yang tingkahnya absurd. Pasti semua yang melihat adegan ini akan mengira kalau Dean tengah mencium bibirku. Padahal dia hanya menempelkan bibirnya ke pipiku..ralat, Mepet ke bibir." Aku kangen. Cepat pulang ya. Hati - hati di jalan "
Cup.
Kali ini beneran bibirku.
Tbc.
😪😪😪
Ney ngantuk
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES ( S E L E S A I )
HumorFor Adult Start : 31 Januari 2020 Finish : 6 Februari 2021 1 th 6 hari