"apa yang sedang kau buat?" tanya Alvito sambil menyandarkan tubuhnya di tembok.
Pita mendengus. "apa kau tidak lihat aku sedang membuat apa?" tanya nya ketus.
Alvito mengangkat alisnya mendengar jawaban ketus dari Pita. Apa gadis ini ada dendam tersendiri padanya?
"Kenapa tidak menyewa orang saja untuk memasak?" tanya Alvito. Pita mendengus, apa pria ini berpikir ia adalah orang yang berkecukupan?
"Kau pikir aku dan keluargaku orang berada? Aku hanya orang yang hidup sederhana," ucap Pita dengan kesal.
Alvito mengangguk paham lalu tetap mempertahankan Pita yang sibuk memasak di dapur. Gadis itu, jika di lihat-lihat memang sangat cantik.
"Apa yang kau lakukan disitu?" tanya Pita kesal. Tatapan pria itu benar-benar mengintimidasi nya.
"Melihatmu apalagi?" tanya Alvito. Pita mendengus
"Pergilah! Sebelum sendok sayur ini aku lempar kearahmu!" ancam Pita.
"Kenapa kau galak sekali padaku?" tanya Alvito heran. Apa ia memiliki salah?
Pita membalikkan badannya. "Karena kau orang yang menyebalkan, pergilah!!" ucapnya.
"Tidak mau," ucap Alvito kekeh pada pendiriannya.
Pita menatapnya datar lalu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi. Berdebat dengan Alvito hanya akan membuat masalah.
"Berapa umurmu?" tanya Alvito.
"18 tahun, kenapa?"tanya Pita bingung. Kenapa Alvito malah menanyakan umurnya?
"Untuk ukuran seorang gadis tubuhmu lumayan," ucap Alvito sambil menatap Pita dari atas kepala hingga kaki. Pita menatap melotot.
Pletak'
Alvito meringis kesakitan memegang keningnya yang terkena lemparan sendok kayu dari Pita. Sadis sekali gadis ini.
"Berani kau melihat ku dengan tatapan mesum seperti itu, brengsek!!" umpat Pita sambil berkacak pinggang.
"Ada apa ini?" tanya Raya saat memasuki dapur.
"Nggk ada Bu, kenapa Bu? Pita lagi masak," ucap Pita.
"Ibu kira nak ganteng belum bangun teryata udah, yaudah ibu tinggal dulu ya," ucap Raya di balas anggukan Pita.
Alvito hanya menatap mereka saja karena ia sama sekali tidak mengerti bahasa yang mereka katakan.
"Apa yang kalian bicarakan tadi?" tanya Alvito.
"Kepo anda," ucap Pita dengan bahasa Indonesia dengan ketus.
"Apa yang kau katakan?" tanya Alvito datar.
Pita hanya mengeluarkan cengiran nya. "Tidak ada," ucapnya.
"Kau yakin?" tanya Alvito penuh selidik. Kenapa ia tidak yakin dengan jawaban Pita?
Pita mengangguk sambil menahan tawanya, ia senang sekali mengerjai bule satu ini.
"Ngomong-ngomong apa pekerjaan mu?" tanya Pita.
Alvito duduk di bangku samping Pita. "aku? Hanya direktur perusahaan biasa," ucap nya.
"Kau yakin? Kenapa aku merasa kau bukan hanya direktur saja?" ucap Pita tidak yakin, terlihat dari pakaian bermerek miliknya.
Alvito menyeringai. "pintar," ucapnya.
"Tidak aku sangka kau pintar juga," sambung Alvito membuat Pita mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Billionaire [END] [PROSES TERBIT]
RomanceCOVER BY OBI ART Serumah dengan orang kaya yang sombong dan sialnya sangat tampan. Anugrah atau kesialan? Itulah yang di rasakan gadis yang bernama lengkap Pingkan Agustina biasa di panggil Pita oleh temannya. Gadis keturunan darah kental Jawa harus...