Epilog.

8.1K 411 48
                                    

Devan terkekeh kecil. Ia melemparkan beberapa dokumen di atas meja lalu menatap Alvito.

"Aku hanya mengetesmu saja. Aku tidak sejahat itu untuk memisahkan putriku dengan kekasih yang sangat di cintainya," ucap Devan. Pita mengerjapkan matanya tidak percaya.

Alvito mengerutkan keningnya. "Apa ini?" tanyanya.

"Satu perusahaan untukmu. Jika menunggu satu tahun terlalu lama. Kau ingin membuat putriku manjadi tua untuk menunggumu satu tahun?" tanya Devan kesal. "Perusahan di bidang berlian, aku yakin kau bisa mengurusnya," sambungnya.

Alvito terdiam, ia pun membaca dokumen tersebut. Ia menatap Devan. "Kau yakin memberiku satu perusahaan besar ini? Kau tidak rugi?" tanyanya lagi.

"Untuk putriku. Tidak ada yang rugi," ucap Devan sambil menatap Pita tersenyum.

Pita memeluk ayah kandungnya dengan erat. "Terima kasih banyak," ucapnya.

"Apapun untuk putri kesayanganku," ucap Devan sambil mengecup kening Pita. "Kau jadi semakin cantik sekarang sayang," sambungnya.

"Berbahagialah," ucap Devan sambil mengusap rambut Pita. "Kau berhak bahagia sayang,"

Pita tersenyum senang. "Terima kasih. I love you mom, dad," ucapnya sambil kembali memeluk kedua orang tuanya.

Pita juga memeluk orang tua angkatnya dengan erat. "aku mencintai keluargaku," ucapnya.

"Kami juga sayang," ucap Yuli sambil tersenyum manis.

"Perusahan itu ada di Rusia. Ada mansion milikku yang baru saja aku beli. Rumah untuk kalian setelah menikah," ucap Devan.

Alvito terdiam. "Hadiah sebesar ini. Aku tidak enak menerimanya," ucapnya.

Devan mendengus kesal. "Kau ingin aku menikahkan putriku dengan orang lain?" tanyanya kesal.

Alvito menggeleng cepat. "Tapi kau tidak keberatan dengan ini?" tanyanya sekali lagi.

Devan menggeleng. "Tidak sama sekali. Kau pria yang cerdas aku tau itu. Tenang saja memberikan satu perusahaan untukmu tidak membuat ku jatuh miskin," ucapnya sedikit sombong.

Alvito berdecih pelan. "Terserah kau pak tua," ucapnya.

Devan mendelik. "Kau bilang apa bocah sialan?!" ucapnya sambil bangun dari duduknya namun istrinya menahan tubuhnya.

Alvito hanya terkekeh pelan. Ia menatap Pita sambil memeluk pinggang gadis itu sembari mengecup pelipisnya. "Kau milikku mulai sekarang Pita. Dan seterusnya, kau milikku," ucap Alvito dengan suara beratnya.

∆∆∆

Alvito tampak sibuk memainkan anak rambut Pita. Perempuan itu tampak pulas tanpa mengenakan sehelai kain pun ditubuhnya yang hanya ditutupi oleh selimut tebal. Setelah menikah yang menjadi impiannya sekian lama, ia akhirnya menjadi suami Pita. Gadis yang sangat ia cintai.

Alvito terkekeh mengingat perjuangan untuk mendapatkan seorang gadis yang ia cintai. Ia menikahi Pita saat mereka sudah sampai di Rusia. Pernikahan yang mewah yang membuatnya akan terus mengingatnya hingga kapanpun.

Setelah kejadian itu awalnya Pita yang tidak percaya perlahan-lahan luluh mendengar ucapan ibu dan ayahnya yang berada di Indonesia. Mereka mengaku bahwa mereka mengadopsi dirinya saat masih kecil.

Pita berasal dari keluarga bangsawan ternama. Saat itu dirinya yang tengah diculik dan diadopsi sepasang suami istri yang begitu sederhana merawatnya hingga dewasa seperti ini.

Pita mengajak kedua orang tuanya yang pernah merawat dirinya dari kecil untuk tinggal bersamanya.

Kini Pita berada kembali kepada keluarga aslinya dengan Alvito pria sombong itu tentunya.

Setelah itu Alvito merelakan posisinya sebagai ahli waris keluarganya karena memilih untuk menikahi Pita gadis yang ia cintai.

Tidak membuatnya jatuh miskin karena Devan ayah kandung Pita memberikan satu perusahaan untuk Alvito pimpin dan sekarang Alvito resmi menjadi suami dari Pita. Dan sekarang mereka menetap di Rusia.

"Saatnya bangun sayang," ucap Alvito sambil menggendong tubuh Pita yang masih tertidur pulas.

Alvito tersenyum mengingat kejadian semalam. Benar-benar membuatnya begitu senang. Pita menjadi miliknya seutuhnya.

Byurr~

Pita membuka matanya, ia melotot kearah Alvito. Pria itu hanya tersenyum manis padanya.

"ALVITO!"

"Yes baby. Dengan suamimu kau ingin aku mandikan sayang? Atau mandi bersama?" tanya Alvito dengan jahil, ia mengedipkan matanya.

"ALVITO!" teriakan menggema di kamar mandi. Alvito terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan istrinya.

"I love you," ucap Alvito sambil terkekeh.

"Aku mencintaimu sampai akhir hayatku sayang," ucap Alvito.

"ALVITO BRENGSEK! balikan badanmu bodoh. Kau ingin mati ha?!" teriak Pita. Ia berteriak karena Alvito terus menatap tubuhnya yang naked.

"Jika bersamamu tidak apa-apa," balas Alvito.

"ALVITO!"

∆∆∆
Selesai


Hehe akhirnya selesai

My Arrogant Billionaire [END] [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang