lima.

12K 667 11
                                    

Alvito menatap Pita yang masih tertidur di sampingnya, setengah jam lagi mereka akan sampai di Inggris.

"Tuan, berkas yang kau butuhkan sudah aku siapkan," ucap Edwin.

Alvito mengangguk sambil memegang cerutu nya, ia membaca berkas yang di berikan Edwin padanya.

"Beritahu teman ku disana, jaga Pita saat dia sudah mulai kuliah disana. Dan jangan biarkan pria mana pun mendekati nya," ucap Alvito.

"Baik tuan," ucap Edwin.

"Pergilah," ucap Alvito.

Alvito menatap Pita yang tertidur di bahunya. Alvito mencubit pipinya dengan pelan.

"Kau tertidur seperti kucing pemalas tapi jika kau bangun kau seperti macan yang galak," gumam Alvito.

Alvito mencubit hidung Pita. "Bangun pemalas," ucapnya.

Pita mulai mengerjapkan matanya sambil menepis tangan Alvito dengan kasar.

"Kau mau membunuh ku ya?!" ucap Pita kesal.

Alvito mengangkat bahunya tidak peduli lalu ia berjalan menuju kamarnya untuk berganti baju. Pita menggeram kesal lalu ia menatap jas milik Alvito yang tergeletak di sampingnya.

Pita menyeringai melihat jas yang ada di tangannya mungkin harganya sangat mahal mengingat Alvito merupakan direktur perusahaan ternama dan barang-barang miliknya kemungkinan berharga sangat tinggi.

Pita menumpahkan kopi di jas tersebut lalu menumpahkan makanan di atasnya.

"Ck! Pita pinter," ucap nya sambil terkekeh pelan.

"Rasain, dasar tuan sombong!!"

Pita langsung berlari masuk kedalam kamarnya dan menguncinya sambil tertawa pelan menunggu reaksi Alvito.

Selang beberapa menit Alvito keluar menatap nanar kearah jas hitam kesayangannya yang terlihat sangat kotor, ia tau siapa yang berani berbuat seperti itu padanya.

"PINGKAN AGUSTINA!!"

Pita hanya tertawa lepas di kasurnya sambil memegangi perutnya yang terasa keram.

"Aduhh," Pita tertawa sambil memakan cemilan di atas kasur.

Tok~

Tok~

Tok~

"Pita buka pintunya!! Kau harus bertanggung jawab!!" ucap Alvito dari luar dengan nada kesal.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" tantang Pita.

"PITA!!"

Pita tertawa sampai sudut matanya mengeluarkan air mata saking senangnya ia mengerjai Alvito. Akhirnya mereka pun sampai di Inggris, terlihat beberapa pengawal berjejer rapi di depan pesawat.

"Kok berasa kedatangan presiden ya," batin Pita.

"Selamat datang tuan Alvito dan nona Pita," ucap mereka sambil menunduk.

"Buset, mereka tau nama ku ya?" Pita menatap Alvito, tidak heran karena ia bisa melakukan apapun yang ia mau.

Pita berjalan acuh mendahului Alvito yang berjalan pelan di belakangnya.

"Tuan Alvito, jika butuh bantuan panggil kami saja," ucap salah satu maid sambil menatapnya dengan menggoda.

Pita yang melihat itu hanya memperlihatkan tatapan ingin muntah, apalagi melihat pakaian mereka yang bisa di bilang seksi. Terlihat sangat menjijikan menurutnya.

My Arrogant Billionaire [END] [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang