Pernikahan Xander dan Via berjalan dengan sangat meriah dengan pesta yang begitu glamor dan menakjubkan.
Namun Alvito nampak waspada di tempatnya. Terlihat ibunya tengah bersama bibi Elena. Entah apa yang mereka bicarakan yang pasti hal yang tidak baik.
"Ada apa denganmu?" tanya Pita bingung saat melihat Alvito tampak gelisah ditempatnya.
"Tidak. Ingin berdansa denganku?" tanya Alvito sambil mengulurkan tangannya.
Pita menerima uluran tangan Alvito. Mereka pun berdansa dengan iringan lagu tampak begitu mesra.
"Aku ingin bertanya padamu," ucap Alvito sambil terus berdansa.
"Tentang?" tanya Pita dengan kening mengkerut.
"Apa kau memiliki keturunan darah Eropa?" tanya Alvito.
"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Pita bingung.
"Kau terlihat bukan dari Asia tapi kau memiliki wajah keturunan Eropa," ucap Alvito.
Pita menggeleng. "Tidak. Aku tidak memiliki keturunan daerah sana. Aku dan orang tuaku adalah penduduk asli disana," ucapnya.
"Kau yakin?" tanya Alvito.
Pita terdiam. Ia akui memang terasa aneh saat dirinya masih kecil ia bermain namun terlihat sangat berbeda saat bermain mereka yang memiliki rambut hitam tidak dengan dirinya yang bahkan memiliki rambut terbilang warna pirang.
"Pita," panggil Alvito.
Pita menatap Alvito. "Apa?" tanyanya.
"Jika terjadi sesuatu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi menjauh dariku," ucap Alvito.
"Aku akan memperjuangkan mu tidak peduli dengan mereka yang tidak menginginkan mu,"
Disisi lain..
Xander menutup sambungan teleponnya. Hanya ini yang bisa ia bantu kedepannya hanya tergantung pada Alvito itu sendiri.
"Dimana mereka?" tanya Xander.
"Ada di ruangan khusus. Kenapa kau bisa mengundang mereka?" tanya Louis bingung.
Xander terkekeh. "Tentu saja karena putri mereka berada disini," ucapnya.
"Putri? Siapa? Kau tidak pernah bilang kau memiliki kenalan," ucap Louis.
"Putri mereka tentu saja kekasih Alvito sekarang," ucap Xander.
"Apa? Maksudmu Pita? Kau serius?" tanya Louis tidak percaya.
"Sejak kapan aku bercanda. Latar belakang gadis itu sudah aku cari. Dan memang Pita adalah putri yang selama ini mereka cari," ucap Xander.
"Aku tidak percaya dengan ini," ucap Louis.
"Akupun. Ini akan menjadi kejutan," ucap Xander.
"Kejutan yang akan membuat semua terkejut terutama gadis-gadis manja itu," sambung Xander.
"Lalu selanjutnya?" tanya Louis.
"Tergantung dengan Alvito sendiri. Apa pria itu tetap memperjuangkan Pita atau menyerah," ucap Xander. "Tapi aku yakin sepupuku itu tetap akan memilih Pita,"
"Dia sangat mencintai Pita. Aku yakin sepupuku itu akan memperjuangkan habis-habisan untuk mendapatkan gadis yang ia sukai," ucap Xander.
"Hanya saja nanti mungkin akan ada yang terkejut setengah mati saat mengetahui siapa gadis itu sebenarnya," ucap Xander sambil meletakkan gelas sampanye miliknya.
"Bukankah begitu?"
∆∆∆
Saat tengah berdansa salah satu main menghampiri Alvito dan Pita.
"Tuan Alvito, nona Pita. Nyonya Winda dan Nyonya Elena ingin bertemu dengan kalian," ucap maid tersebut.
Alvito menegang ditempat. Pada akhirnya yang terjadi pasti akan terjadi. Ia tidak bisa mengelak lagi.
"Ayo," ucap Alvito sambil menggandeng tangan Pita dengan gugup.
Perasaan Pita tidak enak. "Siapa itu?" tanya nya.
"Ibuku," balas Alvito. "Apapun yang di katakan ibuku jangan menjauh dariku,"
Mereka pun menghampiri Winda dan Elena yang merupakan Ibu sekaligus bibi Alvito.
"Ada apa?" tanya Alvito langsung.
Winda terkekeh. "Oh sayang. Kau sangat tidak bisa berbasa-basi ya," ucapnya.
Alvito menatap tajam. "Apa yang ingin kalian katakan?" tanyanya.
"Apa itu kekasihmu?" tanya Elena sambil menatap Pita.
Alvito menyembunyikan tubuh Pita dibelakang tubuhnya. "Langsung katakan saja. Apa yang ingin kalian bicarakan?"
"Kekasihmu sangat cantik tapi sayang dia hanya dari keluarga tidak berpendidikan," ucap Winda.
"Ibu---"
"Aku sudah menyewa seorang detektif. Mencari latar belakang gadis yang sangat kau cintai itu," ucap Winda sambil menatap remeh kearah Pita.
"Gadis itu. Dia diadopsi oleh sepasang suami istri yang sangat sederhana dari panti asuhan," ucap Winda. Pita menatap terkejut.
"Tidak mungkin," batin Pita.
"Gadis yang mungkin hasil dari hubungan gelap orang tua aslinya," ucap Winda membuat tubuh Pita membeku.
"Ibu!" bentak Alvito.
"Kau tidak boleh berhubungan dengan gadis yang tidak jelas asal usulnya seperti itu. Ini akan berdampak buruk bagi keluarga kita," ucap Elena.
"Persetan dengan itu aku tidak peduli! Kekasihku tidak tau apapun. Bagaimana ibu bisa dengan kurang ajar mencari masa lalu seperti itu?" tanya Alvito marah.
Pita berjalan mundur menatap tidak percaya. Alvito hendak menggandeng kembali tangan Pita namun gadis itu menepis dengan kasar.
"Rumor itu akan merusak karirmu. Keluarga kita akan tercoreng. Aku tidak mengizinkan kau untuk menikahinya. Dia tidak pantas!" bentak Elena.
"Bibi!" teriak Alvito. "Apa hakmu mengaturku? Ini hidupku. Kau tidak berhak mengaturnya sekalipun kau bibiku!"
"Aku berhak! Gadis itu tidak pantas bersamamu," ucap Elena sambil menunjuk kearah Pita.
Pita dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak menyangka kebenaran ini. Ia berjalan mundur.
Pita tertawa lirih. "Aku tidak pernah bermimpi untuk menikahi pria kaya dari keluargamu nyonya," ucapnya.
"Aku tidak akan menikah dengan anakmu. Karena aku memang tidak pantas," ucap Pita. Ia berlari menjauh.
"PITA!" teriak Alvito.
"Jangan mengejarnya. Biarkan gadis itu pergi," ucap Elena.
"Sekalipun aku mati. Aku tidak berharap dilahirkan kembali dalam keluarga ini," ucap Alvito dengan pedas. Ia menepis tangan Elena.
"Sampai terjadi sesuatu pada kekasihku. Aku orang pertama yang akan menghancurkan sejarah keluarga Denandra,"
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Billionaire [END] [PROSES TERBIT]
RomanceCOVER BY OBI ART Serumah dengan orang kaya yang sombong dan sialnya sangat tampan. Anugrah atau kesialan? Itulah yang di rasakan gadis yang bernama lengkap Pingkan Agustina biasa di panggil Pita oleh temannya. Gadis keturunan darah kental Jawa harus...