enam.

11.9K 652 13
                                    

"Woah! mewah sekali," decak kagum Pita saat melihat mansion mewah milik Alvito.

"Apa ini milikmu?" tanya Pita.

"Sebenarnya tidak juga, mansion ini dulu milik seseorang yang memiliki hutang yang begitu besar padaku," ucap Alvito sambil keluar dari mobil.

"Sebenarnya tidak juga, mansion ini dulu milik seseorang yang memiliki hutang yang begitu besar padaku," ucap Alvito sambil keluar dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kau menyita mansion miliknya?" tanya Pita.

Alvito mengangguk. "Lagi pula dia tidak bisa membayarnya jadi tidak ada pilihan selain aku menyita mansion miliknya," ucapnya

Pita langsung keluar dengan tergesa-gesa sambil mengitari taman indah di depannya. Alvito tersenyum tipis melihat kelakuan Pita yang seperti anak kecil di matanya.

"Ayo masuk," ucap Alvito.

Pita mengangguk lalu menurunkan koper miliknya, lagipula ia hanya membawa satu koper. Alvito bilang ia tidak perlu membawa banyak baju karena di mansion sudah banyak baju di lemari tersebut.

"Ingat apa yang aku katakan," ucap Alvito.

Pita mengangguk malas. "Ya, lagipula aku tidak mau berurusan dengan perempuan yang merepotkan," ucapnya.

"Honey!" Cecilia langsung memeluk tubuh Alvito. Pita ingin muntah rasanya mendengar suara manja dari perempuan itu.

"Cecil, sopan lah sedikit," ucap Alvito sambil melepaskan tangan Cecilia yang berada di lehernya.

Cecilia menatap Pita dari atas hingga bawah sambil tersenyum miring.

"Apa dia pembantu barumu?" tanya Cecilia.

"Pala mu pembantu, cantik-cantik gini apanya yang pembantu. Dasar tante girang!" umpat Pita dalam hatim

Pita menatap acuh kearah Cecilia lalu ia berjalan masuk sambil menabrak bahu Cecilia dengan pelan dan menatapnya tajam.

"Jaga perkataan mu, Cecil!!" ucap Alvito sambil menggeram.

"Apa? Lalu dia siapa?" tanya Cecilia.

"Dia teman ku," ucap Alvito datar sambil melepaskan tangan Cecilia yang bergelayut manja di lengannya.

Alvito memasuki mansion tersebut lalu tersenyum melihat Pita yang tidak bisa diam.

"Pilihlah kamar yang kau sukai," ucap Alvito.

"Kau serius?" tanya Pita dengan tatapan berbinar-binar.

Alvito mengangguk, Pita memekik senang lalu ia menaiki tangga sambil melihat kamar mana yang ingin ia tempati.

"Dia seperti gadis desa, terlalu memalukan. Kau yakin berteman dengan gadis lusuh itu?" tanya Cecilia heran.

Alvito menatap tajam. "Apa kau tidak bisa menjaga mulutmu?" ucapnya.

Alvito duduk di kursi tamu sambil menghela nafas pelan.

"Vito, kau lapar tidak?" tanya Pita, ia sudah berganti baju dengan yang lebih simple menurut nya.

My Arrogant Billionaire [END] [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang