Tujuh belas.

9.7K 605 26
                                    

Alvito memainkan anak rambut Pita sambil berbaring menghadap kesamping dimana Pita sedang tertidur pulas.

Hari sudah begitu larut namun Alvito belum bisa memejamkan matanya sampai sekarang.

"Huh." Alvito menghela nafas pelan lalu ia memeluk tubuh Pita dengan erat, lalu mulai memejamkan matanya.

"Mimpi indah." bisik Alvito sambil mengecup pipi Pita.

Keesokan paginya Pita bangun dan melihat sekelilingnya, tidak biasanya tuan sombong itu tidak berada di kamarnya. Pita menggeleng bukan kah itu bagus jika pria itu tidak ada di kamarnya jika ada mungkin itu akan sangat berbahaya.

Pita bergegas mandi dan berganti baju untuk pergi, sebenarnya ia penasaran dengan apa yang terjadi antara Alvito dengan ibunya.

Namun Pita menggeleng kembali, itu bukan urusannya. Karena disini ia hanya menumpang. Saat keluar ia di kejutkan dengan lima orang pria berdiri di depan kamarnya.

"Siapa kalian?"tanya Pita menatap terkejut. Ia menatap waspada.

"Ah, kau sudah bangun." ucap salah satu pria yang berdiri di hadapannya.

"Kenalkan nama ku Zacky." ucap Zacky sambil tersenyum.

"Aku Jack." sahut Jack dengan mengedipkan matanya kearah Pita.

"Aku Brandon dan ini saudaraku Devan." ucap Brandon sambil merangkul pundak Devan.

"Dan aku Xander." ucap Xander yang berdiri di samping Pita.

"Lalu? Sedang apa kalian disini?" tanya Pita bingung.

"Kami sepupu Alvito dan kami semua disini untuk menjaga mu." ucap Zacky.

"Wait---menjaga ku?" tanya Pita tidak percaya.

Xander mengangguk. "untuk menjaga mu selama Alvito tidak ada disini." ucapnya.

"Memangnya dia pergi kemana?" tanya Pita bingung.

"Seminggu ini dia pergi ke Jerman untuk mengurusi beberapa berkas penting, dia akan segera kembali kalau kau merindukannya kau bisa menelponnya." ucap Brandon membuat Pita melongo.

Pita mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi nomor Alvito.

"Hallo?" ucap Alvito.

"APA MAKSUD MU MENYURUH PRIA LAIN UNTUK MENJAGA KU?!" teriak Pita membuat kelima pria tersebut menatap tidak percaya.

"Aishhh...telinga ku bisa tuli, itu hanya untuk berjaga-jaga saja. Tenang saja mereka semua sepupu ku." ucap Alvito.

Pita langsung mematikan sambungan teleponnya dan memasukannya kembali ke dalam tas.

"Sepertinya kau tidak suka." ucap Devan.

"Memang aku tidak suka." ucap Pita kesal.

"Hey, kita bisa berteman. Tenang saja." ucap Jack sambil merangkul pundak Pita.

Pita melepaskan rangkulan tangan Jack." dan membuat ku menjadi pusat perhatian, tidak terima kasih. "balasnya sambil mendengus."

"Aku akui kalau aku lebih menyukaimu dari pada Cecilia." ucap Zacky.

Pita menatap melotot lalu berjalan mendahului mereka semua.

"Hey, tunggu kami." ucap Jack sambil sedikit berlari mengejar Pita.

"Bisakah kau menjauh dariku? Aku sangat risih berdekatan dengan pria asing." ucap Pita.

∆∆∆

My Arrogant Billionaire [END] [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang