"Bella mau bareng Acha."
Papa dibuat bingung oleh ucapan Bella. Papanya mengehela nafas dan mendudukan bokongnya disofa ruang keluarga "Kok tumben? Dulu Papa mau sekolahin disana kamu gk mau."
Skakmat!
Yang benar saja, Papanya masih mengingat kejadian waktu itu. Bella sudah bingung ingin beralibi apalagi.
"Tapi kan itu dulu Pa sekarang Bella mau bareng Acha."
"Ngurus sekolah itu ribet Bel." ujar Papanya sambil menarik tangan putrinya untuk berbicara serius.
"Kasih Papa alasan yang logis." lanjutnya
"Hmm...anu Pa." menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sambil berpikir alasan apa yang ia ingin gunakan.
"Anu apa?"
"Itu...hmmm, kata Acha sekolah Acha suka ngadain event event yang wah gitu Pa kalo disekolah Bella kan gk ada semuanya serba gk boleh."
"Ngadain buat hari guru aja harus minta izin Pa." tambahnya
"Terus nih Pa ya sekolah Bella itu harus ini harus itu kayak gk enak,bayangin Pa selama tiga tahun sekolah begitu. Ew kayak penjara." ucapnya untuk meyakinkan Papanya.
"Alasannya nggak masuk akal." Bella melongo tak percaya. Segitukah Papanya susah dibujuk?. 'Pasrah,pasrah,dan pasrah' batinnya.
"Sekarang masuk kamar!" suruhnya sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Ta...tapi Pa."
"Masuk kamar atau wi-fi Papa matiin selama seminggu?" tawarannya sambil mematikan lampu lampu diruangan tersebut.
"Iya deh ah." gerutunya. Bella sudah yakin pasti kalau awalan meminta seperti ini tidak akan pernah terjadi. TIDAK AKAN!
Dengan malas ia menaiki anak tangga lalu membelokan badannya ke arah pintu kamar. Dengan malas ia membuka pintu kamar lalu menutupnya dengan keras dan langsung merebahkan tubuhnya diatas king sizenya. Sesekali ia menatap langit-langit kamarnya dan entah dari mana pikirannya terbayang pada wajah Ervan. Wajah dimana yang membuat dirinya hampir menghilangkan nyawanya.
"Arghhhh,masih aja gue ngingetin tuh orang. Mau sampe kapan gue nyiksa batin." gumamnya dengan suara lirih.
Lalu dia mengibas ngibaskan kepalanya untuk menghilangkan wajah Ervan dan ia segera memejamkan matanya untuk menghilangkan pikirannya
🌵🌵🌵
Kringgggg......Kringgg
Suara alarm berbunyi,tanda bahwa Bella harus mengakhiri mimpinya.
"Arghh berisik banget sih." Dengan nada sedikit kesal dan mematikan alarmnya.
Dengan segera ia bangun dari tempat tidurnya dan mengucek kedua matanya sambil mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul.
Ting..
Terlihat sebuah notifikasi yang mengisi suara di kamar Bella. Langsung Bella mengambil ponselnya diatas nakas dan melihat notifikasi tersebut. Ternyata sebuah pesan dari Acha.
Acha : sekarang lo pura-pura marah sama Papa lo dan gk mau sekolah!
Dahi Bella berkerut, dia bingung dengan pesan yang Acha kirim.
Bella : biar kenapa Cha?
Acha : Papa sama Mama lo lagi dirumah gue. Mereka lagi nanya nanya tentang sekolah gue.
Bella masih menatap lekat ponselnya dengan perasaan bingung, pikirannya pun ikut berputar. Dirinya ingin melakukan itu tapi apa nanti ia tidak durhaka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Senior
Teen FictionBella Anandia, cewek yang mempunyai masa lalu yang buruk. Masa lalu membuat dirinya berubah menjadi pribadi terbalik dari sebelumnya. Dirinya sudah tidak percaya dengan adanya cinta tapi kita tidak tahu apa yang terjadi saat dirinya bertemu dengan B...