15

422 27 3
                                    

HappyReading!!

Votee yaaa :)

Sudah satu minggu Darren ditinggal pergi oleh Bella dan satu minggu juga pesan dari Darren tak kunjung dibalas. Pesannya dibaca tetapi tidak dibalas oleh Bella.

Ujian sekolah Darren semakin hari semakin banyak dan banyak kegiatan untuk menujunya dia lulus tetapi Darren tak peduli dengan itu. Ia lebih mementingkan satu kabar dari wanita yang ia cintai,saat ini!

Darren menjadi penikmat rokok. Ia suka menghabiskannya tanpa tanggung tanggung. Ia jadi suka ke club malam dan menyewa perempuan perempuan untuk kesenangannya. Dan mengikuti balap liar motor yang hadiahnya lumayan.

Teman teman Darren juga merasa dengan perubahan Darren. Mereka sudah mengingatkan Darren untuk tidak berlebihan tetapi tidak dengar.

Seperti saat ini, Darren sedang bertengkar dengan Cindy. Cindy tak suka dengan perubahan sikap Darren "Ren...gue gk suka lo ikut balap balapan! Lo tau gk sih akibatnya nanti apa?!"

Darren yang sedang mengisap rokoknya lalu membuang asap yang ia bentuk bulat "Gue tau." jawabnya dengan nada enteng seperti tidak ada beban.

Cindy memegang kepalanya yang terasa pusing untuk memperingati Darren. Darren benar benar keras kepala!

"Kalo lo tau, lo kenapa gk berhenti? Liat seluruh badan lo, luka semua dan belum pada kering tapi lo mau balapan lagi?!" bentaknya sambil berkacak pinggang bagaikan ibu ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Kalo yang obatin Bella, pasti luka gue semalaman kering." kekehnya sambil menginjak rokok. Darren terus menerus memutar memorinya saat ia diobati oleh Bella.

Cindy jengah dengan nama Bella, Bella, dan Bella. Dirinya muak dengan nama itu. Kenapa harus perempuan itu yang membuat Darren tergila gila. Bukankah dulu dirinya yang membuat Darren tergila gila?

Cindy berdecak "Ck. Kenapa sih harus Bella mulu? Disini ada gue yang selalu temenin lo! Bella gk pernah bantu lo pas lagi susah, kayak gini contohnya!"

Darren berdiri dan menatap tajam kearah Cindy. "Yang ada lo yang gk pernah ada buat gue!" marahnya dengan menunjuk Cindy kasar dan nada dinginnya.

Darren langsung meninggalkan Cindy yang masih mematung tak percaya dengan sikap kasar Darren.

Teman-teman Darren yang melihatnya cukup tak percaya dengan sikap kasarnya. Darren langsung pergi meninggalkan mereka semua. Saat diparkiran ia merogoh sakunya. Ia melihat ponselnya dan hasilnya tetap sama. Tidak ada kabar dari Bella.

Darren menelpon Bella, ia berdoa semoga diangkat oleh lawan jenisnya itu.

Tidak lama terdengar suara bising bising dari arah ponselnya. Darren melihat layar ponselnya ternyata sudah menunjukan waktu bertelponan. Darren tersenyum bahagia.

Bella's pov

Hari ini aku sedang merasakan takut dan sedih. Setelah seminggu yang lalu Mama sudah pulih sekarang Mama harus dirawat kembali karena penyakitnya. Aku tidak tau Mama memiliki penyakit apa.

Aku berlari disepanjang lorong rumah sakit untuk menemui Mama. Aku menangis disepanjang lorong layaknya aku sedang patah hati. Aku terus berdoa agar Mamaku tidak memiliki keadaan yang lebih serius.

Sedikit lagi aku akan sampai di kamar rawat Mama. Aku terhenti karena adanya panggilan di ponselku. Aku mengambil di saku dan saat aku ingin melihat layar tiba tiba ada suara yang membawa namaku.

Me and My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang