28

420 29 20
                                    

HappyReading!




Setelah kejadian di kantin kemarin, Akbar benar benar memegang omongannya. Ia menjadi dingin jika berhadapan dengan Darren. Bahkan ia meminta Leo untuk berpindah tempat duduk.

Farhan yang melihat perubahan Akbar langsung memegang kepalanya. Entah kenapa persahabatan yang sudah bertahun tahun ini hancur karena sebuah kesalah pahaman.

Sebenarnya Darren tadi ingin tidak masuk tapi karena ia harus memantapkan pelajarannya jadi ia terpaksa harus masuk. Sebentar lagi ujian kelas 12 akan dilaksanakan. Dan sementara Darren harus fokus dengan ujiannya ini.

Bel berbunyi dan banyak siswa siswi langsung masuk ke kelasnya masing masing. Tapi berbeda dengan Vio serta sahabatnya. Ia malah membelokan badannya ke kamar mandi untuk membicarakan rencana selanjutnya.

"Lo harus bikin karangan cerita lagi Vi, lo tau kan persahabatan mereka udah hampir hancur." ucap salah satu sahabatnya. Vio hanya menghadap kaca didepannya sambil memikirkan rencana selanjutnya.

"Gue dapet dm dari temen gue yang disekolah Jaya Indah. Katanya ketua geng disekolah sana suka sama lo." Vio yang mendengar langsung memutar balikan badannya menjadi menghadap Aulia, sahabatnya yang mempunyai koneksi kencang dengan cowok ganteng dari seluruh sekolah.

"Siapa? Gue gk tau." tanya Vio sambil melipatkan kedua tangannya di dada. Aulia langsung membisikkan ke telinga Vio. Vio melebarkan matanya dan mulutnya.

"Berarti dia anak orang kaya dong? Gila, boleh sih ini. Lo tau kan bokap gue lagi diambang bangkrut jadi gue butuh duit buat mempercantik diri."

"Kayaknya boleh deh gue pdkt sama ketua geng Jaya Indah."

"Darren gimana Vi? Lo udah jauh banget ngelakuin ini."

"Gue suka sama Darren serta duitnya jadi gapapa lah gue pdkt sama ketua geng itu. Dan juga ketua geng itu kaya, jadi gue bisa porotin dua duanya." ucapnya sambil tersenyum. Vio menyalakan keran dan menyipratkan airnya kedalam kaca "Gue bakal bisa jadi Vio yang kaya raya lagi." ucapnya dengan senyum menjijikan dan sahabat sahabatnya pun juga sama, mengeluarkan senyum jijik.

Hari ini, kelas 12 sudah bebas dengan urusan sekolahnya karena tinggal hitungan minggu mereka akan melaksanakan ujian. Darren yang tadinya sangat santai kini ia sedang memoto semua catatan teman temannya.

Mulai dari catatan si ambis sampai si pemalas seperti Leo. Darren tidak peduli dengan catatan si ambis atau pemalas yang penting dirinya memiliki catatan untuk dipelajari itu sudah cukup.

"Ren, abis ini mau masuk mana lo?"

"Masuk univ yang deket deket aja lah." ucapnya yang sedang memoto catatan teman temannya. Semua buku catatan teman temannya di kumpulin di mejanya.

"Masuk jurusan?" tanya Farhan lagi. Darren berhenti sebentar dan menoleh "Nggak tau."

"Kok lo nggak tau sih?"

"Gue mau masuk ke dunia arsitek sih tapi gue disuruh bokap nerusin perusahaannya."

"Adik lo gimana kabarnya? Udah mendingan?"

Darren melipat buku temannya lalu memanggilnya satu satu untuk mengambil buku mereka masing masing. Darren memasuki ponselnya di saku celananya dan merebahkan punggungnya "Makin parah, dia gk mau di operasi sebelum ketemu Bella lo tau kan gue udah benci banget sama tuh perempuan. Depannya aja manis tapi kelakuannya pait!"

Farhan memandang temannya dan menepuk pundak Darren "Tau dari siapa lo?"

Darren terkekeh dan menepuk kembali pundak Farhan "Gue udah liat langsung, lo inget yang di warkop yang pas ada Bella sama cowok mahasiswa disampingnya? Itu selingkuhannya bodoh."

Me and My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang